Hindari Sakit Gigi, Ini Tips Perawatan Gigi saat Hamil
Jangan anggap remeh, sakit gigi saat hamil berisiko untuk ibu hamil dan janin
17 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak calon mama mengalami gusi merah, bengkak, dan lembut yang sering berdarah saat disikat atau dibersihkan dengan benang gigi.
Perawatan mulut sangat penting selama kehamilan. Karena perubahan dalam sekresi hormonal, banyak masalah gigi yang mengganggu kenyamanan ibu hamil.
Terdapat risiko infeksi bakteri, pembentukan plak dan perdarahan gusi akibat tekanan darah tinggi. Progesteron dan estrogen dalam tubuh juga dapat menyebabkan gusi menjadi sensitif terhadap perdarahan, membuat Mama lebih rentan terhadap penyakit gusi.
Oleh karena itu, setiap ibu hamil perlu mengikuti rutinitas perawatan mulut yang sehat, terdiri dari cuci mulut dan flossing.
Apa saja masalah gigi yang biasa dialami oleh ibu hamil? Bagaimana cara menghindari risiko sakit gigi saat hamil?
Agar Mama dapat terhindar dari masalah gigi yang mungkin berisiko bagi kehamilan, simak ulasan Popmama.com berikut ini mengenai perawatan gigi saat hamil.
Macam-Macam Masalah Gigi yang Sering Dialami Ibu Hamil
Sakit gigi sebagian besar disebabkan oleh cedera atau trauma. Kepekaan gigi dapat disebabkan oleh pukulan traumatis dan cedera dapat disebabkan oleh kerusakan gigi atau gigi berlubang.
Berikut adalah daftar dari beberapa penyebab penting sakit gigi saat hamil:
- Gigi abses atau infeksi yang berasal dari dalam gigi hingga ke akar.
- Gigi yang rusak atau retak. Gigi yang retak menyebabkan dentin dan pulpa yang sensitif terpapar. Mama mungkin merasa sakit setiap kali menggigit atau mengunyah makanan. Ini dikenal sebagai 'sindrom gigi retak'.
- Sedang melakukan perawatan gigi. Gigi terkadang menjadi lebih sensitif setelah tambalan besar atau dalam. Ini karena perawatan gigi terkadang dapat mengiritasi saraf tetapi sensitivitas ini biasanya mereda begitu gigi menjadi sehat.
- Menggeretakkan gigi saat tidur. Biasanya dilakukan tanpa disadari, tetapi dapat merusak gigi dan seringkali mengiritasi saraf sehingga menjadi sensitif.
- Infeksi gusi. Periodontium terdiri dari ligamen gusi, gusi dan tulang. Periodonsium mengikat gigi. Periodontitis adalah peradangan periodonsium yang disertai rasa nyeri akibat kerusakan tulang yang hilang di sekitar gigi.
- Permukaan akar yang terbuka. Jika akar gigi terekspos karena kehilangan atau kerusakan tulang atau gusi pelindung di sekitarnya, gigi menjadi sensitif terhadap rangsangan sederhana seperti perubahan suhu atau menyikat.
- Sinusitis. Karena akar molar atas berdekatan dengan rongga sinus maksilaris, peradangan sinus dapat memengaruhi molar juga dan bahkan dapat membuatnya sensitif. Ini bisa menyebabkan gigi sakit.
- Geraham bungsu adalah gigi permanen terakhir yang tumbuh paling ekstrem. Selain itu tidak ada cukup ruang di rongga mulut akibatnya molar ketiga terjebak di tulang rahang (impaksi). Gigi geraham ketiga yang terbuka sebagian sulit dibersihkan sehingga rentan terhadap infeksi.
Penyakit gusi biasanya tidak membahayakan terutama jika Mama mempraktikkan kebersihan gigi yang baik. Namun penyakit gusi yang parah dapat menimbulkan risiko potensial bagi ibu hamil, termasuk risiko persalinan prematur.
Editors' Pick
Bagaimana Merawat Gigi saat Hamil?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat janji dengan dokter gigi. Jika Mama sedang dalam program hamil, dokter gigi mungkin akan segera memulai perawatan gigi, tetapi selama kehamilan mungkin tidak bijaksana untuk memulai perawatan apa pun.
Banyak ibu hamil selama trimester kehamilan yang berbeda muntah beberapa kali. Mereka merasa lemah. Namun, tetap saja kesehatan mulut tidak boleh diabaikan.
Morning sickness sering membuat ibu hamil enggan untuk menyikat gigi dengan air dingin. Itulah sebabnya, dokter gigi profesional menyarankan pasiennya untuk menggunakan soda kue dengan air hangat suam-suam kuku untuk menghilangkan lapisan tebal plak dan bau tak sedap.
Di tengah mual di pagi hari, rutinitas perawatan mulut harus tetap dilakukan.