7 Alasan Dibalik Fenomena Papa Ngidam Saat Mama Hamil Muda
Wah, kalau Papa ngidam, Mama harus gimana?
4 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki masa awal kehamilan, Mama tentu akan menghadapi banyak pengalaman biologis baru terkait perubahan fisik.
Bukan hanya perut saja yang membesar dan hal-hal semacam lainnya, Mama juga akan merasakan keinginan berlebihan untuk makan sesuatu.
Menariknya, fenomena yang disebut dengan istilah mengidam tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh Mama seorang.
Sebaliknya, Papa juga akan mengalami fenomena tersebut yang disebabkan karena alasan-alasan yang memungkinkan di bawah ini.
1. Sindrom cauvade
Hal pertama yang harus Mama ketahui secara pasti adalah fakta bahwa Papa ikut mengidam di masa awal kehamilan Mama merupakan hal yang normal dan benar secara medis.
Hal ini disebut sebagai sindrom cauvade yang telah diteliti oleh para ilmuwah terkait.
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa para Papa yang memiliki istri yang hamil pada tahap first trimester memang memiliki kecenderungan secara naluriah untuk mengalami gangguan pencernaan secara khusus pada pagi hari serta ingin menyantap makanan tertentu.
2. Tegang menyambut kehamilan
Selain faktor yang dianggap terjadi secara alami, fenomena Papa ikut mengidam tentu saja turut dipengaruhi oleh beberapa faktor internal.
Salah satunya, kejadian ini dipercaya karena Papa merasa tegang menghadapi Mama yang tengah mengandung anak tercintanya.
Dari rasa tegang tersebut, Papa mencari hal-hal yang dapat membuatnya tenang, seperti memakan makanan kesukaannya atau makanan tertentu lainnya yang dianggapnya jitu dalam upaya tersebut.
Menariknya, Papa kerap menyantap makanan tersebut secara berlebihan dengan pola makan yang tidak baik.
Alhasil, Papa pun berpotensi mengalami gangguan pencernaan sehingga Papa turut mengalami morning sickness seperti Mama.
Editors' Pick
3. Pergolakan emosi
Mengetahui Mama tengah mengandung anak tercintanya, Papa tentu saja akan merasa sangat bahagia dan senang sebagaimana hal tersebut merupakan impian yang didambakannya ketika memutuskan untuk membina keluarga dengan Mama.
Akan tetapi, perasaan bahagia tersebut dapat disertai dengan berbagai emosi yang bergejolak di dalam dirinya, seperti perasaan tegang, takut, antusias dan emosi lainnya yang berkumpul menjadi satu dan berputar di pusat hatinya.
Kondisi inilah yang kemudian membawa Papa pada sebuah keputusan untuk mencurahkan gejolak emosinya tersebut pada hal-hal seperti makan makanan kesukaannya sebagai alih-alih “tempat pelariannya”.
4. Gangguan psikologi
Dalam tingkat yang ekstrim, ketika Papa merasakan berbagai gejolak emosi dan perasaan atas kenyataan bahwa Mama sedang menjalani masa kehamilan, Papa sayangnya dapat mengalami gangguan psikologi.
Tentu, kondisi yang tidak diharapkan tersebut hanya terjadi apabila Papa tidak dapat mengatasi gejolak emosinya tersebut.
Alhasil, Papa meluapkannya pada berbagai jenis makanan di mana makanan yang disantapnya biasanya berlebihan dan bervariasi.
Hal ini dapat disertai dengan sikap yang mungkin meresahkan sehingga Mama dianjurkan untuk mendapatkan pertolongan khusus untuk mengatasi kondisi Papa.
5. Wujud empati terhadap Mama
Dalam situasi yang normal, kecenderungan Papa yang suka mengidam saat Mama tengah menjalani proses kehamilan di tahap awal dapat disebabkan karena perasaan simpati dan empati yang diarahkan kepada Mama.
Melihat Mama mengalami hal-hal yang tidak nyaman, seperti mual, muntah-muntah, dan merasakan keinginan tidak rasional untuk melahap jenis makanan tertentu, pada akhirnya membuat Papa merasa kasihan kepada Mama.
Perasaan tersebutlah yang kemudian mendorong Papa untuk turut merasakan hal yang sama supaya Mama tidak mengalami hal tersebut seorang diri.
6. Upaya mendekatkan diri pada anak
Saat Mama menjalani proses kehamilan yang didambakannya, hati dan pikiran Papa tentu saja tidak semata-mata tertuju pada Mama seorang saja seperti sebelumnya.
Sekarang, hati Papa terbagi dua untuk si Kecil kesayangan di dalam kandungan Mama.
Hal inilah yang kemudian mendorong Papa untuk turut merasakan hal yang sama seperti yang Mama rasakan, yaitu memiliki hubungan fisik dengan anak mama di dalam kandungan.
Lucunya, Papa beranggapan bahwa hubungan tersebut diwujudkan melalui mengidam.
Jadi, alih-alih untuk merasakan bagaimana Mama berkontak dengan si Kecil, Papa pun memutuskan untuk mengidam dan melalui hal-hal lainnya yang dirasakan tubuh Mama.
7. Koneksi yang kuat dengan Mama
Ada berbagai anggapan bahwa fenomena Papa ikut mengidam saat Mama menjalani proses kehamilan di tingkat first trimester dapat disebabkan karena adanya koneksi yang kuat dengan Mama, seperti apa yang Mama rasakan, Papa pun juga merasakan.
Akan tetapi, kita dapat menyebut pemahaman orang banyak tersebut sebagai mitos karena belum adanya studi ilmiah yang membuktikan.
Namun, bukankah alasan-alasan di atas setidaknya menunjukkan bahwa Papa memiliki koneksi dengan Mama.
Dari empati hingga perasaan dan emosi yang dialaminya karena melihat kondisi Mama yang hamil tentu sudah membuktikan bahwa Papa tengah membangun koneksi dengan Mama, bukan?
Baca juga: Bolehkah Bumil Ngidam Makanan Cepat Saji?