Jangan Dilakukan, Bahaya Mengangkat Beban Terlalu Berat saat Hamil
Perubahan hormon turut menyebabkan Mama tidak boleh mengangkat beban terlalu berat saat hamil
8 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, mungkin banyak yang memperlakukan Mama seperti boneka kaca. Mama yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tidak diperbolehkan untuk melakukannya. Termasuk mengangkat beberapa benda seperti keranjang belanjaan atau kardus.
Sebelum Mama memutuskan untuk mengangkat beban berat, cari tahu bagaimana cara mengangkat beban yang benar, berapa beban maksimal yang diperbolehkan, serta apa risikonya.
Berikut informasi mengenai bahaya mengangkat beban berat saat hamil yang berhasil Popmama.com rangkum untuk Mama.
Bahaya Mengangkat Beban Terlalu Berat pada Ibu Hamil
Sebagai ibu rumah tangga, banyak pekerjaan yang mengharuskan mengangkat beban. Misalnya mengangkat galon, kotak mainan, keranjang cuci, ataupun plastik belanjaan. Semua aktivitas itu tentu sudah tidak asing lagi bagi Mama.
Namun ketika sedang hamil, hal-hal yang biasa dilakukan pun dapat menjadi masalah bagi kehamilan mama. Termasuk mengangkat benda berat. Kenapa ya?
Ini disebabkan oleh perubahan pada tubuh selama kehamilan. Mengangkat beban terlalu berat dapat menyebabkan tubuh menjadi tidak nyaman dan mungkin tidak stabil sehingga Mama berisiko jatuh.
Pada dasarnya, sistem pendukung kerangka berubah selama kehamilan, membuat Mama lebih rentan terhadap ketegangan atau masalah lain.
Secara umum, mengangkat beban terlalu berat, baik ketika sedang hamil atau tidak, dapat menimbulkan masalah. Bergantung pada berat benda yang diangkat, cara Mama mengangkat, dan apakah Mama mengalami cedera di masa lalu, mengangkat dapat menimbulkan masalah bagi tubuh.
Jadi selama kehamilan, pahami peningkatan risiko ketika tubuh berubah.
Editors' Pick
Pahami Perubahan Tubuh selama Kehamilan
Selama kehamilan, sendi, dan ligamen yang biasanya stabil dan solid menjadi melunak dan sangat fleksibel, sehingga menyebabkan sedikit ketidakstabilan bagi Mama.
Hormon relaxin menjadi penyebab ketidakstabilan ini.
Meski ini membuat sendi tidak dapat bekerja seperti biasa, hormon ini membuat tulang panggul melebar, tujuannya supaya bayi dapat melewatinya saat persalinan.
Tanpa persendian yang fleksibel, tubuh tidak akan mampu menangani tuntutan kehamilan sebaik itu.
Dengan menciptakan lebih banyak fleksibilitas pada persendian dan ligamen, tubuh sebenarnya membantu Mama, walau kadang terasa seperti sebaliknya.
Hormon relaxin tidak hanya berdampak pada pinggul dan panggul saja tetapi memengaruhi seluruh tubuh.
Yang terpenting saat kehamilan adalah sadar diri serta menghargai cara tubuh bekerja dan berubah sehingga Mama dapat menjaga diri dengan aman.
Cara Mengangkat dengan Aman selama Kehamilan
Selama kehamilan, kecil kemungkinan Mama akan berhenti secara total untuk mengangkat barang. Jadi, ingatlah beberapa tips mengangkat benda dengan aman. Mama dapat melakukannya seperti ini:
- Tekuk lutut, bukan pinggang.
- Jaga agar punggung selurus mungkin.
- Dorong dengan kaki alih-alih menarik dari otot punggung.
- Jangan menyentak atau melakukan gerakan tiba-tiba. Lakukan dengan lambat dan stabil.
- Jangan mengangkat beban berat sendirian, Mama dapat meminta bantuan.
- Jika sesuatu terasa salah atau tegang, hentikan (seperti kram, bercak, pegal).
Mempraktikkan postur yang sehat juga membantu mengangkat dengan aman. Yoga adalah latihan yang baik untuk membentuk postur tubuh dengan benar. Mama dapat bergabung dengan kelas prenatal yoga.
Kapan Mama Sebaiknya Tidak Mengangkat Beban?
Hanya karena Mama terbiasa mengangkat beban berat sebelum hamil, bukan berarti Mama dapat mengangkat beban yang sama. Ada saatnya tubuh menolaknya.
Secara umum, Mama harus berhenti mengangkat ketika Mama berisiko mengalami persalinan prematur atau memiliki tulang panggul yang sempit. Juga ketika Mama terlalu lelah.
Sangat penting untuk mendengarkan tubuh dan mengikuti arahnya. Sadar akan rasa sakit, nyeri, dan kram.
Batas Berat yang Diperbolehkan
Wanita dapat mengangkat beban seberat 11 kg sepanjang hari dan sebagian bahkan dapat mengangkat benda seberat 22 kg sesekali.
Selama kehamilan, sebaiknya tidak mengangkat beban dengan berat lebih dari 11 kg. Semakin berat benda itu, makin besar kemungkinan dapat membuat Mama tegang atau nyeri.
Jika pekerjaan Mama mengharuskan Mama untuk sering mengangkat, coba diskusikan dengan atasan mengenai kondisi Mama.
Perlu diingat bahwa setiap kehamilan tidaklah sama. Tiap wanita berbeda antara satu dengan yang lain dan masing-masing kehamilan yang Mama alami mungkin berbeda juga. Apa yang berhasil untuk satu wanita mungkin tidak bekerja untuk Mama. Selain itu, apa yang berhasil untuk kehamilan sebelumnya mungkin dapat menyebabkan nyeri pada kehamilan yang sekarang.
Nah, sekaranglah saatnya untuk “mendengarkan” tubuh. Tubuh dan pusat gravitasi mama berubah setiap trimester baru, begitu juga dengan keterbatasan fisik. Yuk, sayangi tubuh mama!
Baca juga:
- Ini Risiko Kenaikan Berat Badan Berlebih bagi Ibu Hamil dan Janin
- Ini Dia, Ma, Manfaat Birth Ball untuk Persiapan Persalinan
- Ini Dia, Ma, 7 Manfaat Prenatal Yoga Bagi Ibu Hamil