Bolehkah Menggunakan Baby Oil sebagai Pelumas Seks saat Hamil?
Yuk, cek dulu keamanannya, Ma!
9 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berhubungan seks saat hamil diperbolehkan dan dapat memberikan beberapa manfaat. Untuk menambah kenyamanan, pelumas biasa digunakan saat berhubungan seks. Pelumas bisa membantu penetrasi menjadi lebih lancar, sehingga tidak menyakiti vagina.
Ada beragam pelumas yang dapat digunakan, mulai dari yang alami sampai produk-produk yang dijual di pasaran.
Mama mungkin pernah mendengar tentang penggunaan baby oil sebagai pelumas saat berhubungan intim. Karena terbuat dari bahan yang aman untuk bayi, banyak yang berpendapat kalau penggunaan baby oil untuk pelumas saat berhubungan seks itu aman. Terutama saat hamil.
Jadi bolehkah menggunakan baby oil untuk pelumas seks saat hamil? Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya!
Editors' Pick
Bolehkah Menggunakan Baby Oil untuk Pelumas Seks saat Hamil?
Baby oil adalah minyak mineral berbasis minyak bumi untuk menjaga kulit tetap lembut. Penelitian menyoroti bahwa mengoleskannya ke kulit bayi mungkin berguna untuk mengurangi kekeringan
Orang dewasa juga dapat menggunakan baby oil pada kulit mereka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menambahkan baby oil bebas pewangi ke dalam bak mandi mungkin bermanfaat bagi mereka yang menderita eksim.
Namun, menggunakan baby oil sebagai pelumas seks dapat menyebabkan kemungkinan efek samping.
Risiko Menggunakan Baby Oil untuk Pelumas Seks
Ada beberapa alasan mengapa menggunakan baby oil sebagai pelumas bukanlah ide yang baik. Ini termasuk yang berikut:
- Infeksi
Penelitian telah menemukan bahwa menggunakan baby oil sebagai pelumas dapat menyebabkan infeksi.
Sebuah studi menemukan hubungan antara penggunaan baby oil sebagai pelumas dan tingkat infeksi dubur yang lebih tinggi. Ini mirip dengan penelitian lama yang menemukan perempuan yang menggunakan baby oil sebagai pelumas vagina lebih mungkin mengembangkan bakterial vaginosis.
- Sulit dibersihkan
Minyak bayi tidak larut dalam air, artinya mungkin sulit dihilangkan setelah berhubungan seks atau masturbasi. Saat mengeluarkan baby oil dari kulit, seseorang perlu menggosok area tersebut dengan sabun dan air. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan iritasi.
- Merusak kondom
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penggunaan kondom yang benar tidak boleh melibatkan produk berbasis minyak, seperti baby oil. Sebaliknya, CDC merekomendasikan pelumas berbasis air atau silikon.
Menggunakan baby oil pada kondom lateks dapat merusak lateks, yang dapat menyebabkan kondom bocor.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kerusakan kondom dapat terjadi hanya 1 menit setelah terpapar minyak mineral.
- Kerusakan diafragma kontrasepsi
Diafragma adalah tutup silikon lembut yang dimasukkan seseorang ke dalam vagina sebelum berhubungan seks untuk mencegah kehamilan. Menggunakan baby oil saat berhubungan seks atau masturbasi dapat merusak diafragma sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan.
- Keracunan
Disarankan juga untuk tidak menggunakan baby oil sebagai pelumas oral seks. Ini akan memiliki rasa yang tidak enak dan bisa menjadi racun jika seseorang menelannya dalam jumlah besar.
- Merusak sex toy
Karena baby oil berbahan dasar minyak bumi, dapat menyebabkan kerusakan pada sex toy yang terbuat dari lateks, silikon, karet, atau plastik. Hal ini tidak hanya dapat merusak mainan seks, tetapi juga dapat menyebabkan cedera.
- Meninggalkan noda di kain
Orang mungkin juga lebih suka menghindari penggunaan baby oil sebagai pelumas karena dapat menodai pakaian dan tempat tidur.
Saat hamil, Mama tentu harus lebih berhati-hati dalam memilih pelumas seks. Jadi, sebaiknya hindari penggunaan baby oil untuk pelumas seks karena dapat menimbulkan risiko bagi kehamilan, ya, Ma.