Pentingnya Monitor Detak Jantung untuk Memantau Kesehatan Janin
Detak jantung janin merupakan salah satu indikator tumbuh kembang janin, Ma
27 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada mendengarkan detak jantung janin untuk pertama kalinya. Ini adalah salah satu momen kehamilan yang dapat membuat Mama menangis bahagia.
Detak jantung janin merupakan indikator tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, Ma. Didukung dengan USG dan tes HCG, dokter dapat mengetahui apakah janin tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.
Bagaimana detak jantung janin yang normal? Faktor apa yang dapat menyebabkan perubahan detak jantung pada janin? Popmama.com mengulas informasi yang diperlukan seputar detak jantung janin untuk Mama.
1. Kapan Mama dapat mendengarkan detak jantung janin untuk pertama kalinya?
Jantung janin mulai berdetak sekitar usia kehamilan enam minggu. Jika Mama memilih untuk melakukan pemeriksaan dini dengan USG, Mama mungkin dapat mendengar detak jantung atau bahkan melihatnya di monitor, paling cepat saat kehamilan memasuki usia enam minggu.
Mama pun dapat mendengarkannya melalui fetoscope ketika usia kehamilan memasuki minggu ke-20.
Editors' Pick
2. Detak jantung janin yang normal
Jantung janin yang normal berkisar antara 120 dan 160 denyut per menit. Ini jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan detak jantung orang dewasa. Faktanya, hampir dua kali lipat dari detak jantung orang dewasa.
Tetapi penting untuk dicatat bahwa detak jantung dapat berubah tergantung pada usia kehamilan mama.
Ketika jantung pertama kali berdetak dan masih berkembang, adalah normal jika detak jantung janin mulai pada tingkat yang jauh lebih lambat, meningkat setiap hari, sampai mulai stabil dan berdenyut dalam kisaran yang diharapkan sekitar minggu ke-12 kehamilan.
3. Apa yang menyebabkan perubahan detak jantung pada janin?
Mama pasti merasa cemas ketika mengetahui jantung janin tidak berdetak dengan normal.
Namun perlu diingat bahwa detak jantung janin tidak berdetak dengan konsisten di awal kehamilan. Ini bervariasi untuk setiap bayi dan kehamilan.
Faktor-faktor berikut dapat memengaruhi detak jantung janin:
- Usia kehamilan. Denyut jantung janin mulai lebih lambat di awal, kemudian semakin cepat. Kisaran denyut jantung janin normal adalah 120-160 bpm pada pertengahan kehamilan. Jika detak jantung bayi di luar rentang normal, periksa hari perkiraan lahir. Ada kemungkinan due date tidak akurat.
- Kadar gula darah. Ketika memperhitungkan usia ibu, BMI, durasi diabetes, dan minggu kehamilan, peneliti menemukan kadar glukosa yang lebih tinggi berkorelasi dengan denyut jantung janin yang lebih tinggi. Demikian pula, kadar glukosa darah yang rendah berkontribusi pada detak jantung janin yang lebih rendah.
- Aktivitas janin. Saat janin berkembang, sistem sarafnya pun ikut berkembang. Dan sistem saraf parasimpatis yang sedang tidur, ia akan memiliki detak jantung yang lebih rendah. Jika aktif, maka detak jantungnya lebih tinggi. Variabilitas ini adalah hal yang baik. Penelitian menunjukkan variabilitas detak jantung adalah salah satu penanda terbaik kesehatan janin, karena menunjukkan ketahanan.
- Makanan dan minuman selama kehamilan. Makanan dan minuman seperti kopi, cokelat, dan gula adalah stimulan. Ini dapat memengaruhi apakah janin memiliki detak jantung normal atau tidak. Jika Mama mengonsumsi makanan dan minuman yang mendorong peningkatan detak jantung sebelum USG, itu dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung sementara pada janin.
Detak jantung janin yang normal adalah indikator kesehatan janin yang baik. Janin mungkin mengalami masalah jika detak jantungnya di luar kisaran detak jantung janin yang normal.
Detak jantung janin yang abnormal dapat menunjukkan kondisi jantung atau keguguran. Di sisi lain, variasi detak jantung juga menunjukkan bahwa janin yang ada di dalam kandungan sehat. Jadi sangat penting untuk tidak langsung mengambil kesimpulan.
Untuk mendiagnosis kondisi genetik atau keguguran tidak hanya dilakukan berdasarkan satu kali USG saja. Dokter membutuhkan USG lanjutan dan tes lainnya untuk memutuskan apakah ada kelainan pada janin.
4. Apakah Mama dapat mengukur sendiri detak jantung janin di rumah?
Sebagai aturan umum, monitor detak jantung janin di rumah tidak dianjurkan. Banyak ibu membeli fetal doppler atau alat pengukur detak jantung berukuran saku di Amerika Serikat. Ini memudahkan mereka untuk selalu terhubung dengan bayi. Meskipun tampak menarik, perangkat ini tidak disetujui oleh Food and Drug Administration di sana. Fetal doppler ini juga banyak dijual di Indonesia. Pastikan Mama berkonsultasi dengan dokter soal keamanannya.
Meskipun tidak ada bukti adanya kerusakan karena pencitraan USG dan monitor detak jantung, penggunaan perangkat ini secara hati-hati oleh penyedia layanan kesehatan yang terlatih sangat penting, Ma.
USG dapat sedikit memanaskan jaringan dan dalam beberapa kasus, USG juga dapat menghasilkan gelembung yang sangat kecil (kavitasi) di beberapa jaringan, menurut Shahram Vaezy, seorang insinyur biologi dari FDA.
Efek jangka panjang dari pemanasan dan kavitasi jaringan tidak diketahui. Oleh karena itu, monitor jantung janin harus dilakukan hanya ketika ada kebutuhan medis oleh para profesional terlatih, termasuk bidan dan dokter.
Nah, sekarang Mama sudah mengetahui pentingnya memonitor perkembangan detak jantung bayi. Jika Mama merasa ada yang tidak sesuai, segera konsultasikan dengan dokter kandungan.
Baca juga:
- Ini Dia, Ma, Manfaat Birth Ball untuk Persiapan Persalinan
- 10 Nutrisi Penting yang Dibutuhkan Ibu Hamil saat Hamil Tua
- Apakah USG 5 Dimensi Aman Bagi Janin? Cek Faktanya Dulu, Ma