Penting untuk Kesehatan Ibu Hamil namun Hindari Olahraga Ini
Meski disarankan untuk berolahraga, tidak semua jenis olahraga baik untuk ibu hamil
13 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berolahraga membantu Mama tetap bugar. Ini baik untuk jantung, tubuh, dan pikiran. Tetapi ketika hamil, Mama mungkin bingung apakah harus terus berolahraga atau istirahat sampai melahirkan.
Ketakutan tersebut dapat dimaklumi karena Mama tidak ingin mengambil risiko dengan melakukan olahraga yang salah.
Oleh karena itu, Popmama.com membantu Mama mengetahui tentang olahraga yang dilarang untuk ibu hamil.
Apakah Aman Berolahraga selama Kehamilan?
Ya, berolahraga aman untuk Mama dan janin. Faktanya, Mama perlu berolahraga secara teratur selama masa kehamilan, meskipun Mama tidak memiliki rutinitas kebugaran sebelumnya.
Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum memulainya. Karena tubuh mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan, maka perlu untuk memilih aktivitas yang selaras dengan perubahan tersebut.
Jika tubuh menunjukkan salah satu gejala di bawah ini, maka berhentilah dan istirahatlah:
- Sakit kepala,
- detak jantung cepat,
- nyeri dada,
- pusing,
- perdarahan vagina,
- sesak napas,
- kelemahan pada otot,
- sakit punggung bagian dalam, kemaluan atau panggul.
Bicaralah dengan dokter jika gejala ini berlanjut bahkan setelah Mama berhenti melakukan aktivitas fisik.
Editors' Pick
Olahraga yang Harus Dihindari selama Kehamilan
Meski berolahraga aman dilakukan selama hamil, ada beberapa jenis olahraga yang dilarang untuk ibu hamil, yaitu:
1. Crunch atau sit-up
Olahraga ini dapat menekan bagian perut yang bisa membahayakan kehamilan.
2. Tekanan bahu di atas kepala
Latihan ini tidak baik dilakukan setelah trimester pertama. Ini memberi tekanan pada punggung bawah mama, yang tidak baik selama kehamilan.
3. Latihan interval intensitas tinggi
Selama kehamilan, jantung bekerja keras untuk memenuhi permintaan darah yang meningkat. Latihan interval intensitas tinggi meningkatkan detak jantung, sehingga memberi tekanan pada jantung. Detak jantung ibu hamil tidak boleh melebihi 100 denyut per menit.
4. Olahraga berdampak tinggi karena dapat meningkatkan risiko cedera
Beberapa olahraga yang berisiko cedera misalnya lari marathon, basket, voli, angkat beban, dan jenis olahraga kompetisi lainnya.
5. Berbaring telentang
Jika Mama berada di trimester kedua atau ketiga, jangan lakukan latihan dengan berbaring telentang. Posisi ini dapat menyebabkan sindrom hipotensi terlentang, yang berhubungan dengan gejala seperti tekanan darah rendah dan pusing.
6. Squat sumo yang dalam dan deadlift sumo, ini dapat menyebabkan cedera dan sakit punggung
7. Hot yoga
Yoga ini menyebabkan tubuh menjadi terlalu panas, yang tidak baik selama kehamilan. Hindari berolahraga dalam kondisi panas dan lembap karena dapat membuat tubuh terlalu panas. Namun, Mama bisa mencoba pose yoga lain yang aman selama kehamilan.
8. Angkat berat
Mengangkat beban sangat dilarang selama kehamilan karena dapat menyebabkan stres muskuloskeletal dan masalah kardiovaskular.
9. Scuba diving
Diving dapat menyebabkan tekanan pada tubuh dan Mama juga berisiko untuk tenggelam.
10. Latihan aerobik yang berat
Olahraga aerobik yang berat harus dihindari selama kehamilan, terutama jika Mana memiliki penyakit jantung, anemia berat, atau perdarahan terus-menerus pada trimester kedua atau ketiga.
Beberapa latihan lain yang harus dihindari saat hamil termasuk yang melibatkan berbaring tengkurap, backbends, tai chi, dan gerakan yang melibatkan ekstensi sendi.
Satu aturan sederhana: Mama harus merasa nyaman saat melakukan olahraga. Jika Mama merasa tidak nyaman, maka berhenti dan istirahatlah.