Kenali Penyakit Anemia yang Dapat Menyerang Ibu Hamil
Ketahui cara perawatan dan mencegahnya untuk menghindari anemia selama kehamilan
12 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat sedang hamil, banyak perempuan mungkin akan mengalami anemia. Kondisi anemia, terjadi ketika Calon Mama tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke tubuh Mama dan bayi.
Selama kehamilan, tubuh harus menghasilkan lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat besi atau nutrisi lain, tubuh mungkin tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk memproduksi darah tambahan.
Normal kondisinya untuk perempuan mengalami anemia saat hamil, tetapi beberapa perempuan mungkin akan mengalami anemia yang lebih parah karena kurangnya zat besi atau vitamin, atau dari alasan lainnya.
Anemia dapat membuat ibu hamil lebih mudah lelah dan tubuh lebih lemah. Jika parah dan tidak diobati, akan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti kelahiran prematur.
Kali ini Popmama.com akan membahas mengenai penyebab, gejalam serta pengobatan anemia selama kehamilan.
1. Tipe-tipe anemia yang dapat menyerang selama kehamilan
Terdapat lebih dari 400 jenis anemia, tetapi ada beberapa jenis anemia yang lebih umum terjadi pada kehamilan. Jenis anemia yang paling umum dialami selama kehamilan adalah:
- Iron-deficiency anemia
Jenis anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki zat besi yang cukup untuk menghasilkan jumlah protein dalam sel darah merah atau hemoglobin. Hemoglobin yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Pada Iron-deficiency anemia, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia dalam kehamilan.
- Folate-deficiency anemia
Folat adalah vitamin yang ditemukan alami dalam makanan tertentu seperti sayuran berdaun hijau. Tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat. Selama kehamilan, Mama membutuhkan folat tambahan.
Tetapi banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan cukup folat dari makanan mereka. Ketika itu terjadi, tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah normal untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Suplemen folat buatan manusia disebut asam folat.
Kekurangan folat dapat berisiko pada jenis cacat lahir tertentu, seperti kelainan tabung saraf atau spina bifida dan berat lahir rendah.
- Kekurangan vitamin B12.
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika seorang perempuan hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanannya, tubuhnya tidak dapat memproduksi sel darah merah yang sehat.
Ibu hamil yang tidak makan daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki risiko lebih besar terkena defisiensi vitamin B12, yang dapat menyebabkan cacat lahir, seperti kelainan tabung saraf, dan dapat menyebabkan persalinan prematur.
Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan anemia.
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan anemia pada kehamilan
Semua perempuan yang sedang hamil berisiko mengalami anemia. Karena membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat daripada biasanya. Tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat membuat risiko menjadi lebih tinggi, seperti:
- Hamil dengan kelipatan atau kembar
- Memiliki dua kehamilan yang berdekatan
- Sering muntah karena mual di pagi hari
- Hamil pada masa remaja
- Tidak makan cukup makanan yang kaya akan zat besi
- Pernah menderita anemia sebelum hamil
Editors' Pick
3. Gejala-gejala anemia yang paling umum muncul selama kehamilan
Gejala anemia yang paling umum muncul selama kehamilan adalah:
- Kulit, bibir, dan kuku pucat
- Merasa lebih mudah lelah atau tubuh lebih lemah dari biasanya
- Pusing
- Sesak napas
- Detak jantung yang cepat
- Kesulitan berkonsentrasi
Pada tahap awal anemia, Mama mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Kebanyakan dari gejalanya, adalah gejala yang mungkin dimiliki saat hamil walaupun tidak menderita anemia. Jadi, pastikan untuk mendapatkan tes darah rutin untuk memeriksa anemia pada perjanjian pranatal.
4. Risiko yang terjadi apabila anemia yang tidak segera diobati selama kehamilan
Iron-deficiency anemia yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko:
- Bayi prematur atau berat badan lahir rendah
- Transfusi darah jika Mama kehilangan banyak darah selama persalinan
- Depresi pascapersalinan
- Bayi dengan anemia
- Seorang anak dengan keterlambatan perkembangan
Anemia akibat kekurangan folat yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko mengalami:
- Bayi prematur atau berat badan lahir rendah
- Bayi dengan cacat lahir serius pada tulang belakang atau otak seperti cacat tabung saraf
Anemia akibat kekurangan vitamin B12 yang tidak diobati juga dapat meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat tabung saraf.
5. Rangkaian diagnosis dokter untuk mengetahui anemia saat kehamilan
Selama perjanjian pranatal pertama, Mama akan disarankan untuk melakukan tes darah sehingga dokter dapat memeriksa apakah Mama terkena anemia. Tes darah biasanya meliputi:
- Tes hemoglobin
Ini mengukur jumlah hemoglobin atau protein yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
- Tes hematokrit
Ini mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah.
Jika Mama memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit yang lebih rendah dari normal, Mama mungkin mengalami Iron-deficiency anemia. Dokter mungkin akan memeriksa tes darah lainnya untuk menentukan apakah Mama memiliki kekurangan zat besi atau penyebab lainnya.
Bahkan walaupun tidak memiliki anemia pada awal kehamilan, dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan Mama melakukan tes darah selanjutnya, untuk memeriksa anemia pada trimester kedua atau ketiga.
6. Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi kondisi anemia selama kehamilan
Jika Mama mengalami anemia selama kehamilan, kemungkinan perlu mulai mengonsumsi suplemen zat besi dan atau suplemen asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal. Dokter mungkin juga menyarankan agar menambahkan lebih banyak makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat ke dalam diet.
Selain itu, biasanya akan diminta untuk kembali menjalani tes darah setelah periode waktu tertentu sehingga dokter dapat memeriksa apakah kadar hemoglobin dan hematokrit membaik.
Untuk mengobati kekurangan vitamin B12, dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin B12. Dokter juga dapat merekomendasikan agar Mama lebih banyak mengonsumsi makanan hewani ke dalam rutinitas makanan seperti daging, telur, dan produk susu
Dokter kandungan mungkin dapat merujuk ke ahli hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam masalah anemia atau spesialis darah. Dokter spesialis dapat ditemui selama kehamilan dan membantu dokter kandungan memberikan perawatan untuk Mama dalam mengelola anemia.
7. Makanan yang dapat mencegah terjadinya anemia selama kehamilan
Untuk mencegah anemia selama kehamilan, pastikan Mama mendapatkan cukup zat besi. Makanlah makanan yang seimbang dan tambahkan lebih banyak makanan yang mengandung banyak zat besi dalam diet.
Usahakan untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi setidaknya tiga porsi sehari, seperti:
- Daging merah tanpa lemak, unggas, dan ikan
- Sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, brokoli, dan kangkung
- Sereal dan biji-bijian yang diperkaya zat besi
- Kacang, lentil, dan tahu
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
- Telur
Makanan yang tinggi vitamin C dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi, seperti:
- Buah jeruk dan jus
- Stroberi
- Buah kiwi
- Tomat
- Paprika
Cobalah mengonsumsi makan diatas bersamaan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi. Contohnya, Mama bisa minum segelas jus jeruk dan makan sereal yang diperkaya zat besi untuk sarapan.
Selain itu, pilih makanan yang mengandung folat tinggi untuk membantu mencegah kekurangan zat folat, seperti:
- Sayuran yang memiliki daun hijau
- Buah atau jus jeruk
- Kacang kering
- Roti dan sereal yang diperkaya dengan asam folat
Ikuti instruksi dokter untuk mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung zat besi dan asam folat dalam jumlah cukup.
Jika Mama merupakan vegetarian atau vegan, Mama harus berkonsultasi dengan dokter tentang apakah harus mengingkatkan konsumsi suplemen vitamin B12 ketika sedang hamil dan menyusui.
Kini Mama telah mengetahui kondisi anemia yang dapat menyerang selama kehamilan, ikuti pencegahannya dan jika muncul gejala diatas, segera hubungi dokter untuk diberikan perawatan selanjutnya ya, Ma!
Baca juga:
- Jangan Kaget! Ini Penyebab Perut Keras Selama Kehamilan
- Bicara Soal Kehamilan, 7 Hal Ini Sering Dilakukan Ibu Hamil Masa Kini
- 7 Cara Menangani Masalah Morning Sickness Saat Hamil Muda