5 Penyebab Vagina Berbau Amonia Saat Hamil
Perubahan ini tentu membuat Mama khawatir, apa penyebabnya ya?
8 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tubuh memiliki mekanismenya sendiri untuk memberitahu kita jika ada masalah yang terjadi, lewat berbagai cara. Salah satunya lewat bau yang berbeda yang muncul dari organ-organ tubuh kita. Tak terkecuali vagina.
Sebagian wanita merasa vaginanya berbau menyerupai amonia yang menyengat ketika hamil. Bau ini seringkali membuat Mama tidak percaya diri dan merasa tidak nyaman. Mama mungkin juga akan bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi dan menjadi penyebabnya?
Berikut Popmama.com merangkum beberapa penyebab vagina berbau amonia selama kehamilan, dilansir dari medicalnewstoday.com:
1. Penciuman yang lebih sensitif
Sebagian ibu hamil menjadi lebih sensitif indra penciumannya, meski sumber bau tersebut sebetulnya tidak terlalu menyengat. Kondisi ini dinamakan hyperosmia.
Secara alamiah, amonia terkandung dalam air seni manusia. Tetapi biasanya baunya tidak terlalu menyengat. Tetapi pada ibu hamil, indra penciumannya menjadi lebih sensitif sehingga bau amonia yang dulunya tidak begitu diperhatikan, terasa begitu kuat tercium.
Hal ini pulalah yang menjadikan alasan mengapa ibu hamil menjadi lebih mudah mual dan muntah saat mencium bau-bau tertentu. Indra penciuman yang lebih sensitif dapat mencegah ibu hamil mengonsumsi racun dan makanan yang dapat membahayakan janin.
Editors' Pick
2. Perubahan diet
Selama kehamilan, banyak ibu hamil yang mengalami keinginan mengonsumsi makanan yang tidak biasa dikonsumsinya. Perubahan tiba-tiba ini dapat menyebabkan aroma air seni menjadi berbeda.
Beberapa makanan mengandung nutrisi dan vitamin yang dapat memicu perubahan bau pada vagina dan air seni. Makanan tersebut antara lain asparagus, bawang putih, dan bawang bombay.
3. Vitamin dan suplemen
Banyak vitamin dan suplemen, terutama yang mengandung vitamin B, berpotensi mengubah warna dan aroma air seni. Ibu hamil harus berhati-hati mengonsumsinya dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi vitamin dan suplemen tertentu.
Saat hamil sebaiknya menghindari minum vitamin dan suplemen kecuali yang disarankan dokter. Hindari minum vitamin dan suplemen yang tak disarankan untuk menekan risiko efek samping dan overdosis. Perbanyak makan makanan yang kaya nutrisi, seperti kalsium, zat besi, dan asam folat.
4. Dehidrasi
Ketika tubuh kekurangan cairan, hanya ada sedikit cairan untuk membersihkan racun-racun yang disaring ginjal. Alhasil, air seni pun pekat dan berbau lebih kuat. Banyak ibu hamil yang mengalami dehidrasi, terutama sebelum mereka tahu bahwa mereka hamil.
5. Infeksi saluran kemih
Sekitar delapan persen wanita hamil mengalami infeksi saluran kemih (ISK). ISk dapat menyebabkan vagina dan air seni berbau amonia.
ISK disebabkan oleh infeksi bakteri. Biasanya ditimbulkan oleh spesies bakteri E.coli. Selain menimbulkan bau, ISK juga menyebabkan:
- Buang air kecil yang terasa menyakitkan atau terbakar,
- Tiba-tiba merasa ingin buang air kecil yang sulit ditahan,
- Air seni berwarna gelap dan keruh,
- Sakit pada perut atau perut bagian bawah.
Penting bagi ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala ISK di atas. ISK dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
Menjaga kebersihan organ kewanitaan penting dilakukan selama kehamilan untuk mencegah permasalahan seputar organ reproduksi. Yang tak kalah penting juga adalah mengatur apa yang kita konsumsi agar senantiasa sehat. Contohnya adalah dengan minum air putih secara teratur, dan makan makanan mengandung probiotik untuk menekan risiko bakteri infeksi saluran kemih.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca Juga:
- Serba-serbi Bahaya Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil
- 7 Obat Rumahan untuk Mengatasi Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil
- Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih Selama Kehamilan