Cara Menjaga Air Ketuban agar Tetap Cukup selama Kehamilan
Kekurangan air ketuban dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin
11 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, air ketuban menjadi salah satu faktor penting untuk tumbuh kembang janin. Cairan ini mengandung berbagai komponen penting seperti hormon, nutrisi dan antibodi sebagai penangkal infeksi.
Kekurangan air ketuban dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin. Air ketuban sedikit di awal kehamilan dapat mengganggu proses perkembangan berbagai organ tubuh janin. Jika ini terjadi, maka dapat mengakibatkan kecacatan janin dan bahkan keguguran.
Mama tentu tidak ingin jika pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu karena masalah air ketuban.
Bagaimana cara menjaga air ketuban agar tetap cukup selama kehamilan? Jawabannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini!
Fungsi Air Ketuban
Air ketuban adalah cairan yang mengandung berbagai komponen penting seperti hormon, nutrisi dan antibodi sebagai penangkal infeksi. Air ketuban mulai diproduksi setelah kandung ketuban terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini akan terus berada di perut Mama hingga waktunya bersalinan nanti.
Dilansir dari Healthline, tali pusat berfungsi untuk mengalirkan makanan dan oksigen ke janin ketika masih di dalam kandungan.
Untuk menjaga tali pusat pada rahim tidak tertekan, maka adanya air ketuban sangat berguna. Air ketuban dapat membantu menjaganya, sehingga si Kecil di dalam kandungan akan tetap mendapat nutrisi yang cukup.
Air ketuban bersifat menghangatkan janin. Keberadaan air ketuban yang cukup selama masa kehamilan membantu janin tetap merasa nyaman ketika berada di dalam perut hingga waktunya lahir nanti.
Cairan air ketuban juga berfungsi sebagai lubrikasi. Air ketuban memastikan jari kaki dan tangan tumbuh secara optimal serta sehat. Otomatis, air ketuban yang cukup akan mengurangi risiko cacat pada janin.
Cairan air ketuban mengandung antibodi yang berguna untuk melindungi janin dari infeksi. Kandungan sel-sel pembentuk daya tahan tubuh di dalam air ketuban membantu untuk melawan infeksi yang masuk atau mendekati janin saat sedang bertumbuh.
Editors' Pick
Bagaimana jika Air Ketuban Berkurang atau Berlebih?
Jumlah air ketuban harus pas, tidak kurang atau lebih. Kekurangan maupun kelebihan air ketuban dapat menimbulkan beberapa risiko bagi janin.
Air ketuban yang terlalu banyak dapat membuat janin lebih mudah bergerak sehingga posisi janin di masa kehamilan akhir bisa ada di posisi sungsang atau melintang. Hal ini tentunya akan meningkatkan peluang ibu hamil untuk melahirkan secara caesar.
Selain itu, air ketuban yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini sehingga terjadi persalinan prematur. Masalah lain yang mungkin terjadi adalah solusio plasenta, yaitu kondisi ketika tali pusar terjepit atau keluar sebelum janin lahir.
Plasenta yang keluar terpisah sebelum janin lahir dapat meningkatkan risiko janin kekurangan oksigen saat persalinan dan meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan.
Lalu, efek terburuk dari jumlah air ketuban yang terlalu banyak adalah peningkatan risiko janin lahir dalam keadaan meninggal.
Air ketuban sedikit dapat membahayakan janin. Jika terjadi di awal kehamilan, maka dampaknya pada janin akan semakin buruk. Air ketuban sedikit di awal kehamilan dapat mengganggu proses perkembangan berbagai organ tubuh janin. Jika ini terjadi, maka dapat mengakibatkan kecacatan janin dan bahkan keguguran.
Apabila air ketuban sedikit terjadi pada trimester kedua kehamilan, kelainan yang diakibatkan antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur. Pada proses persalinan, air ketuban sedikit dapat menyebabkan tertekannya tali pusat, sehingga akan disarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar.
Kapan Jumlah Air Ketuban Meningkat?
Air ketuban terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Mulai dari trimester pertama hingga ketiga, mencapai puncaknya pada minggu ke 34-35. Setelah itu jumlah air ketuban akan menetap dan cenderung berkurang.
Sebagai gambaran, volume air ketuban yang normal berada pada kisaran 60 ml ketika usia kehamilan berada di minggu ke-12. Sementara itu, di usia 16 minggu jumlah air ketuban berkisar 175 ml.
Di trimester ketiga tepatnya pada minggu ke-34-38, seharusnya air ketuban yang normal berkisar 400-1.200 ml.
Menjaga Air Ketuban agar Tidak Berkurang selama Kehamilan
Untuk menjaga agar air ketuban agar tidak berkurang, Mama dapat melakukan beberapa hal, antara lain:
- Pastikan Mama selalu terhidrasi. Kebiasaan baik ini merupakan salah satu cara memperbanyak air ketuban yang bisa dilakukan setiap hari.
- Mengonsumsi makanan bergizi. Selain baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Mama dan janin, ini juga menjadi salah satu cara menjaga air ketuban tidak berkurang selama kehamilan.
- Selain membiasakan diri minum air putih secara teratur, biasakan juga untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan air.
- Olahraga secara teratur. Khusus untuk ibu hamil, olahraga teratur dapat meningkatkan aliran darah di plasenta dan rahim, sehingga kadar cairan ketuban akan mengalami peningkatan secara alami.
- Istirahat yang cukup.
Itu tadi penjelasan tentang pentingnya air ketuban dan cara menjaga air ketuban agar tetap cukup selama kehamilan.
Semoga kehamilan selalu sehat, Ma.
Baca juga:
- 5 Fungsi Air Ketuban untuk Perkembangan Janin
- Aspirasi Mekonium, saat Bayi Keracunan Air Ketuban Bercampur Feses
- Berpuasa Dapat Mengurangi Cairan Ketuban, Mitos atau Fakta?