Ciri-Ciri Hamil Positif Palsu, Seakan Merasakan Gerakan Janin
Dalam beberapa kasus, perempuan bisa mengalami kehamilan palsu
15 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan biasanya merupakan saat yang menyenangkan bagi calon orangtua. Namun kehamilan tidak selalu berakhir dengan kelahiran bayi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, perempuan percaya bahwa mereka hamil, namun ternyata gejala yang mereka alami bukan disebabkan oleh kehamilan, melainkan oleh hal lain. Hal ini dikenal dengan sebutan kehamilan palsu.
Kehamilan palsu, yang secara klinis disebut pseudocyesis, adalah keyakinan bahwa Mama sedang mengandung, padahal sebenarnya Mama tidak sedang mengandung. Perempuan dengan pseudocyesis memiliki banyak, jika tidak semua, gejala kehamilan. Namun hanya satu yang kurang, yaitu keberadaan janin.
Bagaimana ciri-ciri hamil positif palsu? Nah, untuk mengetahui penjelasannya, Popmama.com sudah merangkum informasinya untuk Mama pada ulasan berikut ini.
Ciri-Ciri Hamil Positif Palsu
Perempuan dengan pseudocyesis memiliki banyak gejala yang sama dengan mereka yang sebenarnya sedang hamil, antara lain:
- gangguan periode menstruasi atau periode menstruasi terlewat,
- perut bengkak,
- payudara membesar dan empuk, perubahan pada puting, dan kemungkinan produksi ASI,
- seakan merasakan gerakan janin,
- mengalami mual dan muntah,
- pertambahan berat badan.
Gejala ini bisa berlangsung hanya beberapa minggu, sembilan bulan, atau bahkan beberapa tahun.
Editors' Pick
Apa Penyebab Kehamilan Palsu?
Dokter berusaha memahami masalah psikologis dan fisik yang menjadi akar dari kehamilan palsu. Meski penyebab pastinya masih belum diketahui, dokter menduga bahwa faktor psikologis dapat mengelabui tubuh agar “berpikir” bahwa dirinya hamil.
Ketika seorang perempuan merasakan keinginan yang kuat untuk hamil, yang mungkin disebabkan oleh infertilitas, keguguran berulang, menopause yang akan datang, atau keinginan untuk menikah, tubuhnya mungkin menunjukkan beberapa tanda kehamilan (seperti perut buncit, payudara membesar, dan bahkan sensasi gerakan janin).
Otak perempuan kemudian salah mengartikan sinyal-sinyal tersebut sebagai kehamilan dan memicu pelepasan hormon (seperti estrogen dan prolaktin) yang menyebabkan gejala kehamilan sebenarnya.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa kemiskinan, kurangnya pendidikan, pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, atau masalah hubungan mungkin berperan dalam memicu kehamilan palsu.