Waspada, Ini Bahaya Pestisida bagi Ibu Hamil dan Janin
Paparannya dapat mengganggu perkembangan janin, Ma
4 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pestisida adalah zat yang digunakan untuk mencegah atau membasmi "hama" seperti gulma, serangga, hewan (tikus dan lainnya), jamur dan parasit yang dapat membahayakan tanaman atau manusia. Misalnya, pestisida digunakan untuk menurunkan jumlah nyamuk yang dapat membawa virus Zika atau parasit yang menyebabkan penyakit (seperti malaria) yang dapat menyebar ke manusia.
Pestisida yang digunakan untuk membunuh gulma disebut herbisida. Pestisida yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan jamur dan sporanya disebut fungisida.
Pestisida yang disemprotkan di luar ruangan dengan peralatan darat atau pesawat terbang disebut pestisida luar ruangan. Ada banyak produk rumah tangga yang juga dianggap pestisida, seperti semprotan kecoa, racun tikus, atau kalung kutu untuk hewan peliharaan. Produk-produk ini dikenal sebagai pestisida dalam ruangan.
Meski digunakan untuk membasmi hama pada tanaman atau mencegah jamur, paparan pestisida bisa menimbulkan efek negatif, Ma. Seperti yang Mama ketahui, ibu hamil juga harus berhati-hati terhadap paparan bahan kimia.
Pada ulasan berikut ini, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai bahaya pestisida bagi ibu hamil. Semoga informasi berikut bisa menambah wawasan, ya, Ma!
Bagaimana Pestisida Masuk ke Dalam Tubuh?
Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, seperti menghirupnya (inhalasi), memakan makanan yang disemprot pestisida, atau menyerapnya melalui kulit.
Saat pestisida disemprotkan di luar ruangan, angin dapat membawa sebagian pestisida ke area lain. Sejumlah kecil pestisida di luar ruangan juga dapat ditemukan dalam persediaan makanan dan air.
Melalui cara-cara di atas, pestisida bisa masuk ke tubuh ibu hamil dan orang lain.
Editors' Pick
Bahaya Pestisida bagi Ibu Hamil
Setiap kehamilan memiliki peluang 3-5% untuk mengalami cacat lahir. Ini disebut risiko latar belakang. Sebagian besar penelitian pada hewan dengan paparan glifosat, organofosfat, organoklorin, piretrin, atau piretroid tidak menunjukkan peningkatan peluang untuk cacat lahir di atas risiko latar belakang. Berat badan lahir rendah dan tingkat kematian janin yang lebih tinggi terlihat pada dosis yang beracun bagi hewan hamil.
Dua penelitian pada manusia mengamati hasil kehamilan setelah penyemprotan malathion (pestisida) berulang kali. Dan penelitian lain mengamati beberapa pestisida yang berbeda. Penelitian ini tidak menemukan peningkatan yang konsisten pada cacat lahir di atas risiko latar belakang. Selain itu, tidak ada efek yang dilaporkan pada berat badan lahir atau tingkat diabetes gestasional atau keguguran.
Penelitian lain menemukan peluang yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur (kelahiran sebelum minggu ke-37) di daerah-daerah di California yang menggunakan pestisida dalam tingkat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah-daerah dengan penggunaan pestisida yang lebih rendah. Penelitian ini terbatas karena meskipun pestisida digunakan di masyarakat, jumlah paparan pada setiap individu biasanya tidak diketahui.
Studi tentang cacat lahir dan perkembangan akibat paparan pestisida telah menunjukkan bahwa hal ini umumnya terkait dengan kontak jangka panjang dengan pestisida pertanian dosis tinggi.
Paparan pestisida dosis rendah yang digunakan di dalam rumah memiliki risiko rendah dan tidak mungkin menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu hamil dan janin.
Sebuah penelitian terhadap 113 orang yang menggunakan krim piretroid untuk mengobati kutu rambut selama kehamilan tidak menunjukkan peningkatan risiko cacat lahir atau komplikasi kehamilan.
Paparan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan – yang terburuk, kerusakan saraf, gangguan kecerdasan, dan kanker. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2015 menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar pestisida dalam ruangan memiliki risiko 47% lebih tinggi untuk mengembangkan kanker tertentu di masa kanak-kanak.
Janin yang sedang berkembang sangat rentan karena mengalami perubahan yang cepat dan mendalam selama 9 bulan kehamilan. Paparan pestisida dan bahan kimia beracun lainnya selama tahap-tahap perkembangan yang kritis ini dapat menyebabkan kerusakan yang bertahan lama.
Sebuah studi tahun 2012 mengaitkan paparan prenatal terhadap golongan pestisida yang disebut organofosfat dengan berat badan lahir rendah dan kehamilan yang lebih pendek. Organofosfat adalah neurotoksin kuat yang dapat merusak sistem saraf dan otak, bahkan dalam dosis kecil.
Beberapa penelitian terhadap anak-anak Amerika, seperti penelitian tahun 2011 ini oleh para peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California, Berkeley, telah melaporkan tingkat IQ yang lebih rendah pada anak-anak yang terpapar insektisida organofosfat selama masa kehamilan.
Ada beragam penelitian tentang bahaya pestisida bagi ibu hamil. Sebagian penelitian mengungkapkan bahwa paparan rendah tidak menimbulkan efek pada janin dan ibu hamil. Meski begitu, Mama perlu berhati-hati. Tidak ada salahnya mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia agar bisa mencegah risiko yang tidak diinginkan.