6 Cara Mencegah Stunting pada Anak Sejak Awal Kehamilan
Untuk mengurangi stunting pada anak, penting melakukan pencegahan stunting di awal kehamilan
10 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kurang gizi kronis karena kurangnya gizi yang berkepanjangan.
Kondisi ini menyebabkan anak mengalami keterlambatan tumbuh dimana tinggi badan lebih pendek dari anak lain seusianya.
Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi pada janin saat masih dalam kandungan.
Faktanya, stunting telah menjadi masalah serius di bidang kesehatan dunia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus stunting di Indonesia terbilang meningkat.
Menurut data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, saat ini prevalensi stunting masih di angka 27,7 persen.
Menurut Data World Bank untuk tahun 2020, Indonesia menempati peringkat ke-115 dari 151 negara dalam hal prevalensi stunting.
Tak hanya fisik yang pendek, dampak stunting meliputi gangguan perkembangan otak, dapat mengganggu kemampuan belajar anak, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme yang bisa menyebabkan berbagai penyakit ketika dewasa.
Namun, tak perlu khawatir, Ma, stunting dapat dicegah sejak awal kehamilan.
Berikut Popmama.com rangkumkan 6 cara mencegah stunting pada anak sejak hamil.
1. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
Pemeriksaan kandungan secara rutin sangat penting dalam mencegah stunting pada anak.
Pemeriksaan yang rutin Mama lakukan bertujuan untuk memantau perkembangan tumbuh kembang janin.
Hal tersebut juga bisa mendeteksi apabila ada kejanggalan pada kesehatan janin dan ibunya.
Dengan demikian, dokter akan melakukan penanganan lebih awal dan mencegah agar janin tidak mengalami risiko stunting serta menjaga kesehatan sang ibu.
Di masa pandemi Covid-19 ini, mungkin beberapa posyandu cukup terbatas dalam melakukan pelayanan, namun Mama tetap harus sering melakukan pemeriksaan rutin.
Mama bisa melakukan pemeriksaan ke dokter di rumah sakit ibu dan anak terdekat.
2. Penuhi asupan nutrisi
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang sangat perlu dilakukan agar proses tumbuh kembang janin berjalan optimal.
Selain itu, asupan gizi yang seimbang bisa menurunkan risiko stunting pada ibu hamil.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dimulai dari 1000 HPK (Hari Pertama Lahir) atau pada saat hamil.
Selama Mama hamil, pastikan untuk mengonsumsi nutrisi utama seperti karbohidrat, lemak dan protein.
Terlebih asupan sumber protein yang diperoleh dari nabati (kacang-kacangan, umbi-umbian, biji-bijian, dan sayuran) dan hewani (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan susu) bisa membantu pertumbuhan tinggi badan si calon buah hati.
Selain itu, Mama juga harus mengonsumsi asupan yang kaya akan vitamin dan mineral, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D dengan seimbang.
Editors' Pick
3. Mencukupi konsumsi zat besi
Kekurangan zat besi identik dengan munculnya penyakit anemia. Namun, kekurangan zat besi di masa kehamilan juga bisa menyebabkan risiko tinggi stunting pada anak secara tidak langsung.
Sebab, zat besi memang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin. Sel darah merah segar mengandung hemoglobin yang cukup dalam melancarkan aliran darah dan membawa oksigen serta nutrisi untuk pertumbuhan janin.
Jika asupan zat besi kurang, maka akan ada hambatan dalam menghantarkan nutrisi ke janin.
Akibatnya kalau janin tidak mendapat cukup nutrisi selama di dalam perut, hal tersebut dapat menimbulkan risiko stunting yang tinggi.
Perbanyak konsumsi vitamin yang mengandung zat besi atau perbanyak makan sayur bayam, ya, Ma!
4. Terapkan pola hidup bersih dan sehat
Salah satu pencegahan stunting pada anak adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal ini dilakukan guna mencegah infeksi pada kehamilan.
Hal penting yang harus diketahui Mama bahwa infeksi dari bakteri, virus, atau parasit tertentu yang dialami ibu hamil dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti pertumbuhan janin yang tertunda atau cacat lahir.
Oleh karena itu, ingatlah untuk selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, membiasakan menggunakan sabun cuci tangan sekali pakai, selalu membersihkan lingkungan dan menjaga sanitasi.
5. Hindari paparan asap rokok
Menurut Jurnal Ilmu Kesehatan (Poltekita) paparan asap rokok dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Sebagai perokok pasif, ibu hamil berisiko mengalami abortus, pelepasan plasenta, plasenta previa, insufisiensi plasenta, kelahiran prematur, dan cacat janin.
Oleh karena itu, menghindari paparan asap rokok termasuk perilaku pencegahan stunting.
Di masa pandemi-19 saat ini, memakai masker tak hanya untuk menghindari virus corona namun juga bisa sekaligus menghindari paparan asap rokok. Untuk itu, pakailah masker selalu jika berada di luar rumah, ya, Ma!
6. Olahraga teratur agar imun tetap terjaga
Olahraga rutin dapat menjaga kesehatan sekaligus meningkatkan imun agar Mama tidak mudah terserang flu atau penyakit lainnya.
Selama hamil, pastikan untuk tidak melewati waktu olahraga rutin, ya, Ma. Sebab stamina dan badan bugar yang didapatkan bisa membantu pertumbuhan janin dan mengurangi risiko stunting pada anak.
Mama bisa melakukan olahraga ringan khusus ibu hamil seperti jalan-jalan santai atau yoga.
Mencegah stunting merupakan tugas penting bagi orang tua. Untuk itu, asupan gizi yang dikonsumsi oleh Mama perlu dipantau demi mencegah gangguan tumbuh kembang pada si calon buah hati.
Itulah 6 cara mencegah stunting pada anak sejak hamil yang penting dilakukan demi bisa melahirkan anak yang sehat dan cerdas. Semoga bermanfaat!
Baca juga :