Apa Pengaruh Lupus pada Kehamilan dan Janin?
Selama dapat ditangani, Mama dapat memiliki kehamilan yang sehat dengan kondisi lupus
10 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika mempunyai penyakit lupus dan sedang hamil, Mama mungkin akan bertanya-tanya soal pengaruhnya pada kehamilan dan janin.
Lupus memang dapat berdampak pada kehamilan, karena perempuan lebih mungkin mengalami gangguan autoimun dibandingkan laki-laki.
Tapi, kabar baiknya adalah langkah ekstra untuk mengendalikan penyakit ini dapat memberikan peluang kehamilan sehat.
Namun sebaiknya Mama mengetahui apa pengaruh lupus terhadap kehamilan dan janin. Ini dapat memberikan pemahaman pada Mama mengenai efeknya serta bagaimana menanganinya.
Rangkuman informasinya dapat disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
Bisakah Hamil Jika Menderita Lupus?
Ya, Mama bisa hamil jika menderita lupus. Tetapi penting untuk mengendalikan kondisi Mama sebelum hamil. Dan sebaiknya kehamilan ditangani oleh seorang spesialis. Kehamilan dengan lupus akan dianggap "berisiko tinggi" oleh dokter.
Umumnya disarankan agar bebas dari segala gejala selama 6 bulan terakhir sebelum hamil. Karena kehamilan dengan gejala lupus dapat meningkatkan risiko bagi janin dan Mama. Seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia), keguguran dan kelahiran mati.
Dokter akan meninjau obat yang Mama minum untuk meredakan gejala dan mengendalikan gejolak. Beberapa obat mungkin akan berisiko bagi janin dan kehamilan mama.
Editors' Pick
Bagaimana Lupus Memengaruhi Kehamilan?
Apakah dan bagaimana lupus memengaruhi kehamilan tidak sepenuhnya jelas. Selama Mama dalam masa “tenang” atau tanpa gejala, maka kehamilan juga akan baik-baik saja.
Mereka yang memiliki prognosis kehamilan paling buruk, yakni perempuan yang sedang hamil saat kambuh atau memiliki gangguan ginjal parah. Idealnya, fungsi ginjal harus stabil setidaknya enam bulan sebelum pembuahan.
Ada sejumlah peningkatan risiko kehamilan yang terkait dengan lupus, antara lain:
- Preeklamsia
Ibu hamil dengan lupus memiliki risiko lebih tinggi terkena preeklamsia. Ini terjadi pada mereka yang juga memiliki penyakit ginjal, diabetes atau antibodi antifosfolipid.
- Sindrom HELPP
HELLP merupakan singkatan dari hemolisis, peningkatan enzim hati dan trombosit rendah. Ini termasuk gangguan kesehatan hati dan pembekuan darah yang jarang, namun serius yang terjadi biasanya bersamaan dengan preeklamsia dan hampir selalu pada trimester ketiga.
- Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin (IUGR)
Bayi dengan IUGR tidak tumbuh sebagaimana mestinya dan lupus, terutama penyakit ginjal lupus, mungkin menjadi penyebabnya.
- Persalinan prematur
Dianjurkan agar Mama dengan kondisi lupus dapat melahirkan di rumah sakit, sehingga memiliki fasilitas NICU.
- Keguguran dan lahir mati
Keguguran lebih sering terjadi pada perempuan dengan lupus, terutama pada kasus dengan keguguran sebelumnya dan tingkat antibodi antifosfolipid yang tinggi.
Bahkan jika penyakit Mama dalam remisi, kehamilan lupus masih tergolong berisiko tinggi. Kebanyakan pasien lupus memeriksakan diri ke dokter setiap dua sampai empat minggu selama menjalani masa kehamilan.
Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Kondisi Lupus?
Perlu diketahui bahwa kehamilan tidak memengaruhi perjalanan jangka panjang dari gangguan autoimun ini. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk hal ini. Untungnya, ibu hamil selama masa remisi lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami lupus yang kambuh selama masa kehamilan.
Sementara itu, ibu hamil dengan lupus aktif mungkin memiliki gejala, hanya 10 persen dari mereka yang mengalami gejala parah selama kehamilan. Gejala biasanya terjadi selama trimester pertama atau kedua dan seringkali ringan.
Namun, Mama mungkin perlu pengobatan, jadi hubungi dokter jika mengalami gejala lupus.
Apakah Lupus Dapat Memengaruhi Janin?
Sebagian besar bayi cukup bulan tidak berisiko mengalami kondisi tambahan apa pun. Tidak ada peningkatan kemungkinan cacat lahir, misalnya.
Komplikasi kesehatan dapat mencakup peningkatan risiko preeklamsia, berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur, serta kondisi yang lebih serius tetapi jarang seperti lupus neonatal.
Sekitar tiga persen bayi yang lahir dari ibu dengan lupus memiliki bentuk lupus sementara yang disebut neonatal lupus. Kondisi ini dapat berkisar dalam tingkat keparahan, dari hanya ruam wajah atau jumlah sel darah rendah hingga kondisi jantung yang lebih serius.
Gejala ringan pada bayi akan hilang dalam waktu enam bulan. Komplikasi yang lebih serius dari blok jantung bawaan, yang menyebabkan detak jantung lambat, dapat dipantau selama kehamilan dan diobati.
Bagaimana Cara Mengobati Lupus Selama Kehamilan?
Jika tidak memiliki gejala, maka Mama mungkin tidak membutuhkan pengobatan khusus. Namun, jika lupus begitu aktif atau mengalami berbagai gejala yang menganggu kehamilan, maka konsultasi ke dokter agar janin di dalam kandungan bisa tetap sehat.
Lupus diobati dengan berbagai obat, baik yang dijual bebas maupun dengan resep dokter. Diskusikan dengan dokter mengenai obat yang paling aman untuk Mama dan perkembangan janin.
Keberhasilan mengelola kasus lupus selama kehamilan membutuhkan kerjasama dengan dokter. Jadi pastikan untuk menjadwalkan dan menghadiri setiap janji perawatan prenatal dengan dokter. Pastikan Mama juga memperhatikan gejala-gejala yang muncul.
Selain rutin mengunjungi dokter, ikuti panduan mereka terkait istirahat, diet, dan olahraga. Dan jika ada sesuatu yang tidak beres, hubungi dokter agar segera mendapatkan penanganan.
Nah, itu penjelasan mengenai pengaruh lupus pada kehamilan dan janin. Apakah Mama memiliki pengalaman yang sapa? Apa yang Mama lakukan untuk menangani lupus selama kehamilan?
Baca juga:
- 4 Hal Penting tentang Kehamilan dengan Lupus yang Perlu Diperhatikan
- Hari Lupus Sedunia, Ketahui Fakta Mengenai Penyakit Autoimun Ini
- Vaksin Covid-19 Moderna Mulai Digunakan untuk Umum, Termasuk Autoimun