Embrio Tidak Berkembang, Waspada Penyakit Trofoblastik Gestasional
Umumnya tidak berbahaya, namun kadang dapat berkembang menjadi tumor atau kanker, Ma
3 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua ibu hamil menginginkan kehamilan yang sehat. Namun meski begitu, tidak jarang terjadi komplikasi pada kehamilan, mulai dari yang ringan sampai berat. Salah satunya adalah embrio atau calon janin gagal terbentuk setelah proses pembuahan.
Komplikasi ini dikenal dengan nama trofoblastik gestasional, penyakit yang terjadi pada kehamilan yang tidak normal. Trofoblastik gestasional pada umumnya tidak berbahaya, namun ada beberaja jenis yang ganas, Ma.
Apa penyebab trofoblastik gestasional dan siapa saja yang berisiko? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa itu Trofoblastik Gestasional?
Trofoblastik gestasional merupakan kondisi yang terkait dengan adanya jaringan trofoblastik plasenta. Setelah pembuahan, sel telur dan sperma akan menghasilkan sel-sel trofoblas. Sel ini akan berkembang menjadi embrio atau bakal janin, yang kemudian membentuk plasenta.
Jaringan trofoblas terkadang mengalami kelainan, sehingga tidak dapat membentuk plasenta dan embrio. Kondisi ini dikenal dengan penyakit trofoblastik gestasional (PTG). Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama kehamilan.
Dalam beberapa kasus, jaringan trofoblas tersebut dapat membentuk jaringan abnormal, seperti tumor atau kista.
Salah satu penyakit trofoblastik gestasional yang paling sering terjadi adalah hamil anggur. Pada kasus ini, sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang menjadi plasenta maupun bakal janin, tetapi sekumpulan kista yang berkelompok dan tampak menyerupai buah anggur.
Editors' Pick
Siapa yang Berisiko Mengalami Trofoblastik Gestasional?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami ini, antara lain:
- Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ketika hamil
- Mama mengalami hamil anggur sebelumnya
- Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker atau tumor trofoblastik gestasional