Kegunaan Tes Urine saat Pemeriksaan Kehamilan
Cek dulu apakah Mama membutuhkan tes urine pada setiap pemeriksaan kehamilan atau tidak
24 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat pemeriksaan kandungan, dokter akan menguji hal-hal yang berbeda pada titik yang berbeda dalam kehamilan. Salah satunya adalah tes urine.
Dokter kemungkinan besar akan meminta sampel urine pada kunjungan prenatal pertama Mama dan mengirimkannya ke laboratorium untuk urinalisis lengkap. Selain itu, juga untuk memeriksa bakteri.
Beberapa dokter akan terus meminta sampel urine pada setiap kunjungan prenatal (atau sekali dalam trimester).
Untuk apa tes urine saat pemeriksaan kehamilan dilakukan? Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Cara Melakukan Tes Urine Kehamilan
Mama akan diberi cangkir spesimen dan tisu antiseptik untuk menampung urine di kamar mandi. Berikut cara pengambilan urine:
- Cuci tangan sebelum pengambilan urine.
- Dengan jari yang bersih, pisahkan labia dan bersihkan vulva (bagian luar alat kelamin) dari depan ke belakang dengan lap tersebut.
- Buang air kecil selama beberapa detik ke toilet, lalu selipkan cangkir di bawah aliran sampai Mama mengumpulkan cukup banyak untuk sampel. Hindari menyentuh bagian dalam cangkir dengan jari. Kemudian selesaikan buang air kecil ke toilet.
- Letakkan tutupnya di cangkir dan berikan ke asisten medis.
Asisten medis memeriksa urine dengan mencelupkan tongkat tes berwarna ke dalamnya dan membandingkan hasilnya dengan bagan. Hasilnya ditulis pada bagan medis untuk ditinjau oleh dokter.
Untuk apa urine diuji selama kehamilan? Berikut beberapa tujuan pengujian urine:
Editors' Pick
1. Untuk mengetahui kadar gula atau glukosa
Adalah normal untuk sesekali memiliki sedikit gula (glukosa) dalam urine selama kehamilan. Tetapi jika Mama mengalami peningkatan kadar pada beberapa kunjungan prenatal berturut-turut atau tingkat yang sangat tinggi pada satu kunjungan, itu bisa berarti Mama menderita diabetes gestasional.
Dokter mungkin meminta Mama melakukan tes glukosa untuk mengetahui apakah itu masalahnya. Bahkan jika hasil tes urine normal, Mama akan menjalani tes glukosa antara 24 minggu kehamilan dan 28 minggu kehamilan untuk memeriksa kondisi yang relatif umum ini.
2. Memeriksa kadar protein
Kelebihan protein dalam urine bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih (ISK), kerusakan ginjal, atau gangguan tertentu lainnya. Di akhir kehamilan juga bisa menjadi tanda preeklampsia jika disertai dengan tekanan darah tinggi.
Jika Mama memiliki protein dalam urine tetapi tekanan darah normal, dokter mengirimkan sampel urine ke laboratorium untuk menguji ISK. Atau mereka mungkin memeriksa fungsi ginjal dengan pemeriksaan darah.
3. Menguji Keton
Keton diproduksi ketika tubuh mulai memecah lemak yang disimpan atau dicerna untuk energi. Ini bisa terjadi ketika Mama tidak mendapatkan cukup karbohidrat (sumber energi tubuh yang biasa). Ini paling sering merupakan tanda bahwa Mama mengalami dehidrasi.
Jika Mama menderita mual dan muntah yang parah atau berat badan turun selama kehamilan, dokter dapat memeriksa urine untuk keton. Jika pembacaan keton tinggi dan Mama tidak dapat menahan makanan atau cairan apa pun, Mama mungkin memerlukan cairan infus dan obat-obatan. Jika keton ditemukan dalam kombinasi dengan gula dalam urine, itu bisa menjadi tanda diabetes.
4. Memeriksa bakteri dan sel darah
Pada kunjungan prenatal pertama, sampel urine kemungkinan besar akan disaring untuk bakteri yang mengindikasikan ISK. Ini dilakukan melalui urinalisis laboratorium, tes kultur dan sensitivitas. Kultur menunjukkan bakteri apa saja dan mengisolasinya,dan uji kepekaan menunjukkan antibiotik mana yang dapat mengobati infeksi secara efektif.
Tes dilakukan meskipun Mama mungkin tidak memiliki gejala ISK. Jika tidak diobati selama kehamilan, bahkan ISK yang tidak nyeri dan tanpa gejala dapat berkembang menjadi infeksi ginjal yang parah, yang hampir selalu memerlukan rawat inap. Jadi skrining dilakukan pada awal kehamilan untuk mengetahui dan mengobati ISK sejak dini.
Jika Mama memang menderita ISK, selalu habiskan antibiotik lengkap untuk ISK - bahkan jika Mama merasa sehat. Infeksi yang tidak diobati meningkatkan risiko tidak hanya infeksi ginjal, tetapi juga kelahiran prematur dan komplikasi pada ibu hamil dan janin.
Jika tes urine awal ini negatif, risiko Mama terkena ISK di akhir kehamilan kecil, kecuali jika Mama memiliki riwayat ISK kronis atau berulang.
Selain tes urine, Mama juga akan menjalani tes darah pada kunjungan prenatal pertama.
Nah, itu penjelasan tentang kegunaan tes urine saat kehamilan, Ma. Setiap kehamilan berbeda-beda sehingga tidak semua ibu hamil membutuhkan tes urine pada setiap pemeriksaan kehamilan. Diskusikan dengan dokter mengenai kebutuhan Mama.
Baca juga:
- Wajib Tahu! Inilah Tes Kesehatan saat Pemeriksaan Kehamilan Pertama
- 5 Hal yang Harus Mama Perhatikan Saat Pemeriksaan Kehamilan
- Mana yang Lebih Akurat untuk Menguji Kehamilan, Tes Darah atau Urine?