Garam Himalaya untuk Ibu Hamil, Benarkah Lebih Sehat?
Banyak yang menganggap garam himalaya lebih baik daripada garam biasa
1 Januari 2022

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang paling familiar. Rasanya hampir semua makanan yang kita konsumsi sehari-hari menggunakan garam. Hambar rasanya bila makan tanpa garam.
Beberapa tahun terakhir muncul tren garam himalaya yang dianggap lebih sehat. Sehingga banyak yang menggunakan garam hilamaya untuk mendukung pola makan sehat yang dijalani, termasuk para ibu hamil.
Lalu benarkah garam himalaya lebih baik untuk ibu hamil dibandingkan garam dapur biasa?
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai garam himalaya untuk ibu hamil:
Apa Itu Garam Himalaya?
Garam himalaya merupakan garam yang ditambang di dekat Himalaya, Pakistan.
Nutrition Research Australia yang dikutip dari Science Times menguji 31 aneka garam himalaya yang ditemukan di Australia. Ternyata, tidak semuanya berasal dari Himalaya.
Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa kandungan garam himalaya tidak konsisten dan tidak dapat diprediksi. Beberapa garam tidak mengandung zat besi atau hanya mengandung 15mg per 100 gram garam. Kadar kalsium berkisar antara 50mg hingga 500mg per 100 gram.
Kadar nutrisi tersebut berkorelasi dengan kadar logam berat seperti aluminium dan timbal. Beberapa garam himalaya yang diteliti memiliki hingga 19mg / 100g aluminium dan 0,29mg / 100g timbal. Kedua kandungan logam tersebut bisa membahayakan kesehatan, apalagi bila dikonsumsi secara rutin.
Benarkah Garam Himalaya Lebih Sehat daripada Garam Biasa?
Dilansir dari WebMD, penelitian belum menunjukkan bahwa garam Himalaya memiliki manfaat kesehatan yang unik dibandingkan dengan garam lainnya. Mineral yang memberinya warna merah jambu, yang sering disebut menyehatkan, terlalu rendah konsentrasinya untuk bermanfaat secara nutrisi. Selain itu, garam himalaya juga tidak mengandung yodium yang dibutuhkan tubuh.
Padahal WHO merekomendasikan ibu hamil untuk mendapatkan 250 mcg yodium per hari. Kekurangan yodium dapat menyebabkan membesarnya kelenjar tiroid atau gondokan. Sementara pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi lahir mati, meningkatkan risiko kematian janin, keterbelakangan mental, tuli, mata juling, cebol, dan kelainan fungsi psikomotor.
Itulah mengapa WHO menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi garam yang sudah difortifikasi yodium. Selain dari garam, Mama bisa mendapatkan yodium dari beberapa sumber makanan seperti ikan, kerang, telur, dan biji-bijian.