7 Cara Suami Membantu Ibu yang Mual saat Hamil Muda
Yuk, bantu istri mengatasi morning sickness!
13 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan bisa menjadi saat yang paling menyenangkan dan ajaib dalam kehidupan pasangan suami istri. Namun bagi sekitar 80 persen ibu hamil, awal kehamilan sama sekali tidak menyenangkan. Ini disebabkan oleh gejala awal kehamilan seperti mual saat hamil muda.
Mual dan muntah yang sering disebut morning sickness bisa menjadi pertanda bahwa kehamilan berjalan baik dan janin sedang berkembang. Meski mungkin ini dapat membuat Mama merasa kewalahan.
Sebagai suami, tugas Papa lah untuk membuat Mama merasa nyaman selama masa kehamilan, terutama ketika mengalami mual saat hamil muda atau morning sickness.
Berikut ini tips dari Popmama.com untuk membantu Mama mengatasi morning sickness. Yuk, simak ulasan berikut.
1. Memahami bahwa mual tidak terjadi pada pagi hari saja
Meski disebut morning sickness, mual dan muntah selama kehamilan bisa terjadi kapan saja. Pagi, siang, sore, atau malam. Mual biasanya dimulai sekitar minggu keenam dan meningkat pada bulan keenam. Sedangkan sekitar 25 persen ibu hamil, mual mungkin merupakan tanda kehamilan pertama. Bagi sebagian wanita, mual ini bisa terjadi sepanjang kehamilan.
Mual dan muntah ini sangat tidak nyaman, jadi dengan memahami ini akan sangat membantu istri melewati periode mual dan muntah.
2. Yakinkan istri bahwa mual di pagi hari itu baik, tetapi waspada juga dengan hiperemesis gravidarum.
Satu-satunya hal yang baik tentang morning sickness adalah bahwa ini biasanya menandai awal kehamilan yang sehat. Kok bisa? Penyebabnya adalah peningkatan hormon yang cepat untuk mendukung janin yang sedang berkembang. Jadi, meskipun ini sulit bagi ibu hamil, Papa dapat membantu meyakinkannya bahwa itu pertanda baik.
Namun, waspada juga dengan muntah yang berlebihan. Meski hanya terjadi pada 0,3-2 persen kehamilan, hiperemesis gravidarum didiagnosis ketika mual dan muntah menjadi ekstrem dan Mama tidak dapat menyimpan makanan apapun. Perawatan dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan gizi.
Bahkan tanpa hiperemesis gravidarum, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual. Misalnya mengonsumsi tablet hisap atau permen untuk mengurangi mual.
Editors' Pick
3. Bebaskan istri dari tugas rumah tangga
Bersamaan dengan mual, indra penciuman juga menjadi lebih sensitif. Sehingga aroma bumbu dapur pun mungkin menyebabkan mual sehingga memasak menjadi tugas yang berat bagi Mama.
Nah, sekaranglah waktunya bagi Papa untuk mengasah kemampuan memasak dan mengatur rumah. Selain itu, karena tubuh melakukan penyesuaian, ibu hamil biasanya mudah lelah. Tunjukkan perhatian kepada pasangan yang sedang hamil sambil membantunya menjaga kesehatan.
4. Menyiapkan makanan yang bernutrisi
Siapkan makanan kecil sepanjang hari dan dorong istri untuk selalu minum. Namun hindari makan dan minum di waktu yang bersamaan. Progesteron adalah salah satu hormon yang meningkat selama kehamilan. Ini juga dapat memperlambat proses cerna sehingga makan dan minum terlalu banyak secara bersamaan justru akan menambah rasa mual.
Tidak peduli seberapa mual, dorong istri untuk tidak melewatkan waktu makan. Gula darah rendah hanya akan memperburuk mual. Berikut beberapa makanan yang dapat dicoba untuk mengurangi rasa mual:
- Keripik kentang asin.
- Limun.
- Teh peppermint.
- Teh jahe.
- Semangka.
- Agar-agar.
- Es krim.
- Pretzel.
Terkadang, aroma lemon atau jahe juga bisa membantu mengurangi mual.
5. Penuhi nutrisi ibu hamil saat ngidam
Biasanya ketika hamil, Mama akan mengidam makanan tertentu. Ada beberapa teori bahwa mengidam adalah cara tubuh memberitahu mengenai kekurangan nutrisi tertentu saat hamil. Terlepas dari apakah mengidam itu benar atau tidak membantu memenuhi kebutuhan nutrisi, bantu istri untuk memenuhi keinginannya.
Tetapi ini juga tidak berarti bahwa Papa harus pergi ke supermarket di tengah malam untuk membeli es krim atau manisan. Tapi ketahuilah bahwa jika hasratnya tidak sehat, tidak masalah untuk tidak memenuhinya saat itu juga atau sama sekali tidak menurutinya.
6. Sediakan camilan tengah malam
Sebagian alasan mengapa mual dan muntah cenderung lebih buruk di pagi hari adalah karena gula darah rendah dan asam lambung yang tinggi setelah puasa semalaman saat tidur. Papa dapat mengatasinya dengan menyediakan camilan agar bisa disantap saat malam atau tengah malam. Ini membantu meningkatkan gula darah sehingga Mama tidak mengalami mual yang parah di pagi hari.
Mungkin pelajaran terbesar di sini adalah mendorong istri untuk makan kapan saja dan apa saja yang ingin dimakan. Tubuhnya memberi isyarat melalui hasrat dan rasa lapar, tidak kenal waktu. Mual, terutama ketika dikaitkan dengan gula darah rendah, merupakan isyarat terlambat makan.
7. Biarkan istri tidur
Morning sickness yang buruk sering dikaitkan dengan kurang tidur. Istri membutuhkan lebih banyak tidur. Bagaimana pun juga, ada janin yang sedang tumbuh dan berkembang di perutnya. Sehingga tubuh bekerja ekstra saat ini.
Jika memungkinkan, istri harus tidur lebih awal dan bangun lebih siang sesuai kebutuhan. Pastikan juga istri mendapatkan istirahat yang cukup. Ini juga akan membantu mengurangi mualnya.
Olahraga dan aktivitas fisik penting untuk kesehatannya, tetapi istirahat juga diperlukan.
Namun, jika istri mengalami kesulitan tidur, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Ini mungkin menandakan kekurangan zat besi. Walaupun umumnya ibu hamil memiliki anemia ringan selama kehamilan, kadar zat besi darah yang lebih rendah dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan gejala lainnya.
Selain membahagiakan, kehamilan itu tidak mudah. Dengan membantu dan memahami istri, Papa dapat membuat kehamilan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Selamat mencoba!
Baca juga:
- Waspada, Ma, Stres Selama Kehamilan Memiliki Efek Buruk untuk Bayi
- Wajarkah Mual Muntah di Malam Hari? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Mual setelah Mengonsumsi Vitamin Prenatal? Ketahui Penyebabnya