Memiliki Rahim Miring, Apakah Berpengaruh pada Kehamilan?
Biasanya, rahim berada pada posisi vertikal, namun kadang rahim miring ke depan atau ke belakang
28 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama membayangkan si Kecil meringkuk dengan nyaman di dalam rahim.
Biasanya, rahim berada pada posisi vertikal, namun kadang rahim miring ke depan atau ke belakang, karena sejumlah alasan anatomi yang normal.
Proses melahirkan akan mengendurkan ligamen yang menopang rahim atau jaringan luka pada penderita endometriosis juga dapat membuat posisi rahim miring. Kondisi ini juga bisa diperoleh sejak lahir, Ma.
Apa pengaruh rahim miring pada kehamilan dan peluang hamil? Jika Mama mengalami kondisi ini, Mama perlu menyimak ulasan Popmama.com tentang rahim miring, gejala, dan pengaruhnya pada kehamilan.
Apa Itu Rahim Miring?
Sebelum hamil dan di minggu-minggu awal kehamilan, rahim berada di antara dua tulang: sakrum (tulang besar di tengah panggul, di dasar tulang belakang) dan simfisis pubis (sendi panggul yang terletak di atas vulva).
Sebagian besar rahim berkembang condong ke depan ke arah pusar. Tetapi jika Mama memiliki rahim yang miring, rahim itu tumbuh secara alami dengan kemiringan ke belakang ke arah tulang belakang.
Kondisi ini bukanlah kelainan atau masalah medis, dokter hanya menyebutnya sebagai variasi anatomi normal.
Banyak perempuan yang memiliki rahim miring bahkan tidak menyadarinya.
Editors' Pick
Apakah Mama Bisa Hamil dengan Kondisi Rahim Miring?
Rahim yang miring sama sekali tidak berdampak pada kemampuan untuk hamil atau seberapa cepat akan hamil.
Faktanya, sangat sedikit karakteristik anatomi yang akan memengaruhi kemampuan untuk hamil.
Masalah-masalah itu bisa termasuk jaringan parut di rahim, yang bisa jadi akibat dari infeksi panggul sebelumnya, atau jaringan parut di sekitar saluran tuba.
Gejala Rahim Miring
Mama tidak akan melihat gejala rahim yang miring sebelum hamil. Namun ada beberapa gejala yang mungkin ditemukan pada trimester pertama kehamilan:
- Sakit punggung. Ada kemungkinan bahwa rahim miring dapat menyebabkan lebih banyak sakit punggung, meskipun itu adalah gejala umum di setiap kehamilan.
- Kesulitan mengosongkan kandung kemih. Beberapa dokter mengatakan bahwa dalam kasus yang sangat jarang, jika rahim miring dapat mendorong kandung kemih, sehingga sulit untuk dikosongkan.
- Sulit untuk menemukan janin saat USG. Ada kemungkinan dokter mungkin kesulitan menemukan janin dengan USG transabdominal. Ini berarti janin sedikit lebih jauh saat USG namun ini bukan masalah. USG transvaginal dapat dilakukan untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas.
Kabar baiknya, setiap dampak negatif dari rahim yang miring akan hilang pada trimester kedua kehamilan tanpa Mama perlu melakukan apa pun.
Saat janin tumbuh di trimester pertama, rahim mengembang di rongga panggul. Tetapi pada 12 hingga 13 minggu, rahim keluar dari panggul dan masuk ke perut untuk mengakomodasi janin yang sedang tumbuh. Pada titik ini, rahim yang miring hampir selalu mengarah ke atas.
Risiko Rahim Miring selama Kehamilan
Jika Mama mengalami kesulitan mengosongkan kandung kemih pada trimester pertama, Mama berisiko terkena infeksi saluran kemih (ISK). Ini karena urin terkumpul di satu tempat dan menjadi sasaran empuk bakteri.
Jadi waspadai gejala ISK lainnya, termasuk rasa sakit atau rasa terbakar saat buang air kecil, atau tekanan atau rasa sakit di perut. Jika Mama mengalami gejala tersebut, pastikan untuk memberi tahu dokter agar dilakukan perawatan. Infeksi yang tidak ditangani dapat memengaruhi perkembangan janin.
Apakah Rahim Miring Dapat Memengaruhi Persalinan?
Kondisi ini tidak memengaruhi proses persalinan, Ma. Setelah trimester pertama, rahim akan tumbuh begitu besar sehingga tidak akan miring ke satu arah atau lainnya.
Dalam keadaan yang sangat jarang, rahim yang miring dapat menyebabkan rahim yang terkurung (ketika rahim terperangkap di panggul alih-alih muncul ke perut Anda saat tumbuh).
Setelah melahirkan, posisi rahim akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk seberapa banyak ligamen telah meregang selama kehamilan atau berapa banyak berat badan bertambah. Tambahan berat memberi tekanan pada rahim dan dapat mempengaruhi posisi postpartum.
Tetapi bahkan jika rahim kembali ke posisi miring, kemungkinan besar itu tidak akan berdampak pada Anda atau kehamilan di masa depan.
Meski rahim miring adalah kondisi anomali, ini tidak memengaruhi kehamilan dan pertumbuhan janin. Tetapi Mama perlu waspada dengan risiko infeksi saluran kemih.
Nah, itu penjelasan tentang rahim miring, gejala serta pengaruhnya pada kehamilan. Apakah Mama pernah mengalami kondisi ini saat hamil? Gejala apa yang Mama rasakan?
Baca juga:
- Patut Dicoba, Ini 7 Makanan untuk Menyehatkan Rahim
- 7 Manfaat Kacang Hijau untuk Kesuburan Rahim dan Sel Telur Perempuan
- Calon Mama Wajib Tahu, Ini 5 Cara agar Rahim Sehat dan Siap Hamil