Pemeriksaan rutin selama kehamilan penting dilakukan untuk memantau kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil dalam kandungan. Selain itu, pemeriksaan kehamilan juga penting dilakukan untuk mendeteksi risiko kesehatan yang mungkin terjadi. Untuk mengetahui risikonya, Mama bisa melakukan tes skrining prenatal setelah berdiskusi dengan dokter mama.
Apa saja yang harus Mama ketahui tentang tes skrining prenatal? Yuk simak informasinya yang berhasil dirangkum oleh Popmama.comberikut in.
1. Apa itu tes skrining prenatal?
Freepik/biancoblue
Tes skrining prenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan yang berisiko bagi kehamilan, baik itu bagi Mama maupun bagi janin.
Tes ini bisa memberikan perkiraan atas kemungkinan adanya kondisi tertentu pada janin. Dari sini, dokter bisa memberikan tindakan pencegahan untuk mengatasi masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada janin. Dikutip dari Pregnancybirthbaby.org.au, kondisi kesehatan yang biasanya dideteksi melalui tes skrining prenatal adalah:
Kondisi kromosom (Down syndrome, dan sindrom Patau).
Cacat tabung saraf (spina bifida atau anencephaly).
Cacat lahir (jantung bawaan atau kondisi ginjal).
Editors' Pick
2. Kapan tes skrining prenatal dilakukan?
Freepik/biancoblue
Dokter biasanya menyarankan Mama untuk melakukan tes skrining prenatal pada pemeriksaan awal kehamilan. Sebagian besar tes ini dilakukan selama trimester pertama dan kedua.
Skrining trimester pertama dilakukan pada 9 – 13 minggu kehamilan.
Skrining trimester kedua dilakukan pada 14 – 18 minggu kehamilan.
Biasanya kebanyakan perempuan memilih untuk melakukan tes skrining prenatal pada trimester pertama, supaya punya lebih banyak waktu untuk mencegah kemungkinan risiko kesehatan yang timbul. Namun, Mama bisa berdiskusi dengan dokter untuk memutuskan kapan Mama sebaiknya menjalani tes skrining prenatal.
3. Tes skrining prenatal trimester pertama
Freepik/elnurfreepik
Dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk menentukan ukuran dan posisi bayi, serta untuk menemukan potensi kelainan dalam struktur tulang dan organ janin. USG khusus juga dilakukan untuk memeriksa jumlah cairan di belakang leher janin. Jika ada lebih banyak cairan dari biasanya, ini berarti ada risiko lebih tinggi untuk Down syndrome. Dokter juga akan menjalankan tes lain untuk memeriksa potensi adanya Down syndrome pada janin.
Tes darah juga akan dilakukan untuk mengukur kadar zat-zat tertentu dalam darah yang bisa menyebabkan risiko kelainan kromosom. Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa apakah ibu hamil sudah memiliki kekebalan terhadap rubella. Selain itu juga untuk skrining sifilis, hepatitis B, HIV, serta kemungkinan adanya anemia.
4. Tes skrining prenatal trimester kedua
Freepik/biancoblue
Selama trimester kedua, USG lebih rinci dilakukan untuk mengevaluasi bayi dengan hati-hati, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ini dilakukan untuk memeriksa masalah yang mungkin muncul pada setiap fase tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Tes darah selama trimester kedua dilakukan dokter untuk mengetahui jika janin berpotensi tinggi menderita Down syndrome, cacat tabung saraf, dan kelainan dinding perut. Tes ini biasanya disarankan jika ibu hamil terlambat memulai perawatan prenatal, sehingga tes yang dijalankan akan lebih terintegrasi.
Selain itu, tes gula darah juga akan dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan risiko diabetes gestational yang mungkin muncul selama kehamilan. Dari sini, dokter kemudian bisa memutuskan apakah ibu hamil harus melahirkan secara caesar atau normal, serta memeriksa pengaruh lain terhadap kesehatan kehamilan.
5. Tes skrining prenatal trimester ketiga
Freepik/sri_sakorn42
Dikutip dari Healthline.com, tes skrining prenatal pada trimester ketiga diperlukan untuk mendeteksi infeksi serius pada ibu hamil dan bayi saat menjelang persalinan. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh jenis bakteri streptococcus grup B (GBS). Pada perempuan sehat, jenis bakteri ini sering ditemui pada area mulut, tenggorokan, saluran usus bagian bawah, dan vagina.
GBS di vagina umumnya tidak berbahaya baik bagi wanita hamil ataupun yang tidak hamil. Namun, bakteri ini sangat berbahaya bagi bayi yang dilahirkan melalui vagina. GBS dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi yang terpapar saat lahir.
Bagi ibu hamil, tes skrining prenatal menjadi sumber informasi penting untuk mendeteksi risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada janin. Mama bisa berdiskusi dengan dokter jika Mama tidak yakin untuk tes skrining atau jika Mama merasa cemas dengan kondisi kesehatan kehamilan mama. Semoga kehamilan mama sehat selalu ya!