Benarkah Sering Marah saat Hamil Bisa Menyebabkan Keguguran?
Lagi-lagi ini disebabkan oleh perubahan hormon saat hamil, Ma
11 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan membawa banyak perubahan pada perempuan. Selain fisik, tidak jarang ibu hamil mengalami perubahan emosi. Misalnya Mama menjadi mudah marah karena hal kecil.
Ini normal kok, Ma. Tapi Mama mungkin pernah mendengar selentingan: "Awas, jangan marah, nanti bisa keguguran!"
Lantas, benarkah sering marah saat hamil bisa menyebabkan keguguran?
Meski perubahan emosi ini normal, jangan dibiarkan berlarut-larut, ya, Ma. Yuk, simak rangkuman informasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Benarkah Sering Marah saat Hamil Bisa Menyebabkan Keguguran?
Saat hamil, perubahan suasana hati adalah hal yang sering dialami oleh ibu hamil. Ini normal kok, Ma. Namun jika ada yang menasihati: “Awas, jangan sering marah karena nanti bisa keguguran!” Apakah ini mitos atau fakta?
Perubahan suasana hati yang dialami oleh ibu hamil lagi-lagi disebabkan oleh hormon saat hamil. Namun, itu bukan alasan bagi Mama untuk terus-terusan marah, ya!
Marah yang berlebihan saat hamil bisa berdampak buruk bagi Mama dan janin, lho. Menurut dr. Keven Tali di unggahan Instagramnya @keventali, marah berlebihan bisa membuat janin terlalu aktif dan juga mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Meski mungkin tidak sampai menyebabkan keguguran, terus-terusan marah saat hamil memberikan dampak negatif, ya, Ma.
Editors' Pick
Bagaimana Mengendalikan Emosi saat Hamil?
Nah, meski hormon menjadi kambing hitam perubahan suasana hati yang dialami oleh ibu hamil, Mama dapat belajar mengendalikan emosi, lho.
Berikut beberapa cara untuk mengendalikan emosi saat hamil:
- Saat Mama merasa tidak nyaman atau stres, diskusikan dengan suami, keluarga, atau teman.
- Jangan ragu untuk meminta bantuan jika Mama merasa lelah. Ingat, tubuh bekerja keras untuk menumbuhkan dan merawat janin. Jadi wajar jika ibu hamil mudah lelah.
- Pastikan Mama mendapatkan istirahat cukup. Tidur selama 8 jam sehari.
- Sisihkan waktu untuk melakukan hal yang disukai, ya, Ma.
Stres juga Dapat Memengaruhi Kehamilan dan Janin
Selain mudah marah, perubahan suasana hati dan perubahan selama kehamilan juga mungkin membuat Mama stres. Terus-terusan marah juga pada akhirnya dapat membuat ibu hamil menjadi stres.
Beberapa efek stres pada tubuh seperti sakit kepala, sulit tidur, atau makan berlebihan juga dapat dirasakan ibu hamil.
Selain itu, stres yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek atau risiko lainnya, seperti:
- Preeklamsia
Penelitian menunjukkan bahwa jika Mama memiliki tekanan darah tinggi, maka Mama berisiko lebih besar terkena preeklamsia selama kehamilan.
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang memengaruhi tekanan darah dan organ serta dapat menyebabkan kelahiran bayi lebih dini.
Namun, stres yang dialami selama kehamilan dapat memperbesar risiko tersebut. Stres dan riwayat hipertensi merupakan perpaduan yang buruk bagi kesehatan Mama.
Penting untuk terus memantau tekanan darah Mama selama kehamilan.
- Keguguran
Sebuah studi mengaitkan stres prenatal dengan peningkatan risiko keguguran. Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang memiliki peristiwa traumatis atau paparan stres lainnya memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami keguguran.
Ulasan yang sama menemukan hubungan antara stres di tempat kerja dan keguguran. Mama sebaiknya melakukan penyesuaian dan bekerjasama dengan atasan.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa penyedia layanan kesehatan cenderung mengabaikan risiko stres pada kehamilan. Mungkin untuk meyakinkan ibu hamil dan tidak menyebabkan stres yang semakin parah.
- Kelahiran prematur
Penelitian lainnya menghubungkan stres dengan kelahiran prematur sebelum kehamilan 37 minggu. Bayi prematur memiliki kemungkinan lebih besar mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar. Ketika dewasa, mereka lebih berisiko untuk memiliki masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Di sisi lain, banyak bayi prematur dilahirkan setiap hari dan sebagian besar memiliki kesehatan yang baik. Poin utamanya adalah menghindari penambahan faktor risiko, seperti stres pada kehamilan.
Meditasi Dapat Membantu Mama selama Kehamilan
Meditasi dapat membantu mengurangi stres yang sering menyertai perubahan besar dalam kehidupan seperti kehamilan. Ini juga dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan saat hamil, termasuk kelelahan, perubahan suasana hati, dan gangguan tidur.
Penelitian telah menemukan bahwa meditasi dan latihan berbasis kesadaran lainnya selama kehamilan dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stres yang dirasakan, meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
Teknik Meditasi yang Dapat Mama lakukan saat Hamil
Sementara ada banyak bentuk meditasi, kunci keberhasilan dalam melakukannya adalah konsistensi. Pilih aplikasi, video, kelas atau buku tentang meditasi dan mulailah. Berikut beberapa bentuk umum untuk dicoba:
Meditasi mindfulness adalah suatu bentuk meditasi di mana Mama fokus pada sensasi fisik dan emosi yang terjadi pada saat ini tanpa menilai bagaimana emosi tersebut memengaruhi Mama.
Meditasi berjalan adalah sejenis meditasi di mana Mama berjalan dengan penuh kesadaran untuk jangka waktu tertentu. Mama dapat memilih untuk fokus pada napas atau langkah.
Pemindaian tubuh adalah bentuk relaksasi progresif yang dilakukan dengan cara duduk atau berbaring. Mama fokus pada berbagai bagian tubuh dan bernapas ke tempat-tempat di mana ketegangan perlu dilepaskan.
Hormon kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, termasuk perubahan suasana hati. Meski ini normal, jangan dibiarkan berlarut-larut, ya, Ma. Mama dapat melakukan aktivitas yang membuat rileks atau yang Mama sukai.
Itu penjelasan tentang benarkah sering marah saat hamil bisa menyebabkan keguguran. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- Perubahan Emosi yang Dialami Ibu Hamil di Trimester Ketiga
- Perubahan Emosi yang Dirasakan Ibu Hamil di Trimester Kedua
- Alami Perubahan Emosi yang Dramatis saat Hamil, Normalkah?