Waspada, Kekurangan Berat Badan Berisiko bagi Ibu Hamil dan Janin
Bisa meningkatkan risiko cacat lahir dan menghambat perkembangan janin nih, Ma
29 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat menjalani masa-masa kehamilan, penambahan berat badan ibu hamil sangat penting untuk perkembangan janin di dalam kandungan agar tetap sehat. Penambahan berat badan juga merupakan komponen kunci persiapan menyusui nanti.
Bila selama kehamilan mengalami kenaikan berat badan yang terlalu sedikit, maka Mama berisiko mengalami malnutrisi. Pada akhirnya ini akan memengaruhi janin karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Kabar baiknya, perlu diketahui bahwa risiko yang terkait dengan kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mulai menambah berat badan.
Yuk, ketahui risiko berat badan yang kurang saat hamil dan bagaimana cara mengatasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini!
Mengapa Kenaikan Berat Badan Kehamilan Itu Penting?
Mungkin sulit bagi beberapa ibu hamil untuk menambah berat badan selama kehamilan. Namun ini penting untuk membantu janin tumbuh secara sehat.
Mengetahui ke mana perginya berat badan dapat membantu Mama memahami perlunya penambahan berat badan yang memadai selama masa kehamilan.
Berikut perkiraan pendistribusian penambahan berat badan saat hamil, antara lain:
- Bayi: 3,17-3,6 kg
- Plasenta: 0,5-0,9 kg
- Cairan ketuban: 0,9 kg
- Rahim: 0,9 kg
- Jaringan payudara: 0,5-1.4 kg
- Volume darah ibu hamil: 1,4-1,8 kg
- Cairan dalam jaringan ibu: 0,9-1,8 kg
- Penyimpanan lemak dan nutrisi ibu hamil: 2,7-3,6 kg
Sebagian besar dari berat ini akan turun relatif cepat setelah melahirkan.
Editors' Pick
Risiko Kekurangan Berat Badan saat Hamil
Bila selama hamil mengalami kenaikan berat badan yang terlalu sedikit, maka Mama berisiko mengalami malnutrisi. Malnutrisi saat hamil dapat membuat kondisi plasenta menjadi kurang baik. Efeknya akan berisiko bagi tumbuh kembang janin.
Malnutrisi menyebabkan aliran makanan ke janin menjadi terganggu, sehingga menyebabkan pertumbuhannya tidak optimal, Ma.
Kekurangan berat badan juga meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil. Dikarenakan umumnya mereka mengalami defisiensi zat besi akibat asupan makanan yang kurang.
Menurut penelitian dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, sekitar 72 persen ibu hamil yang berat badannya kurang mengalami keguguran di tiga bulan pertama.
Selain hal di atas, berikut beberapa risiko kekurangan berat badan bagi ibu hamil dan janin antara lain:
- Persalinan prematur,
- meningkatkan risiko persalinan caesar,
- pendarahan setelah persalinan,
- ibu hamil mudah lelah,
- pemulihan pasca persalinan yang panjang,
- kekurangan berat badan juga berisiko bagi tulang ibu hamil,
- persalinan sulit dan lama,
- cacat lahir dan anemia pada bayi,
- berat badan lahir bayi kurang,
- kelainan sistem saraf pusat janin (bila terjadi di trimester pertama),
- menghambat pertumbuhan janin (bila terjadi di trimester kedua dan ketiga).
Bagaimana Jika Mama Mulai Mengalami Penurunan Berat Badan Saat Hamil?
Banyak ibu hamil kehilangan berat badan selama trimester pertama karena mual dan muntah di pagi hari. Ini normal dan tetap harus dipantau, terutama jika Mama disarankan untuk menambah berat badan.
Selain itu, diharapkan berat badan berfluktuasi dari minggu ke minggu. Tetapi jika Mama kehilangan berat badan secara tiba-tiba, segera hubungi dokter, terutama di trimester ketiga.
Jika Mama mengalami kesulitan menambah berat badan, hindari makanan yang kurang bergizi dan mengandung kosong kalori.
Mama diperbolehkan untuk mulai melengkapi diet dengan beberapa makanan tambahan berkalori tinggi dan tinggi lemak, seperti es krim, kacang tanah. mentega, keju, dan mentega ekstra. Namun pastikan kecukupan nutrisi agar janin tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya ya, Ma.
Cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi yang cukup, yakni dengan mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian; makanan kaya kalsium, seperti susu, susu almond, yogurt; sumber protein seperti kacang-kacangan, telur, ikan, dan ayam; serta lemak sehat seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak.
Tips untuk Menaikkan Berat Badan
Agar Mama bisa mengalami kenaikan berat badan yang stabil saat hamil, berikut beberapa hal yang dapat Mama lakukan antara lain:
- Makanlah dalam porsi kecil dan sering setiap beberapa jam, terutama jika Mama merasa mual.
- Hindari melewatkan waktu makan, meski mual, Mama harus mencoba untuk makan.
- Pastikan tidak melewatkan sarapan agar mendapatkan asupan energi dan nutrisi.
- Konsumsi camilan yang padat nutrisi dan berkalori tinggi, seperti kacang-kacangan; biskuit gandum utuh dengan keju, selai kacang, hummus, atau alpukat, irisan buah yang diolesi mentega kacang; sandwich di atas roti gandum; sup krim; gandum potong baja dengan buah segar; dan kacang cincang.
- Minumlah minuman berkalori tinggi, seperti smoothie yang dibuat dengan susu kaya lemak atau susu alternatif dengan tambahan bubuk protein.
- Masak dengan lemak ekstra, seperti minyak dan mentega. Mama juga dapat menambahkan keju sebagai topping.
Kenaikan berat badan saat hamil memang normal, Ma. Jadi jangan takut jika Mama mengalami penambahan berat badan.
Penambahan ini akan berkurang setelah melahirkan. Jika mengalami gangguan makan yang menyebabkan Mama tidak berselera dan pada akhirnya berat badan turun, diskusikan langsung dengan dokter.
Apakah Mama mengalami penambahan berat badan normal saat hamil?
Baca juga:
- Kelebihan Berat Badan saat Hamil, Lakukan 6 Olahraga Ini ya Ma!
- Mitos atau Fakta Kelebihan Berat Badan Berefek pada Durasi Persalinan?
- Ini Risiko Kenaikan Berat Badan Berlebih bagi Ibu Hamil dan Janin