Mitos atau Fakta, Migrain saat Hamil Berarti Bayi Mama Laki-Laki
Benarkan sering migrain dapat menentukan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan?
22 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Migrain bukanlah sakit kepala biasa. Nyeri parah dan berdenyut ini dapat memengaruhi satu atau kedua sisi kepala, berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.
Terkadang, migrain didahului atau disertai dengan apa yang disebut dengan aura. Ini adalah gejala neurologis yang meliputi penglihatan kabur, kilatan cahaya atau mati rasa, hingga kesemutan di lengan, kaki, atau wajah.
Selain itu, migrain dapat menyebabkan Mama merasa mual yang melebihi morning sickness dan membuat Mama merasa lebih lelah, pusing, dan peka terhadap cahaya serta suara.
Namun, selain menimbulkan keluhan, migrain saat hamil juga dipercaya bahwa Mama sedang mengandung bayi laki-laki.
Benarkah hal tersebut? Lalu apa penyebab migrain saat hamil? Berikut ulasan Popmama.com akan membahas fakta tentang migrain yang sebenarnya.
Penyebab Migrain saat Hamil
Banyak perempuan yang mengalami migrain untuk pertama kali saat mereka hamil. Jika Mama sebelumnya sudah pernah mengalami, kemungkinan besar ini akan menjadi semakin sering saat hamil.
Salahkan hormon kehamilan, ditambah semua pemicu terkait kehamilan lainnya yang Mama alami seperti kelelahan, ketegangan, penurunan gula darah, stres fisik atau emosional, hidung tersumbat, dan kepanasan.
Konon, beberapa perempuan yang memiliki riwayat migrain terkait siklus menstruasi sebenarnya lebih jarang mengalami sakit kepala ini saat mereka hamil, terutama selama trimester kedua dan ketiga. Itu karena migrain kemungkinan besar disebabkan oleh kadar estrogen yang berkurang sebelum menstruasi, sedangkan selama kehamilan, kadar estrogen tetap tinggi.
Editors' Pick
Mitos Migrain: Bayi Laki-laki atau Perempuan?
Ada mitos yang menyebutkan, jika Mama sering mengalami migrain saat hamil, itu artinya Mama akan melahirkan bayi laki-laki. Benarkah? Sayangnya, tidak ada penelitian yang dapat diandalkan untuk mendukung mitos tersebut.
Meski ini menyenangkan untuk dipercaya, mitos ini tidak dapat diandalkan, Ma.
Pencegahan Migrain selama Kehamilan
Seringkali cara terbaik untuk mengobati migrain adalah dengan melakukan pencegahan sejak awal. Dan meskipun tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Mama ambil untuk mengurangi kemungkinan dan frekuensi serangan:
- Buat jurnal migrain. Catat apa yang Mama makan, di mana Mama berada dan apa yang dilakukan sebelum migrain muncul. Pemicu umum termasuk cahaya yang menyilaukan atau suara keras, panas atau dingin yang berlebihan, asap rokok dan makanan seperti coklat, keju, pemanis buatan, dan nitrat dalam daging olahan. Setelah Mama melihat polanya, cobalah untuk menghindari pemicu potensial tersebut.
- Kurangi stres. Karena stres adalah pemicu migrain yang umum. Terapi holistik, termasuk akupunktur, pijat, meditasi, dan yoga, dianggap dapat membantu meringankan nyeri migrain.
- Tidur yang cukup. Gangguan tidur dan kelelahan bisa memicu migrain, usahakan untuk menjadikan tidur sebagai prioritas.
- Olahraga. Latihan aerobik yang teratur dan aman untuk kehamilan seperti berjalan kaki, berenang, dan bersepeda dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan migrain selama kehamilan. Namun, setelah migrain menyerang, jangan melakukan olahraga karena bisa memperburuknya.
Mengatasi Migrain saat Hamil
Ketika migrain menyerang, jauhi ibuprofen dan konsultasikan dengan dokter sebelum minum aspirin. Coba beberapa hal berikut ini untuk mengatasinya:
- Bersantai. Jika Mama merasa migrain akan datang, berbaringlah di ruangan yang tenang dan gelap dengan kompres dingin di leher atau dahi selama dua hingga tiga jam.
- Konsumsi obat pereda nyeri yang dianggap aman oleh dokter.
- Bicaralah dengan dokter. Jika Mama mengandalkan obat migrain yang kuat sebelum hamil, Mama mungkin harus menghindarinya sampai bayi lahir. Obat migrain yang terlalu kuat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Diskusikan mengenai pengobatan yang harus diambil.
Kapan Harus ke Dokter
Periksa dengan dokter saat pertama kali Mama merasa mengalami migrain. Begitu juga jika sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan berlangsung selama lebih dari beberapa jam, sering kembali, atau disertai demam.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami migrain selama kehamilan juga berisiko tinggi mengalami hipertensi, preeklampsia, dan gangguan pembuluh darah lainnya. Jadi jika Mama memiliki gejala yang meliputi kenaikan berat badan atau bengkak yang tiba-tiba secara dramatis di wajah atau tangan, segera hubungi dokter.
Salah satu penyebabnya adalah stres dan ketegangan. Saat hamil, terkadang sulit untuk menghindari rasa panik. Namun, demi kesehatan Mama dan janin, yuk, coba bersantai!
Itulah jawaban dari mitos mengenai migrain berarti Mama mengandung bayi laki-laki dan penyebab migrain yang sebenarnya. Ketahui dulu fakta sebenarnya sebelum mempercayai mitos ya, Ma.
Baca juga:
- 5 Cara Mengatasi Migrain yang Ampuh bagi Ibu Hamil
- 5 Penyebab Migrain Saat Hamil
- Pilek dan Flu saat Hamil dapat Memicu Keguguran, Mitos atau Fakta?