Stres merupakan respons yang umum dan normal terhadap situasi yang menantang atau baru. Stres memiliki aspek mental dan fisik. Saat ibu hamil stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin. Hal ini menyebabkan perubahan fisik dalam tubuh, yang membantu Mama merespons situasi yang membuat stres.
Stres menjadi kondisi kronis saat mengganggu kualitas hidup dan menimbulkan keterbatasan, atau jika Mama merasa kewalahan dan tidak mampu mengatasinya. Saat hal ini terjadi, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres guna memastikan ibu hamil dapat berfungsi dengan baik dan menjaga kesehatan kehamilan dan janin.
Stres memiliki banyak dampak negatif. Tapi apakah stres saat hamil bisa menyebabkan bayi lahir prematur? Mitos atau fakta, ya, Ma?
Yuk, simak penjelasan dari dokter yang sudah Popmama.com rangkum pada ulasan berikut ini.
Stres saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur, Mitos atau Fakta?
Freepik/yanalya
Menurut dr. Keven Tali Sp.OG dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya @keventali, stres berlebihan saat hamil bisa meningkatkan hormon stres. Hormon stres itu bisa berdampak terhadap kehamilan Mama. Terutama dalam menyebabkan kontraksi dan akhirnya menyebabkan persalinan prematur.
Selain itu, menurut dr. Keven, hormon stres juga bisa memengaruhi tumbuh kembang si janin. Misalnya janin tidak bertumbuh dengan baik atau berat badan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Bagaimana Cara Mengelola Stres selama Kehamilan?
Freepik
Selama kehamilan, penting untuk menjaga kesehatan mental Mama sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Bila Mama merasa sehat, puas, dan rileks, Mama akan lebih mampu mengelola stres.
Untuk mengelola stres, Mama dapat mencoba hal berikut:
Perhatikan pemicu stres dan bagaimana perasaan saat stres.
Cobalah untuk memperlambat laju, beristirahat, dan tidak terlalu menekan diri sendiri.
Makan makanan yang sehat dan seimbang untuk membantu menjaga kesehatan Mama dan janin.
Bicarakan kekhawatiran dan perasaan Mama dengan seseorang yang dipercaya.
Aktivitas fisik dan relaksasi juga dapat membantu mengurangi stres:
Ikuti olahraga teratur yang aman selama kehamilan.
Coba yoga, meditasi, latihan pernapasan, atau relaksasi melalui kelas, aplikasi, video, atau podcast.
Nikmati hobi favorit, baca, atau tonton TV sebagai pengalih perhatian.
Habiskan waktu dengan orang-orang yang membuat Mama merasa tenang.
Mama tidak harus mengatasinya sendiri. Mintalah bantuan saat membutuhkannya dan terima tawaran orang lain untuk membantu Mama.
Editors' Pick
Kapan Ibu Hamil Harus Menemui Dokter?
Freepik/pressfoto
Jika Mama telah mencoba teknik relaksasi dan menghubungi seseorang yang Mama percaya, tetapi masih merasa kewalahan, konsultasikan dengan dokter, bidan, atau profesional kesehatan mental. Pastikan untuk menghadiri semua janji temu kesehatan antenatal rutin Mama — beri tahu dokter jika Mama merasa stres.
Stres bukanlah diagnosis, tetapi tanda bahwa ada hal lain yang terjadi. Stres kronis dapat mengindikasikan depresi, kecemasan, atau kondisi kesehatan mental lainnya. Dokter umum dan psikolog dapat mengenali kapan stres berarti Mama membutuhkan dukungan ekstra, jadi jangan ragu untuk meminta saran.
Penyebab Stres selama Kehamilan
Freepik/tirachardz
Bagi sebagian orang, mengetahui bahwa mereka hamil dapat menjadi pengalaman yang membuat stres. Mama mungkin merasa kehilangan kendali atau tidak memiliki cukup sumber daya untuk mengelola apa yang akan Mama alami.
Stres dapat berasal dari:
mengalami kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan,
hamil setelah mengalami pengalaman negatif sebelumnya dengan kehamilan, kelahiran, atau menjadi orangtua, seperti keguguran atau kematian bayi,
menunggu hasil tes antenatal,
menghadapi perubahan fisik selama kehamilan atau kehamilan yang rumit,
menjadi orangtua tunggal atau remaja dan bertanya-tanya bagaimana cara mengatasinya,
kesulitan hubungan, yang dapat mencakup kekerasan dalam rumah tangga,
tantangan praktis, seperti kesulitan keuangan, pindah rumah, dan perubahan pekerjaan,
emosi seperti kesedihan, kecemasan masa lalu, depresi, atau penyakit mental lainnya, dapat menyebabkan lebih banyak stres selama kehamilan, seperti halnya masalah narkoba dan alkohol.
Jika lebih dari satu kejadian ini terjadi pada Mama pada saat yang sama, Mama dapat mengalami lebih banyak stres.
Bagaimana Stres Memengaruhi Kehamilan dan Janin?
freepik
Stres kronis (berkelanjutan) dapat memengaruhi kesehatan atau kesejahteraan Mama, dan dapat menyebabkan sakit kepala dan masalah tidur. Beberapa orang mungkin juga mengalami:
pikiran obsesif,
kekhawatiran atau kecemasan,
kemarahan,
masalah makan (terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan, atau jenis makanan yang salah),
kesulitan bersantai atau menenangkan diri.
Stres kronis juga dapat menyebabkan masalah bagi janin. Jika stres tidak dikelola dengan baik, mungkin ada dampak pada pertumbuhan janin yang belum lahir dan lamanya kehamilan Mama (gestasi). Risiko masalah pada perkembangan fisik dan mental bayi di masa depan juga dapat meningkat, serta masalah perilaku di masa kanak-kanak.
Gejala Stres Kronis pada Ibu Hamil
pixabay
Titik di mana stres menjadi masalah berbeda untuk setiap orang — itu bervariasi dari orang ke orang. Jika Mama khawatir atau tidak yakin bahwa stres adalah masalahnya, penting untuk mencari bantuan dan saran dengan profesional kesehatan.
Stres kronis memiliki gejala sebagai berikut:
merasa kewalahan atau tidak mampu mengatasinya,
merasa 'gelisah' atau tidak mampu berhenti khawatir,
kesulitan berkonsentrasi,
perubahan suasana hati, mudah tersinggung atau marah,
pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri,
perubahan pola tidur, merasa lelah,
perubahan nafsu makan,
reaksi fisik, seperti sakit kepala, ketegangan otot, sakit perut,
menarik diri dari teman dan keluarga,
ketergantungan pada alkohol atau zat lain untuk mengatasinya.
Itu penjelasan tentang apakah stres saat hamil bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Jangan ragu untuk meminta bantuan bila Mama mengalami stres, ya, Ma.