Sindrom Kelelahan Kronis saat Hamil, Kenali Gejala dan Penanganannya
Jika sudah beristirahat dan masih lelah, waspada sindrom kelelahan kronis, Ma
17 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, tubuh bekerja sangat keras untuk merawat kehamilan dan janin. Maka tidak heran jika ibu hamil mudah lelah. Rasa lelah ini biasanya dapat diatasi dengan istirahat atau tidur.
Namun bagaimana jika Mama sudah beristirahat dan rasa lelah tidak berkurang? Bisa jadi ini merupakan gejala sindrom kelelahan kronis. Beberapa gejalanya adalah merasa lelah sepanjang waktu, nyeri otot, dan sulit untuk berkonsentrasi.
Apakah kondisi ini dapat memengaruhi kehamilan dan janin? Popmama.com sudah merangkum informasi soal sindrom kelelahan kronis saat hamil, gejala, dan cara menanganinya, Ma. Seperti apa ya?
Apa Itu Sindrom Kelelahan Kronis?
Sindrom kelelahan kronis merupakan kondisi kronis kompleks yang memengaruhi lebih dari satu juta laki-laki dan perempuan Amerika dari segala usia.
Bagi perempuan, mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kondisi ini. Meski gejala utamanya adalah kelelahan, sindrom ini bukan hanya sekedar rasa lelah saja.
Apa yang menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi ini? Penyebab kondisi ini masih belum diketahui sepenuhnya.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa memicu sindrom kelelahan kronis. Namun berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pemicunya:
- Infeksi virus,
- Gangguan kekebalan tubuh,
- Stres.
Editors' Pick
Gejala Sindrom Kelelahan Kronis Selama Kehamilan
Salah satu gejala utamanya adalah kelelahan ditambah dengan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Kegiatan sehari-hari seperti berbelanja bahan makanan atau mandi bahkan tidak mampu dilakukan oleh ibu hamil yang mengalami sindrom ini.
Gejala-gejala lainnya seperti:
- Gejala yang memburuk seiring dengan aktivitas fisik maupun mental yang dilakukan,
- Intoleransi ortostatik, gejala yang memburuk saat berdiri atau duduk tegak, terkadang disertai dengan pusing atau perubahan penglihatan,
- Kesulitan berpikir, termasuk penyimpangan memori dan kabut otak,
- Gangguan tidur, termasuk sulit tidur atau tetap tertidur serta merasa tidak tenang setelah tidur semalaman,
- Nyeri, paling sering nyeri otot, nyeri sendi, dan sakit kepala,
- Tubuh tidak seimbang saat bergerak,
- Sulit mengembalikan energi.
Semua gejala ini mungkin datang dan pergi dan bisa bertahan selama berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.
Yang menjadi masalah adalah kondisi ini sulit untuk didiagnosis, tidak diketahui apa penyebabnya dan saat ini tidak ada obatnya.