Begini Cara Menghitung Telat Haid dan Dikatakan Hamil
Siklus haid yang terlambat bisa menjadi salah satu pertanda kehamilan
15 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan menjadi momen berharga yang sangat didambakan oleh pasangan suami istri, terutama untuk mereka yang sudah lama menikah. Berbagai upaya dilakukan agar bisa menimang momongan yang mungkin sudah lama dinanti.
Telat haid adalah salah satu indikasi atau tanda awal kehamilan yang paling umum terjadi. Saat terjadi perubahan pada siklus menstruasi, para calon mama biasanya mulai bertanya-tanya tentang kondisinya yang mungkin bisa berkaitan dengan kehamilan.
Siklus haid pada setiap perempuan memiliki rentang waktu yang berbeda, tetapi umumnya berlangsung selama 21-35 hari terhitung sejak hari pertama mulainya menstruasi di bulan tersebut hingga hari pertama di bulan berikutnya.
Nah, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil dengan langkah-langkah berikut. Yuk, disimak!
Editors' Pick
Cara Menghitung Telat Haid dan Dikatakan Hamil
- Ketahui siklus menstruasi. Siklus menstruasi rata-rata berlangsung selama 28 hari dan yang terlama adalah 35 hari. Jangka waktu ini berbeda pada setiap perempuan, jadi perhatikan siklus menstruasi mama dengan baik.
- Catat tanggal menstruasi selanjutnya. Mama dapat memperkirakan tanggal menstruasi berikutnya melalui panjang siklus menstruasi yang biasa dialami. Contohnya, jika siklus Mama adalah 25 hari dan haid terakhir dimulai pada tanggal 1, maka menstruasi selanjutnya dimulai pada tanggal 26.
- Hitung jeda keterlambatan. Jika menstruasi pada tanggal yang diperkirakan belum terjadi, hitunglah jeda keterlambatan sejak tanggal tersebut. Misalnya, Mama seharusnya mulai menstruasi pada tanggal 26 tetapi hingga tanggal 30 hari belum terjadi, maka keterlambatannya adalah 4 hari.
- Kaitannya dengan kehamilan. Menstruasi yang terlambat bisa menjadi salah satu tanda kehamilan. Jika Mama mengalami keterlambatan selama lebih dari 7-10 hari dan aktif secara seksual, sebaiknya segera melakukan tes kehamilan melalui test pack atau dokter kandungan agar lebih yakin.
- Gunakan bantuan aplikasi. Saat ini sudah tersedia aplikasi atau situs-situs yang membantu Mama menghitung siklus menstruasinya dengan akurat dan cukup teratur. Aplikasi dan situs tersebut dapat mempermudah perhitungan siklusnya.
Tanda-Tanda Awal Kehamilan
Selain menstruasi yang terlambat, terdapat tanda-tanda kehamilan pada trimester pertama secara fisik maupun mental yang sering dialami, seperti:
- Payudara yang membengkak dan nyeri. Perubahan hormon esterogen dan progesteron pada awal kehamilan menimbulkan rasa nyeri pada payudara jika ditekan atau tersentuh. Selain itu, lingkaran berwarna cokelat di sekitar puting atau areola juga akan makin gelap dan melebar.
- Bercak darah dari vagina. Bercak darah atau pendarahan ringan terjadi akibat rusaknya pembuluh darah dari dinding rahim yang menjadi tempat berkembangnya janin. Bercak darah yang keluar biasanya berwarna merah muda atau coklat dan volumenya sedikit.
- Morning sickness. Rasa mual yang muncul selama kehamilan dikenal sebagai morning sickness dan biasanya terjadi pada minggu ke-4 hingga ke-9 kehamilan. Kondisi ini disebabkan peningkatan kadar hormon dan dapat menyerang kapan saja sehingga membuat ibu hamil kesulitan untuk beraktivitas.
- Kelelahan. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan rasa mudah lelah dan kantuk pada ibu hamil. Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan agar ibu hamil tetap dalam kondisi yang sehat selama kehamilan.
- Konstipasi. Kadar hormon progesteron yang tinggi juga mampu berdampak pada sistem pencernaan. Makanan dicerna lebih lambat karena pergerakan usus yang lebih sedikit dan menimbulkan rasa nyeri.
- Sering buang air kecil. Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh mengalami peningkatan dan ginjal harus bekerja lebih keras untuk menyaring darah dan mengubahnya menjadi cairan urin.
Selain itu, perubahaan emosi yang tidak teratur selama kehamilan sering melanda ibu hamil sebagai akibat dari ketidaknyamanan dan perubahan fisik yang sigifikan.
Untuk menjaga kesehatan mental, ibu hamil disarankan untuk beristirahat dengan cukup, mengatur pola makan dan asupan bergizi, berolahraga ringan, serta menghabiskan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.