Bagaimana Prosedur Ikat Rahim untuk Mencegah Keguguran Dilakukan?
Kondisi ini dilakukan untuk mencegah keguguran berulang, Ma
25 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama berusaha sebaik mungkin agar kehamilan berjalan lancar. Termasuk berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan, misalnya keguguran.
Bila Mama sudah pernah keguguran dan sekarang sedang hamil, Mama mungkin akan merasa khawatir bila kejadian serupa terulang kembali.
Mengutip dari unggahan dr. Keven Tali SP.OG di laman Instagram, prosedur ikat rahim dapat menurunkan risiko keguguran berulang.
Bagaimana prosedur ikat rahim untuk mencegah keguguran dilakukan? Apakah prosedur ini berisiko? Bila Mama berencana untuk melakukan prosedur ini, Popmama.com sudah merangkum informasinya khusus untuk Mama.
Apa Itu Prosedur Ikat Rahim?
Ikat rahim adalah cara menjaga serviks tetap tertutup selama kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur atau keguguran akibat serviks yang tidak kompeten (melemah). Jika serviks mama melemah, kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan ikat rahim. Hal ini untuk menjaga janin tetap aman di dalam rahim hingga tiba waktunya Mama melahirkan.
Selama prosedur ini, dokter akan memasang satu atau beberapa jahitan pada pembukaan serviks agar tetap tertutup dengan aman selama kehamilan.
Leher rahim adalah bagian bawah atau bukaan rahim. Rahim mama seperti kantong dan prosedur ikat rahim seperti tali yang menjaga kantong tetap tertutup.
Alasan Ibu Hamil Membutuhkan Prosedur Ikat Rahim
Ada beberapa alasan mengapa dokter mungkin merekomendasikan prosedur ikat rahim selama kehamilan. Beberapa alasan terjadinya ikat rahim meliputi:
- Serviks yang tidak kompeten (melemah). Hal ini dapat terjadi akibat operasi yang pernah dilakukan sebelumnya seperti prosedur LEEP atau operasi lain pada jaringan serviks.
- Keguguran di masa lalu karena bentuk rahim yang tidak normal atau kerusakan pada leher rahim.
- Keguguran yang lalu pada trimester kedua menunjukkan melemahnya serviks.
Penting untuk berdiskusi dengan dokter tentang kehamilan, keguguran, dan prosedur yang pernah Mama jalani sebelumnya. Jika dokter berpendapat bahwa Mama dapat memperoleh manfaat dari prosedur ikat rahim, mereka akan melakukannya sekitar 12 hingga 14 minggu setelah kehamilan Mama, sebelum serviks mama menipis.
Editors' Pick
Detail Prosedur Ikat Rahim
Sebelum prosedur ikat rahim, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan mendiskusikan dengan Mama segala komplikasi masa lalu dari kehamilan atau operasi yang mungkin Mama alami pada serviks.
Mereka akan memeriksa leher rahim sebelum prosedur dilakukan dengan memasang spekulum di dalam vagina sehingga mereka dapat melihat leher rahim dengan jelas, serupa dengan saat Mama melakukan pemeriksaan pap smear. Dokter mungkin juga melakukan USG transvaginal. Dokter kemungkinan akan meminta Mama untuk tidak melakukan hubungan seksual selama seminggu sebelum prosedur ini.
Merasa gugup atau memiliki pertanyaan sebelum menjalani prosedur cerclage adalah hal yang wajar. Pada saat ini, ini adalah kesempatan yang baik untuk menanyakan pertanyaan apa pun kepada dokter atau membicarakan kekhawatiran apa pun yang mungkin Mama miliki.
Berikut adalah prosedur ikat rahim yang dilakukan oleh dokter:
- Mama akan berbaring di meja pemeriksaan dengan kaki terbuka dan kedua kaki berada di sanggurdi, sama seperti saat Mama melakukan pemeriksaan vagina.
- Dokter akan memberi obat pereda nyeri, seperti anestesi lokal, sehingga Mama tidak akan merasakan sakit atau ketidaknyamanan selama prosedur berlangsung. Mama mungkin merasakan cubitan kecil saat jarum dimasukkan ke dalam leher rahim untuk mematikan rasa.
- Setelah anestesi diterapkan, dokter akan menjahit leher rahim dengan jahitan yang kuat, mengencangkannya hingga aman.
Apakah prosedur ikat rahim menyakitkan? Merasakan kram dan pendarahan ringan atau bercak selama beberapa hari setelah prosedur adalah hal yang wajar.
Mama tidak akan merasakan banyak rasa sakit setelah menjalani prosedur ikat rahim – tidak lebih dari periode menstruasi rata-rata. Jika Mama mengalami kram atau nyeri perut yang hebat, segera hubungi dokter.
Apa yang Terjadi setelah Prosedur Ikat Rahim?
Setelah prosedur, Mama akan menunggu di rumah sakit selama beberapa jam untuk memastikan tidak mengalami komplikasi apa pun. Dokter mungkin memberi antibiotik untuk mencegah infeksi serviks.
Mama harus merencanakan untuk beristirahat pada hari prosedur dan tidak bekerja atau melakukan kegiatan berat. Mama perlu meluangkan banyak waktu untuk menyembuhkan jahitan - sekitar 10 hari - sebelum Mama melakukan olahraga berat atau hubungan seksual.
Penting untuk mengikuti petunjuk perawatan setelahnya dari dokter dan melakukan pemeriksaan tindak lanjut sehingga mereka dapat memantau kehamilan mama.
Risiko dan Komplikasi Prosedur Ikat Rahim
Dokter hanya akan merekomendasikan prosedur ikat rahim jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Namun, seperti hampir semua prosedur medis lainnya, ada beberapa risiko yang harus diwaspadai dalam prosedur ikat rahim. Ini termasuk:
- Infeksi.
- Kerusakan pada leher rahim.
- Berdarah.
- Ketuban pecah dini. Ini berarti air ketuban pecah sebelum waktunya. Janin berada di dalam rahim dalam cairan ketuban, juga disebut “kantong air” atau “selaput”. Pecahnya ketuban bisa memicu persalinan prematur.
- Persalinan prematur.
- Stenosis serviks (penyempitan serviks secara permanen).
- Jaringan parut di leher rahim.
- Robeknya leher rahim atau rahim jika persalinan berlangsung sementara jahitan masih utuh.
Ikatan akan tetap di tempatnya sampai kehamilan mencapai cukup bulan atau sekitar minggu ke-37 kehamilan. Ketika tiba waktunya untuk melepas ikatan pada rahim, Mama akan melakukan prosedur pelepasan.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Kapan Mama harus menghubungi dokter setelah prosedur ikat rahim? Hubungi dokter segera jika Mama mengalami salah satu hal berikut:
- Demam tinggi (lebih 37,7 derajat Celsius).
- Kontraksi atau nyeri perut bagian bawah yang datang secara berkala.
- Keputihan berbau busuk.
- Ketuban pecah atau bocor.
- Pendarahan berlebihan.
Wajar jika Mama merasa takut atau memiliki pertanyaan jika Mama perlu menjalani prosedur ikat rahim.
Meskipun mungkin menakutkan untuk mempertimbangkan ikat rahim, prosedur ini berhasil pada hampir 90% kasus. Namun perempuan yang didiagnosis menderita serviks pendek atau tidak kompeten pada suatu kehamilan dapat mengalami kondisi ini pada kehamilan berikutnya.
Diskusikan secara terbuka dengan dokter tentang bagaimana merencanakan kehamilan yang sehat. Ajukan pertanyaan apa pun yang Mama miliki dan sampaikan kekhawatiran Mama kepada mereka.
Nah, itu penjelasan tentang prosedur ikat rahim untuk mencegah keguguran. Semoga informasi ini bisa membantu Mama dalam mengambil keputusan, ya!
Baca juga:
- Tingkat Risiko Keguguran Berdasarkan Usia Kehamilan
- 6 Bahaya Kelelahan saat Hamil, Bisa Pingsan sampai Risiko Keguguran
- 5 Posisi Tidur Penyebab Keguguran yang Harus Dihindari