Waspada Bahaya Polusi Udara, Racun Tak Nampak yang Merusak Kehamilan
Jangan diremehkan, walau tak terlihat, bahayanya nyata pada kerusakan janin dalam kandungan
8 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama kehamilan, menjaga kesehatan adalah hal utama yang harus dijunjung tinggi. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan alergi dan kerusakan janin, bergerak lebih hati-hati, dan banyak lagi usaha yang Mama lakukan demi menjaga kesehatan diri sendiri, terutama bayi dalam kandungan.
Akan tetapi, banyak hal yang tidak kita sadari, ternyata juga berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Polusi udara, misalnya. Selama bertahun-tahun, para peneliti mempelajari bagaimana dampak polusi udara terhadap kehamilan.
Berikut Popmama.com merangkum paparannya dan semua hal yang perlu Mama ketahui terkait pengaruh polusi udara pada kehamilan, dilansir dari American Pregnancy:
Apa itu Polusi Udara?
Polusi udara terbagi dalam beberapa kategori. Biasanya udara yang tercemar terdiri dari ozon, partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, knalpot kendaraan, emisi gedung, asap bekas, debu, dan bahan kimia. Bagi yang tinggal di negara atau kota besar, risiko terpapar polusi udara menjadi lebih tinggi.
Dampak polusi udara memang secara masif memengaruhi kualitas kesehatan. Namun risikonya lebih tinggi terhadap kelompok rentan, apalagi ibu hamil, antara lain:
1. Berat lahir rendah
Idealnya, bayi dilahirkan pada minggu ke-38 hingga ke-40 dengan berat badan 2,7 kg hingga 4,08 kg. Bayi yang lahir kurang dari 2,5 kg dikategorikan sebagai bayi dengan berat lahir rendah.
Di Amerika, satu dari 12 bayi lahir dengan berat badan rendah. Meskipun pemicunya berbagai alasan, tetapi paparan polusi udara ketika sang Ibu mengandung dianggap sebagai salah satu pemicu terjadinya masalah ini.
Penelitian di Beijing menemukan bahwa para ibu yang melahirkan bayi di masa Olimpiade Beijing tahun 2008, melahirkan bayi yang lebih berat badannya ketimbang yang lahir di periode sebelum Olimpiade Beijing 2008. Ketika masa Olimpiade Beijing 2008, pemerintah Beijing lebih ketat terhadap emisi kendaraan bermotor sehingga kualitas udara menjadi lebih baik.
Editors' Pick
2. Kelahiran prematur
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) di University of York, sekitar tiga juta bayi lahir prematur tiap tahunnya dikarenakan polusi udara. Itu artinya 18 persen kelahiran prematur tiap tahunnya terkait paparan partikel polusi udara yang berbahaya.
Bayi yang lahir secara preamtur memiliki risiko signifikan terhadap gangguan neurologikal dan kecacatan fisik permanen. Sementara kelahiran prematur dapat terjadi pada siapa saja dengan berbagai alasan, polusi udara adalah salah satu faktor yang harus dihindari.
3. Autisme
Studi yang dilakukan oleh Harvard University memperingatkan masyarakat akan bahayanya polusi udara terhadap kelahiran bayi autisme. Ibu hamil yang terpapar partikel penyebab polusi selama tirmester ketiga, memiliki risiko dua kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan autisme. Terutama apabila sang Ibu tinggal di dekat jalan raya, di mana partikel penyebab polusi tertinggi berada di daerah tersebut.
4. Asma
Polusi udara dapat memperburuk asma. Pada ibu hamil, ini bisa berbahaya karena asma dapat menyebabkan preeklampsia, suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi hati serta ginjal.
Ketika asma ditangani dengan baik, Mama dan sang Bayi akan baik-baik saja. Namun, asma yang tidak diobati dapat menyebabkan bayi menderita kekurangan oksigen, pertumbuhan yang buruk, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah.
Penelitian juga menemukan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan peluang bayi mama untuk terserang asma di kemudian hari karena partikel polusi dapat merusak plasenta.
5. Masalah kesuburan
Jika Mama sedang merencanakan kehamilan, berhati-hatilah dengan udara yang Mama hirup. Berbagai penelitian telah menemukan bahwa polusi udara erat kaitannya dengan rendahnya tingkat kesuburan pada pria dan wanita. Beberapa penelitian juga menemukan adanya kontribusi polusi udara dengan keguguran.
Meminimalisasi Paparan Polusi Udara di Sekitar Rumah
Menghindari polusi udara sepenuhnya adalah hal yang mustahil. Apalagi bagi Mama yang tinggal di kota besar. Tetapi, Mama bisa melakukan beberapa cara untuk meminimalisasinya, antara lain:
- Gunakan air purifier di rumah untuk menghilangkan asap hingga jamur dan bakteri di udara sekitar rumah.
- Ganti produk-produk pewangi ruangan, hair spray, cat rumah, dan pembersih rumah lainnya dengan bahan-bahan organik.
- Memelihara tanaman yang dapat membersihkan udara secara alami. Letakkan tanaman setiap 10 meter untuk mengelola udara bersih di rumah.
Itulah bahaya polusi udara terhadap kehamilan. Polusi udara adalah sesuatu yang dapat diminimalisasi. Terapkan tips ini untuk keamanan bayi, kesehatan mama, dan anggota keluarga tercinta.
Baca Juga:
- 5 Fakta Risiko Asma Saat Hamil, Mama sudah Tahu?
- Mama, Perhatikan Bahaya Toksoplasma Bagi Kehamilan
- Waspada! Asma Sebabkan Perempuan Sulit Hamil