Waspada, Dehidrasi Selama Kehamilan Dapat Berpengaruh Buruk pada Janin
Selalu penuhi kebutuhan cairan agar tidak mengalami dehidrasi ya, Ma
24 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dehidrasi lebih sering terjadi selama kehamilan. Sebagian besar kasus dehidrasi pada kehamilan, cenderung ringan, tetapi dehidrasi parah dapat berbahaya bagi Mama dan janin.
Hamil menyebabkan tubuh bekerja lebih keras. Wanita yang sedang hamil perlu mengonsumsi nutrisi tambahan. Mual serta muntah berlebihan juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah ketidaknyamanan sementara yang dapat diatasi dengan minum lebih banyak cairan. Namun, Mama harus menganggap serius dehidrasi karena dapat menyebabkan banyak masalah selama kehamilan. Asupan cairan sangat penting agar tubuh berfungsi dengan baik.
Menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists, Mama harus minum lebih banyak selama kehamilan. Aturan umum adalah minum enam hingga delapan gelas per hari. Ini adalah jumlah rata-rata yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun kebutuhan setiap orang dapat bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pastikan Mama bertanya pada dokter berapa gelas air yang harus Mama minum untuk mencegah dehidrasi.
Menyadari gejala dehidrasi sejak awal dapat menyelamatkan janin. Popmama.com mengulas informasi mengenai cara mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi saat hamil, apa efeknya bagi Mama dan bayi, serta pencegahannya.
1. Gejala dehidrasi selama kehamilan
Secara umum, tanda pertama dehidrasi adalah rasa haus.
Orang yang merasa haus setelah berkeringat, menghabiskan waktu lama di tempat yang panas, atau bepergian untuk waktu yang lama tanpa asupan cairan sangat mungkin mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya termasuk:
- Tenggorokan dan mulut terasa kering,
- bibir kering dan pecah-pecah,
- kulit tampak kering dan kurang elastis, terlihat cekung dan kurus,
- jarang buang air kecil serta urin berwarna gelap,
- tidak berkeringat, bahkan dalam cuaca panas,
- merasa lemah atau lelah,
- sembelit, BAB keras, dan wasir,
- merasa pusing,
- beberapa orang mungkin mengalami kontraksi palsu ketika mengalami dehidrasi.
Saat dehidrasi bertambah buruk, rasa haus bisa hilang. Beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan termasuk:
- Pusing dan kebingungan atau linglung,
- jantung yang berdebar kencang,
- perubahan pola pergerakan bayi,
- tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan.
Dehidrasi parah dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ. Ini juga dapat membahayakan bayi.
Editors' Pick
2. Penyebab dehidrasi selama kehamilan
Penyebab dehidrasi termasuk dalam dua kategori umum:
- Tidak cukup minum air
Meskipun ada banyak rekomendasi yang tersedia tentang berapa banyak air yang harus diminum, kebutuhan bervariasi pada setiap orang. Kehamilan membuat tubuh bekerja lebih keras. Sehingga Mama perlu minum lebih banyak air selama kehamilan. Terutama jika Mama tinggal di daerah beriklim panas yang menyebabkan Mama berkeringat lebih banyak.
Ketika Mama pergi ke tempat yang beriklim lebih panas secara mendadak, tubuh mungkin membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya. Jika tidak menyesuiakan, Mama dapat mengalami dehidrasi.
Dehidrasi yang terjadi akibat kurang minum air, biasanya akan mudah diatasi hanya dengan minum air lebih banyak.
- Tidak menyerap cukup air
Beberapa kondisi medis, terutama yang menyebabkan muntah dan diare, dapat mempersulit tubuh untuk menyerap air yang dibutuhkannya.
Mual dan muntah lebih sering terjadi selama kehamilan. Mereka yang mengalami hiperemesis gravidarum, yang terjadi pada tiga persen kehamilan, dapat mengalami muntah hebat yang menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
Masalah kesehatan lainnya, terutama yang memengaruhi metabolisme, dapat menyebabkan dehidrasi. Ini termasuk:
- Gagal ginjal.
- Gangguan metabolisme langka tertentu.
- Gangguan usus seperti penyakit Crohn atau penyakit seliaka yang membuatnya sulit untuk menyerap nutrisi.