BPOM Ubah Batas Maksimum Suplemen untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Perubahan ini dilakukan untuk adaptasi dan mengikuti perkembangan zaman, Ma
28 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemenuhan nutrisi harian sangat penting bagi ibu hamil. Selain untuk kesehatan ibu hamil, nutrisi juga dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang.
Selain lewat makanan, nutrisi bisa diperoleh lewat suplemen, Ma. Namun kebutuhan mengenai suplemen juga perlu didiskusikan dengan dokter yang mengetahui kondisi Mama, ya. Pasalnya, kondisi tiap mama dan kehamilan itu berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan suplemennya pun bisa berbeda.
Untuk membantu para ibu hamil dan menyusui dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, BPOM membuat daftar batas maksimum harian untuk vitamin, mineral, asam amino serta bahan lain yang diizinkan digunakan dalam suplemen kesehatan.
Untuk mengikuti perkembangan zaman dan mengadaptasi kebutuhan, BPOM ubah batas maksimum suplemen untuk ibu hamil dan menyusui. Apa perubahannya? Informasinya sudah Popmama.com rangkum pada ulasan berikut ini, ya, Ma.
BPOM Ubah Batas Maksimum Suplemen untuk Ibu Hamil dan Menyusui
BPOM melakukan perubahan batas maksimun suplemen, termasuk suplemen untuk ibu hamil dan menyusui. Perubahan ini diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2022 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Suplemen Kesehatan.
Menurut Mohamad Kashuri, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, regulasi di pemerintah harus adaptif dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan saat ini dan yang akan datang. Oleh karena itu, regulasi BPOM juga harus disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman.
Pada Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2024, perubahan dilakukan terhadap batas maksimum per hari selenium untuk ibu hamil dan menyusui dari 60 mcg/hari menjadi 65 mcg/hari dalam bentuk kombinasi.
Tentu saja, perubahan dilakukan berdasarkan pada kajian ilmiah bersama narasumber ahli, Ma.
Editors' Pick
Apa Manfaat Selenium?
Selenium merupakan elemen penting yang digunakan tubuh untuk membantu produksi DNA, reproduksi, fungsi tiroid, perlindungan dari kerusakan sel, dan banyak lagi.
- Selenium berfungsi sebagai antioksidan dan pengatur sistem kekebalan tubuh
Selenium memiliki sifat antioksidan penting yang melindungi tubuh dari radikal bebas yang berbahaya. Radikal bebas adalah atom yang tidak stabil dan sangat reaktif yang dihasilkan dari metabolisme dasar, paparan polutan seperti asap rokok, serta produksi hormon.
Radikal bebas dianggap berperan dalam perkembangan penyakit jantung, kanker, dan kondisi lainnya. Untungnya, antioksidan seperti selenium bekerja untuk menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan.
Selenium juga merupakan bagian penting dari respons imun dan imunoregulasi yang sehat. Selenium membantu tubuh memulai respons imun dan dapat membantu mengatur peradangan kronis, suatu kondisi yang terkait dengan penyakit seperti radang sendi, endometriosis, Alzheimer, dan lainnya.
Respons imun yang sehat sangat penting untuk melawan penyakit dan patogen lain dalam tubuh. Imunoregulasi juga penting untuk menghindari respons imun yang berlebihan, termasuk gejala atau kondisi autoimun.
- Fungsi tiroid dan produksi DNA
Selenium juga diperlukan untuk fungsi tiroid yang sehat serta produksi dan perbaikan DNA. Kelenjar tiroid merupakan bagian yang sangat penting dari sistem endokrin kita dan bertanggung jawab untuk membuat, mengatur, dan melepaskan banyak hormon yang berbeda.
Tiroid memiliki pengaruh besar pada sistem tubuh lainnya, termasuk reproduksi, pencernaan, sistem saraf, dan lainnya. Dengan bantuan selenium, tiroid mampu memetabolisme hormon sambil tetap terlindungi dari radikal bebas.
Selenium juga dianggap menunjukkan perlindungan terhadap kerusakan DNA dengan meningkatkan aktivitas enzim perbaikan DNA. Efek pada perbaikan DNA ini adalah alasan suplemen selenium dapat berperan dalam pencegahan beberapa jenis kanker.
Selenium untuk Ibu Hamil
Selenium adalah mineral yang aman dan penting untuk kehamilan yang sehat. Selenium dapat ditemukan secara alami dalam makanan, tetapi juga ditemukan dalam bentuk suplemen. Mama selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen baru, terutama selama kehamilan.
Dalam banyak kasus, tidak diperlukan suplemen selenium tersendiri, karena vitamin prenatal yang lengkap yang dipadukan dengan makanan seimbang kemungkinan besar akan mencakup semua selenium yang Mama butuhkan. Penting untuk menghindari konsumsi vitamin dan mineral secara berlebihan selama kehamilan untuk menghindari potensi gejala toksisitas.
Mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup selama kehamilan sangat penting untuk mendukung hasil yang sehat. Ini termasuk selenium, yang dapat meningkatkan kesehatan tiroid, melawan kerusakan oksidatif, dan dapat meningkatkan perkembangan janin.
Penelitian menunjukkan bahwa kadar selenium yang tidak normal dikaitkan dengan keguguran, preeklamsia, diabetes gestasional, dan kelahiran prematur. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa kadar selenium yang rendah di awal kehamilan dikaitkan dengan bayi yang berukuran kecil untuk usia kehamilan dan lahir dengan berat badan lahir rendah.
Dampak selenium pada kesehatan tiroid juga dapat berhubungan dengan hasil kehamilan. Sebuah penelitian menemukan bahwa suplementasi selenium selama kehamilan dapat menurunkan perkembangan beberapa penyakit tiroid, khususnya yang terkait dengan tiroiditis autoimun.
Tiroiditis autoimun merupakan penyebab umum hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada ibu hamil dan dapat menyebabkan hasil kehamilan yang merugikan, termasuk preeklamsia, kelahiran prematur, gagal jantung, malformasi kongenital, dan komplikasi lainnya.
Makanan Kaya Selenium untuk Ibu Hamil
Selenium dapat ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk daging, biji-bijian, kacang-kacangan, produk susu, dan banyak lagi. Jumlah selenium yang ditemukan dalam makanan tertentu dapat bervariasi tergantung pada kekayaan tanah di suatu daerah.
Berikut adalah beberapa makanan kaya selenium yang kemungkinan aman dikonsumsi selama kehamilan:
- kacang Brazil (dalam jumlah yang sangat kecil),
- tuna,
- halibut,
- udang,
- nasi merah,
- bayam,
- brokoli,
- kepiting,
- sarden,
- ham,
- biji-bijian,
- daging sapi,
- tiram,
- ayam,
- keju cottage,
- telur,
- susu,
- yoghurt.
Itu penjelasan tentang BPOM ubah batas maksimum suplemen untuk ibu hamil dan menyusui. Dunia terus berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, sejumlah penyesuaian perlu dilakukan, termasuk perubahan mengenai batasan vitamin, mineral, dan asam amino yang dilakukan oleh BPOM, Ma.
Seperti yang telah disebutkan di atas, diskusikan dengan dokter yang mengetahui kondisi Mama untuk menentukan suplemen apa saja yang dibutuhkan Mama selama masa kehamilan, ya!
Semoga kehamilannya selalu sehat, Ma!
Baca juga:
- Manfaat Suplemen MMS untuk Ibu Hamil, Bisa Cegah Kematian Janin
- Merasa Pusing setelah Minum Suplemen Prenatal? Ini Penyebabnya
- Apakah Mama Wajib Minum Suplemen saat Hamil? Ini Penjelasannya!