Diet Detoksifikasi saat Hamil, Apakah Aman bagi Ibu dan Janin?
Sebelum melakukan diet ini, kenali dulu apa saja risikonya ya, Ma
11 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diet detoksifikasi dipercaya baik untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Biasanya ini dilakukan dengan mengonsumsi makanan atau suplemen dalam jangka waktu tertentu. Makanan yang boleh dikonsumsi pun sudah ditetapkan, jadi Mama tidak boleh mengonsumsi makanan lain saat proses.
Metodenya pun beragam. Yang paling umum adalah puasa dalam jangka waktu tertentu, lalu berbuka dengan buah-buahan, sayuran, jus, atau air putih.
Apakah diet detoksifikasi memberikan manfaat bagi ibu hamil dan janin? Rangkuman informasinya dapat Mama simak di ulasan Popmama.com berikut ini, ya!
Detoksifikasi saat Hamil, Amankah?
Detoksifikasi mengacu pada diet yang menggunakan pedoman nutrisi tertentu dan suplemen herbal untuk menghilangkan racun dari organ dan jaringan tubuh.
Menghilangkan racun dari tubuh saat hamil mungkin tampak seperti ide yang bagus, tetapi kenyataannya tidak. Belum banyak penelitian yang dilakukan soal manfaat diet detoksifikasi ini. Bahkan sebagian yang melakukannya merasakan efek samping yang tidak nyaman seperti lemas atau pusing.
Selama kehamilan, Mama perlu fokus untuk merawat janin, bukan pada mengeluarkan racun sekaligus memberikan nutrisi pada si Kecil.
Diet detoksifikasi saat hamil dapat meningkatkan risiko yang membahayakan janin dan ibu hamil.
Editors' Pick
Jenis Diet Detoksifikasi
Berikut beberapa metode detoksifikasi yang umum dilakukan:
- Detoksifikasi makanan, melibatkan konsumsi makanan dan jus tertentu untuk jangka waktu yang sudah ditetapkan.
- Suplemen, menggunakan obat pencahar dan diuretik untuk merangsang buang air.
- Perawatan detoksifikasi, menangani organ tertentu untuk menghilangkan racun dari tubuh. Misalnya usus besar.
Risiko Melakukan Diet Detoksifikasi saat Hamil
Diet ini dipercaya bermanfaat untuk mengeluarkan racun. Jika Mama tertarik untuk melakukan diet detoksifikasi, ketahui dulu risikonya ya, antara lain:
- Beberapa jenis diet detoksifikasi menggunakan herbal atau suplemen herbal. Nah, penggunaan herbal ini mungkin tidak aman bagi perkembangan janin, Ma. Misalnya ketumbar, dapat meningkatkan risiko keguguran di awal kehamilan. Karena itu, pastikan Mama berdiskusi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk detoksifikasi.
- Selama proses diet detoksifikasi, racun naik ke dalam darah dan kemudian keluar melalui usus besar, ginjal, kulit dan paru-paru. Munculnya racun dalam darah bisa membahayakan Mama dan janin.
- Irigasi usus besar meningkatkan jumlah keringat, buang air kecil dan buang air besar. Ini mungkin bukan masalah besar jika Mama dalam kondisi normal atau tidak hamil. Selain itu, diet detoksifikasi dapat meningkatkan kebutuhan cairan pada tubuh. Dehidrasi saat hamil dapat meningkatkan risiko bagi janin.
- Beberapa diet detoksifikasi membutuhkan asupan vitamin C dalam jumlah tinggi. Ini dapat menghentikan tubuh menghasilkan progesteron, hormon penting bagi ibu hamil.
- Diet detoksifikasi melibatkan makan buah-buahan dan sayuran yang sehat, sehingga Mama mungkin mengira ini aman. Namun, ketika Mama menghapus satu atau lebih kelompok makanan dari menu, Mama dan janin berisiko kehilangan nutrisi penting.
Bagaimana Melakukan Detoksifikasi dengan Aman saat Hamil?
Meskipun diet detoksifikasi tidak ideal untuk dilakukan saat hamil, Mama dapat mengubah kebiasaan makan sehat tanpa membahayakan janin dan diri sendiri.
Beberapa perubahan gaya hidup, diet sehat dan olahraga dapat membantu membuang racun dengan cara yang aman. Beberapa cara aman untuk melakukan detoksifikasi antara lain:
- Minum delapan gelas air setiap hari untuk membuang racun dari tubuh melalui urin, feses, dan keringat.
- Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi untuk menjaga usus tetap bersih.
- Pastikan Mama berolahraga 30 menit sehari untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Diskusikan dengan dokter mengenai jenis olahraga yang aman untuk Mama saat hamil.
- Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, susu bebas lemak, gandum utuh dan lemak sehat.
Perlu diketahui bahwa tubuh kita dilengkapi mekanisme untuk menyingkirkan racun secara alami. Proses pengolahan dan pembuangan racun serta zat-zat sisa metabolisme berlangsung di berbagai organ. Misalnya hati, ginjal, kulit, dan saluran cerna, melalui urine, tinja, dan keringat.
Jadi, sebaiknya diet detoksifikasi sebaiknya tidak perlu dilakukan, terutama saat hamil, ya, Ma.
Baca juga:
- 7 Tips Diet yang Aman setelah Melahirkan agar Cepat Langsing
- 5 Asupan Makanan Diet Sehat saat Hamil, Jangan Asal Makan!
- Hati-Hati Melakukan Diet Rendah Karbohidrat saat Hamil, Ini Risikonya