Studi: Depresi saat Hamil Bisa Pengaruhi Suasana Hati Anak Kelak
Dampak depresi saat hamil kemungkinan dapat dirasakan oleh bayi sampai ia tumbuh kelak
8 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika Mama mengalami depresi selama kehamilan, janin dan bayi juga mungkin merasakan efeknya. Menurut sebuah penelitian, efeknya pada bayi bahkan dapat dirasakan sampai ia tumbuh kelak.
Sebuah penelitian melibatkan 5.000 anak hingga orang dewasa usia 24 tahun. Kelompok ini memiliki ibu yang mengalami depresi selama atau setelah kehamilan.
Meski stres dan gangguan kecemasan adalah hal yang biasa dialami oleh ibu hamil, ini harus ditangani, Ma. Jika dibiarkan berlarut-larut, stres dapat menyebabkan depresi, yang dapat berefek pada janin dan anak kelak.
Popmama.com merangkum informasi soal depresi saat hamil dapat meningkatkan gangguan suasana hati pada anak kelak.
Studi: Skor Depresi Tertinggi di Kalangan Orang Dewasa Muda yang Ibunya Alami Depresi saat Hamil
Studi ini diterbitkan di British Journal of Psychiatri melibatkan 5.029 Young U.K. Dewasa. Responden berusia antara 10-24 tahun dan mengisi kuesioner skrining untuk gejala depresi.
Penelitian ini menemukan, orang-orang muda yang ibunya mengalami depresi saat hamil kehamilan yang mendapat skor lebih tinggi pada ukuran depresi.
Perbedaannya menjadi jelas pada usia 16 tahun, kemudian melebar pada usia 24 tahun. Terutama ketika ibunya mengalami depresi baik selama dan setelah kehamilan.
Editors' Pick
Depresi Bukanlah Aib atau Kesalahan Ibu Hamil
Para ahli menekankan bahwa temuan tidak menyiratkan ini adalah "kesalahan".
"Depresi perinatal bukanlah sesuatu yang dapat dikendalikan oleh ibu hamil," kata Chris Raines, seorang praktisi perawat psikiatri perinatal dan ketua dewan kepala nirlaba Postpartum.
Namun yang dapat dikendalikan adalah mencari bantuan ahli.
Depresi pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko bagi janin dan anak-anak karena beberapa alasan, termasuk kerentanan genetik terhadap gangguan tersebut.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa kedua orangtua yang mengalami depresi tidak dapat merawat anak dengan baik. Jadi mengatasi depresi orangtua dapat bermanfaat bagi seluruh keluarga.
Studi ini tidak meneliti apakah mengatasi depresi pada ibu dapat berdampak pada kesehatan mental jangka panjang anak-anak mereka.
Peneliti senior Rebecca Pearson setuju bahwa penanganan pada depresi kehamilan dan setelah melahirkan dapat memberikan manfaat. Mendapatkan bantuan bisa menurunkan tingkat risiko.