Sering Ditanyakan, Bolehkah Melompat saat Hamil?
Berolahraga saat hamil boleh saja selama tidak berlebihan. Namun, amankah melompat saat hamil?
16 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada masa kehamilan, mama masih boleh berolahraga. Namun, apakah melompat ketika berolahraga aman bagi ibu hamil?
Olahraga saat hamil sebetulnya sangat bermanfaat karena bisa menunjang kesehatan dan membuat tubuh Mama menjadi nyaman. Namun, Anda tidak boleh berolahraga berat karena beresiko membahayakan kesehatan janin.
Ada beragam olahraga yang bisa Mama lakukan, seperti yoga, senam kehamilan, dan olahraga ringan lainnya.
Akan tetapi, ada satu pertanyaan yang sering dikhawatirkan oleh ibu hamil, misalnya, bolehkah ibu hamil melakukan gerakan melompat saat berolahraga?
Pada dasarnya, melompat saat hamil aman dilakukan bila kehamilan mama bukanlah kehamilan yang beresiko. Untuk itu Mama perlu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui aman tidaknya melakukan olahraga ini.
Sebelum melompat saat berolahraga, yuk, simak aturannya di bawah ini seperti yang telah dirangkum Popmama.com.
Editors' Pick
Aturan Melompat saat Hamil
Dikutip dari Tommy's, pada trimester awal kehamilan, mama masih bisa melakukan olahraga seperti yang biasa dilakukan sebelum kehamilan, seperti melompat. Itu karena pada awal kehamilan, kantung ketuban mampu melindungi janin dari benturan, getaran dan lompatan ringan.
Meski begitu, mama tidak boleh berolahraga terlalu lama. Setidaknya cukup luangkan waktu sekitar 20-30 menit sehari untuk melakukan olahraga ringan.
Namun, durasi itu pun tetap perlu sesuaikan dengan kondisi mama, karena biasanya pada trimester awal kehamilan, sebagian ibu mengalami morning sickness dan kelelahan. Jika itu terjadi, sebaiknya istirahatkan tubuh sejenak sampai kondisi tubuh bugar dan siap untuk berolahraga kembali.
Kemudian, ketika menginjak trimester kedua kehamilan, ada baiknya mama mengganti olahraga high impact, seperti lompat dan lari, dengan olahraga ringan, misalnya berenang.
Itu karena saat memasuki trimester dua, ukuran tubuh mama semakin membesar. Kuatnya tekanan saat melompat ataupun berolahraga berat bisa berisiko bagi kondisi janin.
Risiko Melompat saat Hamil
Meski melompat masih bisa dilakukan ketika hamil, gerakan ini tetap memiliki risiko. Pasalnya, melompat bisa memberikan tekanan berlebih pada tubuh melalui hentakan-hentakan.
Apa saja dampak melompat saat hamil? Ini beberapa resiko lompat pada saat hamil yang terjadi:
• Pendarahan pada vagina
• Kelahiran prematur
• Memicu kontraksi
• Cedera pada ligamen dan sendi
• Tekanan berlebih pada rahim dan serviks.
Bahkan, pada beberapa kasus tertentu, tekanan dan cedera saat melompat bisa memicu komplikasi kehamilan yang lebih parah. Maka itu, bila mama ingin berolahraga dengan gerakan melompat, pastikan keamanannya mulai dari kondisi mama sampai janin.