Mengganggu Perkembangan Janin, Hindari Produk Antibakteri saat Hamil
Meski menghilangkan bakteri, produk ini ternyata berisiko untuk janin
3 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama hamil, Mama harus melakukan tindakan untuk menghindari bakteri dan virus yang dapat berisiko bagi janin. Biasanya, salah satu tindakan yang dilakukan adalah menggunakan produk antibakteri.
Namun tahukah Mama, produk antibakteri ternyata berisiko bagi ibu hamil. Mama mengonsumsi makanan bernutrisi, mengurangi kafein, menghindari alkohol, dan melakukan yang terbaik untuk tetap menjalankan rutinitas olahraga. Tapi sudahkah Mama memeriksa label pada sabun mandi dan barang-barang perawatan pribadi lainnya?
Jika jawabannya tidak, Mama mungkin menggunakan produk yang mengandung antimikroba atau zat yang berpotensi memengaruhi tumbuh kembang janin.
Yuk, simak ulasan mengenai risiko penggunaan produk antibakteri saat hamil pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa itu Produk Antibakteri?
Produk antibakteri mengandung bahan yang dapat membunuh bakteri, seperti triclosan dan triclocarban. Mama menemukan istilah "antibakteri" pada label sabun cuci dan sabun mandi. Produk ini berbeda dari sabun biasa, yang secara fisik menarik kuman dari kulit sehingga air dapat membersihkannya.
Pada 2016, Food & Drug Administration (FDA) memutuskan tidak ada bukti bahwa sejumlah bahan antibakteri aman digunakan secara teratur dalam jangka panjang. Pada 2017, FDA melarang hampir dua lusin bahan, termasuk triclosan dan triclocarban, dari sabun cuci dan sabun mandi yang dipasarkan ke konsumen. Mengapa produk antibakteri tidak direkomendasikan selama kehamilan?
Editors' Pick
1. Berisiko mengganggu perkembangan organ janin
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa dua antibakteri, triclosan dan triclocarban, memiliki efek samping yang tidak diinginkan bagi ibu hamil dan janin. Bahan-bahan ini telah banyak digunakan untuk membunuh bakteri karena secara kimiawi stabil, yang berarti tidak mudah terurai.
Meskipun itu bagus untuk produsen, namun tidak begitu bagus untuk ibu hamil. Komponen ini juga tidak rusak saat masuk ke dalam tubuh. Saat sedang hamil, dua antibakteri ini dapat berpindah dari aliran darah ibu hamil ke janin melalui plasenta.
Triclosan dan triclocarban juga dikenal sebagai pengganggu endokrin. Ini berarti memengaruhi sistem hormon (atau endokrin) tubuh, termasuk hormon yang mengatur pertumbuhan janin, tepat saat semua organnya baru saja terbentuk.
Penelitian pendahuluan telah menunjukkan bahwa paparan yang tinggi terhadap pengganggu endokrin selama kehamilan dapat berdampak negatif pada pembentukan sistem reproduksi janin. Ini mungkin baru akan terlihat bertahun-tahun setelah paparan terjadi.
2. Meningkatkan risiko kelahiran prematur
Menggunakan antibakteri selama kehamilan lebih mungkin melahirkan lebih awal dan bayi lebih cenderung memiliki berat lahir lebih rendah.
Meskipun FDA melarang daftar panjang bahan antibakteri (termasuk triclosan dan triclocarban) dari sabun dan pembersih tangan, bahan-bahan tersebut mungkin masih ada di produk lain yang berlabel "antimikroba".
Sabun antibakteri juga masih mengandung bahan antimikroba, seperti benzalkonium klorida. Meskipun bahan kimia ini belum dilarang, tetapi juga belum terbukti aman.
Terlebih lagi, menggunakan bahan kimia antibakteri yang tidak perlu berkontribusi terhadap resistensi antimikroba dan antibiotik, yaitu kemampuan mikroba seperti bakteri yang menolak efek antimikroba sama sekali.
Ditambah lagi, tubuh penuh dengan bakteri baik yang benar-benar mendukung kesehatan. Beberapa peneliti telah menyatakan keprihatinan bahwa berlebihan pada produk yang memusnahkan bakteri baik dan jahat dapat memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang yang tidak diinginkan.
Untuk saat ini, sebaiknya hindari sabun "antibakteri" atau "antiseptik", terutama jika sedang hamil.
Produk Antibakteri yang Sebaiknya Dihindari saat Hamil
Meskipun sulit untuk menghindari semua paparan bahan kimia ini, bukan ide yang buruk untuk menghindarinya sebisa mungkin, terutama saat sedang hamil.
Periksa label bahan-bahan pada produk berikut di rumah dan cari alternatif produk. Berikut beberapa produk yang memiliki bahan yang harus dihindari:
- Sabun cuci dan sabun mandi
- Kaus kaki. Triclosan digunakan dalam kaus kaki antimikroba karena dapat menekan pertumbuhan bakteri di kaki, yang dapat menyebabkan bau dan infeksi.
- Maskara, lipstik dan lip gloss.
- Talenan. Talenan yang diklaim tahan bakteri terkadang menggunakan bahan antimikroba seperti triclosan.
Bagaimana Cara Menghindari Triclosan dan Triclocarban
Sekarang setelah Mama mengetahui beberapa produk tak terduga yang mengandung triclosan dan triclocarban, berikut beberapa cara untuk menghindari bahan kimia:
- Baca label sebelum membeli dan menggunakannya.
- Perhatikan kata kunci. Cari kata "antimikroba", "antiseptik", atau "antibakteri" pada label, yang merupakan istilah pemasaran untuk bahan kimia yang mungkin lebih baik dihindari.
- Gunakan air hangat dan sabun. Pilih sabun dan air hangat untuk membersihkan diri dan rumah daripada sabun antibakteri, deterjen, dan tisu basah.
- Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.
- Beli produk perawatan pribadi organik.
- Cek online. Meskipun beberapa produk diklaim terbuat dari bahan alami, bukan berarti produk tersebut tidak mengandung triclosan atau bahan antibakteri lainnya. Jadi, jika Mama tidak yakin, Mama dapat memeriksanya di website perusahaan.
Tidak mungkin menghilangkan semua risiko paparan bahan antibakteri, tetapi menghindarinya sebisa mungkin bukan ide yang buruk.
Pilihlah dengan bijak, kemudian pusatkan energi ama pada semua cara penting lainnya agar tubuh tetap sehat untuk Mama dan janin.
Nah, itulah pemaparan mengenai risiko penggunaan antibakteri saat hamil. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Gangguan Tiroid saat Hamil: Gejala, Risiko, dan Penanganannya
- Bisa Bahayakan Janin, Waspada Risiko Paparan Polusi selama Hamil
- Konsumsi Minuman Manis saat Hamil Tingkatkan Risiko Asma pada Bayi