Benarkah Kulit Ibu Hamil Jadi Kusam jika Mengandung Bayi Perempuan?

Apakah jenis kelamin calon bayi bisa diketahui lewat perubahan fisik yang dialami oleh calon mama?

11 Agustus 2024

Benarkah Kulit Ibu Hamil Jadi Kusam jika Mengandung Bayi Perempuan
Freepik

Saat hamil, Mama mendengar banyak mitos dan fakta terkait jenis kelamin calon bayi yang dikandung. Misalnya jika kulit ibu hamil hamil menjadi hitam, bersisik, atau berjerawat, itu artinya Mama sedang mengandung calon bayi perempuan.

Namun benarkah demikian? Apakah jenis kelamin calon bayi bisa diketahui lewat perubahan fisik yang dialami oleh calon mama?

Mitos diteruskan secara turun-temurun dan dipercaya oleh sebagian orang. Menebak-nebak jenis kelamin bayi memang menyenangkan, Ma. Tapi Mama harus berhati-hati dan jangan terlalu percaya atau berharap, ya.

Nah, kali ini Popmama.com akan membahas soal benarkah kulit ibu hamil jadi kusam jika mengandung bayi perempuan? Bila Mama mengalami hal ini, yuk, simak penjelasannya!

Editors' Pick

Benarkah Kulit Ibu Hamil Jadi Kusam bila Mengandung Bayi Perempuan?

Benarkah Kulit Ibu Hamil Jadi Kusam bila Mengandung Bayi Perempuan
Freepik/garetsvisual

Jika kulit mulai berjerawat, Mama mungkin sedang mengandung bayi perempuan. Mama mungkin pernah mendengar kepercayaan umum bahwa bayi perempuan mencuri kecantikan sang Mama.

Faktanya, jerawat sangat umum terjadi selama kehamilan, terlepas dari apakah Mama mengalaminya sebelum hamil.

Mama bisa menyalahkan masalah kulit pada hormon, bukan pada calon bayi yang berjenis kelamin perempuan. Selain itu, perubahan pada makanan yang dikonsumsi saat hamil pun bisa menyebabkan perubahan kulit ibu hamil.

Tidak cuma jerawat yang muncul, Ma. Mama juga mungkin akan mengalami melasma serta hiperpigmentasi.

Simak terus ulasan berikut untuk mengetahui masalah kulit yang muncul saat hamil dan cara mengatasinya.

Masalah Kulit yang Muncul saat Hamil

Masalah Kulit Muncul saat Hamil
Freepik/freepik

Seiring dengan perubahan nyata yang dialami tubuh selama kehamilan, lonjakan hormon juga memengaruhi kulit Mama. Sebagian besar kondisi kulit yang terlihat pada kehamilan akan hilang setelah melahirkan. Ada tiga kategori kondisi kulit selama kehamilan:

  • terkait hormon,
  • sudah ada sebelumnya,
  • masalah kulit yang dialami saat hamil saja.

Berikut beberapa masalah kulit yang umumnya dialami oleh ibu hamil:

  • Hiperpigmentasi. Kondisi ini merupakan penggelapan kulit yang disebabkan oleh peningkatan melanin, zat dalam tubuh yang bertanggung jawab atas warna (pigmen). Kehamilan menyebabkan lebih banyak melanin dalam tubuh.
  • Melasma (juga dikenal sebagai kloasma). Melasma adalah salah satu bentuk hiperpigmentasi. Ini menyebabkan bercak cokelat atau kecokelatan, biasanya di wajah. Kondisi ini sangat umum terjadi pada ibu hamil sehingga disebut sebagai "topeng kehamilan".
  • Papula dan plak urtikaria pruritus pada kehamilan (PUPPP). Ini adalah wabah benjolan merah pucat pada kulit. Lesi ini dapat menyebabkan gatal atau terbakar atau menyengat. Ukurannya bisa bermacam-macam, mulai dari penghapus pensil hingga piring makan. Ketika mereka terbentuk bersama-sama di area yang luas, mereka disebut plak. Pada kehamilan, lesi ini bisa muncul di perut, kaki, lengan, dan bokong.
  • Stretch mark. Kulit yang meregang karena kehamilan atau penambahan berat badan, atau menyusut karena penurunan berat badan yang ekstrem, memiliki jenis jaringan parut yang disebut stretch mark, atau striae. Stretch mark biasanya dimulai dengan warna kemerahan atau keunguan, kemudian berubah menjadi mengkilap dan bergaris perak atau putih.
  • Bintil seperti kutil. Bintil adalah lipatan kecil jaringan yang menggantung di kulit dengan tangkai penghubung. Bintil bersifat jinak, artinya bukan kanker. Mama biasanya menemukannya di leher, dada, punggung, di bawah payudara, dan di selangkangan. Masalah kulit ini umum terjadi pada orang hamil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada sesuatu yang bergesekan dengan bintil.
  • Jerawat, psoriasis, dermatitis atopik. Semua kondisi ini bisa memburuk seiring kehamilan. Kondisi ini akan membaik setelah bayi lahir.
  • Pembuluh darah melebar. Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan pembuluh darah melebar, terutama di kaki.
  • Prurigo kehamilan. Ini adalah benjolan gatal yang tersebar dan bisa terjadi pada semua tahap kehamilan.
  • Pemfigoid gestasional. Lepuh muncul di perut dan bisa menyebar ke area lain. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi, termasuk kelahiran prematur.
  • Kolestasis intrahepatik. Kondisi liver ini menyebabkan rasa gatal, namun tidak menimbulkan ruam, pada telapak tangan dan telapak kaki. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur. Jika Mama memilikinya, hubungi dokter.

Pengobatan Kondisi Kulit selama Kehamilan

Pengobatan Kondisi Kulit selama Kehamilan
Freepik/gpointstudio

Sebagaimana disebutkan, sebagian besar kondisi kulit ini akan hilang dengan sendirinya setelah bayi lahir. Jika penyakit ini tidak kunjung hilang, atau jika Mama ingin melakukan sesuatu untuk mengatasinya selama kehamilan, ada pengobatan yang tersedia. Jangan menggunakan obat atau perawatan apa pun saat Mama hamil tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Berikut beberapa pengobatan sesuai dengan jenis masalah kulitnya:

  • Melasma. Mama dapat menggunakan krim resep tertentu (seperti hidrokuinon) dan beberapa produk perawatan kulit yang dijual bebas untuk mengatasi melasma. Namun konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat sebelum Mama memilih untuk mengobatinya sendiri. Jika Mama menderita melasma, usahakan untuk membatasi waktu berada di bawah sinar matahari, terutama antara jam 10 pagi hingga jam 2 siang. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 saat berada di luar ruangan.
  • Papula dan plak urtikaria pruritus pada kehamilan. Dokter mungkin meresepkan antihistamin atau kortikosteroid topikal. Untuk meredakannya, Mama harus mencuci dengan air hangat (bukan air panas), memberikan kompres dingin atau kain basah ke area yang terkena, dan mengenakan pakaian longgar dan ringan. Jangan gunakan sabun pada kulit yang terkena, karena akan menyebabkan lebih banyak kekeringan dan gatal.
  • Stretch mark. Tunggu hingga bayi lahir sebelum mencari pengobatan untuk stretch mark. Belum ada pengobatan yang terbukti, namun terkadang laser atau krim resep dapat membantu.
  • Bintil. Dokter dapat menghilangkan bintil dengan memotongnya menggunakan pisau bedah atau gunting, atau dengan bedah listrik (membakarnya dengan arus listrik).
  • Prurigo kehamilan. Mama dapat mengatasi kondisi ini dengan pelembab dan steroid topikal.
  • Kolestasis intrahepatik. Beberapa pilihan pengobatan termasuk obat untuk menghentikan rasa gatal dan mengurangi empedu. Mandi air dingin dan air es juga bisa membantu.
  • Pemfigoid gestasionalis. Dokter akan meresepkan kortikosteroid topikal atau oral untuk kondisi ini.
  • Folikulitis pruritus. Mama dapat meringankan gejala dengan benzoil peroksida, pelembab dengan mentol, krim atau salep steroid yang dioleskan pada kulit, dan antihistamin oral.
  • Psoriasis pustular kehamilan (PPP). Kondisi yang mengancam jiwa ini sulit diobati. Dalam kasus ringan, dokter menggunakan kortikosteroid dosis rendah. Kasus yang serius memerlukan dosis yang lebih tinggi, yang dapat membahayakan bayi.

Ada beberapa cara alami untuk meredakan kulit gatal saat Mama sedang hamil:

  • Oleskan losion atau pelembab bebas pewangi.
  • Kenakan pakaian longgar yang kecil kemungkinannya mengiritasi kulit.
  • Kenakan pakaian yang terbuat dari serat alami seperti katun.
  • Mandi air dingin.
  • Kompres kulit dengan air dingin.
  • Mandi oatmeal sekali atau dua kali seminggu.
  • Hindari mandi air panas atau pancuran, yang dapat membuat kulit menjadi kering.
  • Usahakan untuk tidak keluar rumah pada siang hari yang terik.

Untuk mengetahui jenis kelamin calon bayi, Mama bisa melakukan USG dan tes darah. Dengan tes tersebut, Mama akan mengetahui jenis kelamin calon bayi dengan akurat.

Jadi, benarkah kulit ibu hamil jadi kusam jika mengandung bayi perempuan? Jawabannya tidak. Semua itu dipengaruhi oleh hormon atau perubahan makanan yang Mama konsumsi selama kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

The Latest