Sakit saat sedang hamil pasti membuat Mama cemas akan kesehatan kandungan. Apalagi jika sakit yang Mama alami berhubungan dengan penyakit infeksi. Beberapa infeksi yang terjadi selama kehamilan memang tidak berbahaya bagi janin, tapi ada juga yang bisa membahayakan calon bayi yang Mama kandung.
Infeksi selama kehamilan bisa menular ke janin melalui plasenta saat dan ini bisa jadi masalah kesehatan serius bagi janin. Beberapa infeksi juga akan membuat ibu hamil menjadi lebih lemah dan bisa menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.
Berikut ini Popmama.comsudah merangkum beberapa infeksi yang bisa berpengaruh buruk pada janin, yang dilansir dari Babycenter.com.
1. Bacterial Vaginosis (BV)
freepik.com/racool_studio
Infeksi ini menyerang vagina dan dipengaruhi oleh hormon kehamilan yang naik-turun. Penyebab utamanya adalah pertumbuhan bakteri jahat yang tidak terkendali pada vagina. Yang termasuk dalam gejala infeksi ini antara lain keputihan berwarna keabuan dan bau amis, nyeri saat buang air kecil, dan vagina gatal.
Meskipun BV tergolong infeksi yang ringan dan cukup mudah diatasi, tapi kondisinya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Efek infeksi ini pada kehamilan adalah bayi bisa lahir prematur atau berat lahir rendah.
Untuk mencegah infeksi ini Mama sebaiknya menjaga kebersihan organ intim kewanitaan, hindari produk pembersih kewanitaan, dan gunakan celana dalam bahan katun agar sirkulasi udara baik.
Editors' Pick
2. Chlamydia
freepik.com/feelgood18
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang menular melalui hubungan seksual dan juga bisa menular dari ibu hamil ke bayinya. Gejala Chlamydia biasanya baru muncul setelah 1-3 minggu ibu hamil terinfeksi, yang meliputi panas dan tidak nyaman saat buang air kecil, sakit di bagian perut bawah, keputihan, hingga radang rahim.
Wanita hamil dengan Chlamydia berisiko melahirkan prematur, dan bila tidak diobati akan lebih rentan terhadap HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Infeksi ini juga bisa menginfeksi rahim setelah melahirkan.
Tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual bisa membantu mencegah penyakit infeksi ini.
3. Group B Streptococcus
freepik.com/vgstockstudio
Group B streptococcus (GBS) adalah bakteri yang umum berada di saluran usus. Bakteri ini juga bisa mendiami area vagina dan bisa menular ke janin saat persalinan.
Bayi yang terinfeksi bakteri ini bisa menderita sepsis, pneumonia, dan meningitis. Bayi yang menderita meningitis dalam jangka panjang akan memiliki masalah kesehatan, seperti gangguan pendengaran atau kehilangan penglihatan, cerebral palsy, bahkan kematian, tapi jarang terjadi.
Infeksi ini bisa menular lewat hubungan seksual, tapi tidak dianggap sebagai infeksi menular seksual. Bakteri GBS yang ada pada saluran pencernaan bisa saja bergerak ke area genital sehingga menginfeksi vagina. Wanita hamil yang positif GBS akan diberi antibiotik selama masa persalinan untuk melindungi bayinya.
4. Rubella
freepik.com/Dragana_Gordic
Infeksi ini disebabkan oleh virus dan mempunyai gejala yang cenderung tidak terlalu spesifik. Gejala rubella antara lain rasa mual yang berlebihan, sakit kepala dan hidung tersumbat seperti saat flu, iritasi pada mata, dan muncul bintik-bintik merah.
Infeksi rubella yang terjadi pada awal kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir cacat, memiliki masalah perkembangan, dan bayi lahir dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS) atau masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus rubella.
Rubella bisa dicegah dengan pemberian vaksin, tapi sayangnya ibu hamil tidak bisa mendapatkan vaksin rubella. Vaksin harus diberikan sebelum hamil atau sesudah melahirkan. Jika Mama tidak melakukan skrining rubella sebelum hamil, Mama akan menjalani tes darah pada kunjungan pranatal pertama untuk deteksi rubella.
5. Infeksi jamur vagina
freepik.com/user18526052
Selain infeksi karena bakteri dan virus, wanita hamil juga rentan mengalami infeksi karena jamur pada area vagina. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh jamur Candida albicans yang tumbuh tidak terkendali di area vagina. Pertumbuhan jamur ini didukung oleh peningkatan kadar hormon estrogen selama hamil.
Gejala infeksi jamur vagina ini antara lain adalah vagina gatal dan terasa panas, sakit saat buang air kecil, dan keputihan berbau.
Untuk mencegah infeksi jamur vagina, baiknya Mama mengenakan pakaian longgar dari bahan katun, jangan gunakan pembersih kewanitaan, dan batasi konsumsi gula untuk menekan pertumbuhan jamur.
Itulah lima penyakit infeksi pada ibu hamil yang bisa membahayakan janin. Gaya hidup bersih dan sehat sebenarnya bisa mencegah beragam infeksi yang sering muncul selama hamil. Sebaiknya Mama tetap jaga kebersihan selama hamil agar Mama dan si Kecil bebas dari virus, bakteri, dan jamur penyebab penyakit.