7 Perbedaan Morning Sickness dan Hiperemesis Gravidarum
Sama-sama memiliki ciri mual dan muntah, ternyata keduanya sangat berbeda, lho!
20 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Morning sickness adalah gejala mual dan muntah-untah di pagi hari yang normal terjadi di masa awal kehamilan.
Sementara, hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan kesehatan janin karena intensitas mual dan muntah yang akut.
Di awal kehamilan, membedakan gejala morning sickness biasa dan hiperemesis gravidarum memiliki kesulitannya tersendiri.
Sementara itu, penanganan yang tertunda akibat kurangnya pengetahuan sejak awal kehamilan mengenai perbedaan kedua kondisi ini bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu, Popmama.com merangkum 7perbedaan morning sickness dan hiperemesis gravidarum khusus untuk Mama. Langsung disimak, yuk, Ma!
1. Perbedaan pada perubahan berat badan
Pada morning sickness, meski Mama mengalami mual dan muntah di pagi hari, hal ini tak menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.
Sementara, pada penderita hiperemesis gravidarum, kondisi mual dan muntah yang intens menyebabkan penurunan berat badan mulai 2 kg hingga 9 kg.
2. Perbedaan tingkat keparahan mual dan muntah
Gejala mual dan muntah yang dirasakan saat morning sickness tak berlangsung secara rutin. Melainkan episodik, namun tidak parah.
Sementara hiperemesis gravidarum dapat dicirikan dengan mual dan muntah (atau rasa ingin muntah) yang terlalu sering. Bahkan bisa sampai mengeluarkan darah apabila tak segera mendapat penanganan medis.
Editors' Pick
3. Perbedaan penanganan
Pada kehamilan yang tak bermasalah, morning sickness dapat diatasi secara alami di rumah dengan penanganan tradisional yang cukup simpel, seperti minum air jahe.
Sementara itu, pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada tingkatan akut, hidrasi cairan melalui intravena (nadi) atau pengobatan medis akan sangat dibutuhkan.
4. Perbedaan jangka waktu berlangsungnya
Pada morning sickness biasa, Mama biasanya mengalaminya dengan intensitas yang cukup tinggi hanya di trimester pertama dan membaik setelahnya, atau jarang-jarang terjadi selama sisa masa hamil.
Sementara pada bumil penderita hiperemesis gravidarum, intensitas gejala akan berkurang di pertengahan kehamilan. Namun, intensitasnya kembali meningkat hingga masa hamil tua.
5. Perbedaan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari
Pada kehamialn yang normal dan sehat, morning sickness tak begitu mempengaruhi performa kerja atau kegiatan mama sehari-hari.
Sementara, jika mengalami hiperemesis gravidarum, ibu hamil umumnya merasa kesulitan beraktivitas normal, bahkan terkendala dalam mengurus diri sendiri selama beberapa minggu hingga bulan.
6. Perbedaan dampaknya terhadap pola makan
Pada kehamilan normal, meski mengalami mual dan muntah saat morning sickness, hal ini tak memengaruhi nafsu makan bumil secara keseluruhan.
Sementara penderita hiperemesis gravidarum mengalami kesulitan makan dan kurangnya selera akibat intensitas mual yang terlalu sering.
7. Perbedaan pengaruhnya terhadap kesehatan mental
Saat mengalami morning sickness, mungkin sebagian dari para Mama akan merasa frustrasi dan stres. Namun kembali membaik dan stabil secara mental selama sisa masa kehamilan.
Sementara itu, pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, kecemasan berlebih dapat timbul akibat gejala yang cukup akut. Terlebih karena aktivitas fisik yang menjadi terbatas saat mengalaminya.
Pada beberapa kasus, hal ini pun dapat menyebabkan seorang perempuan mengalami trauma.
Itu tadi 7 perbedaan morning sickness dan hiperemesis gravidarum. Apabila Mama pernah merasakan ciri yang sama dengan gejala hiperemesis gravidarum, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis, ya, Ma!
Baca juga:
Kapan Ibu Hamil Harus ke Dokter jika Alami Hiperemesis Gravidarum?
Bukan Morning Sickness, Kondisi Ini Mungkin Tanda Ibu Hamil Keracunan