Anensefali, Terjadinya Cacat Tabung Saraf pada Janin Dalam Kandungan
Cacat tabung saraf yang dapat berakibat fatal bagi janin
21 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anensefali adalah cacat lahir di mana otak dan tulang tengkorak tidak terbentuk sepenuhnya saat janin dalam kandungan. Akibatnya, otak bayi, terutama korteks serebral, berkembang sangat minim.
Korteks serebral adalah bagian otak yang terutama bertanggung jawab untuk berpikir, bergerak, dan mengontrol indra, termasuk sentuhan, penglihatan, dan pendengaran.
Anensefali dianggap sebagai cacat tabung saraf. Tabung saraf adalah batang sempit yang biasanya menutup selama perkembangan janin dan membentuk otak dan sumsum tulang belakang. Ini biasanya terjadi pada minggu keempat kehamilan, tetapi jika tidak, hasilnya bisa menjadi anensefali.
Kondisi yang tidak dapat disembuhkan ini memengaruhi sekitar tiga kehamilan per 10.000 di Amerika Serikat setiap tahun, menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC). Pada sekitar 75 persen kasus, bayi lahir mati. Bayi lain yang lahir dengan anensefali mungkin hanya bertahan hidup beberapa jam atau hari.
Dalam banyak kasus, kehamilan yang melibatkan cacat tabung saraf berakhir dengan keguguran.
Apa penyebab cacat tabung saraf atau anensefali dan apakah kondisi ini dapat dicegah? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Penyebabnya dan Siapa yang Berisiko?
Penyebab anensefali umumnya tidak diketahui, tentunya dapat membuat frustasi. Untuk beberapa bayi, penyebabnya mungkin terkait dengan perubahan gen atau kromosom. Dalam kebanyakan kasus, orangtua bayi tidak memiliki riwayat keluarga anensefali.
Paparan ibu hamil terhadap racun lingkungan tertentu, obat-obatan, atau bahkan makanan dan minuman tertentu mungkin berperan. Namun, namun belum ada cukup bukti mengenai faktor-faktor risiko potensial ini untuk memberikan pedoman atau peringatan apa pun.
Paparan suhu tinggi, baik dari sauna atau bak mandi air panas atau dari demam tinggi, dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf.
Klinik Cleveland menyebutkan bahwa obat resep tertentu, termasuk beberapa yang digunakan untuk mengobati diabetes, dapat meningkatkan risiko anensefali. Diabetes dan obesitas dapat menjadi faktor risiko komplikasi kehamilan. Jika Mama mengalaminya, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan kehamilan yang sehat.
Salah satu faktor risiko penting yang berhubungan dengan anensefali adalah asupan asam folat yang tidak memadai. Kurangnya nutrisi penting ini dapat meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat tabung saraf. Ibu hamil dapat meminimalkan risiko ini dengan suplemen asam folat atau perubahan pola makan.
Jika Mama memiliki bayi dengan anensefali, peluang untuk memiliki bayi kedua dengan kondisi yang sama atau cacat tabung saraf yang berbeda meningkat 4 hingga 10 persen.
Editors' Pick
Bagaimana Anensefali Didiagnosis saat Kehamilan?
Dokter dapat mendiagnosis anensefali selama kehamilan atau segera setelah bayi lahir. Saat lahir, kelainan tengkorak dapat dengan mudah dilihat. Dalam beberapa kasus, bagian dari kulit kepala hilang, bersama dengan tengkorak.
Tes prenatal untuk anensefali meliputi:
- Tes darah. Kadar protein alfa-fetoprotein hati yang tinggi dapat mengindikasikan anensefali.
- Amniosentesis. Cairan yang ditarik dari kantung ketuban yang mengelilingi janin dapat dipelajari untuk mencari beberapa penanda perkembangan abnormal. Kadar alfa-fetoprotein dan asetilkolinesterase yang tinggi berhubungan dengan defek tabung saraf.
- USG. Gelombang suara frekuensi tinggi dapat membantu membuat gambar (sonogram) janin yang sedang berkembang di layar komputer. Sonogram dapat menunjukkan tanda-tanda fisik anensefali.
- Pemindaian MRI janin. Medan magnet dan gelombang radio menghasilkan gambar janin. Pemindaian MRI janin memberikan gambar yang lebih detail daripada USG.
Tes prenatal untuk anensefali dapat dilakukan antara minggu ke-14 dan ke-18 kehamilan. Pemindaian MRI janin dilakukan kapan saja.