Penularan Covid-19 memang sulit dideteksi. Virus tak kasat mata ini sendiri mudah berpindah-pindah melalui berbagai media tanpa bisa diprediksi. Begitu pula dengan gejalanya yang terus berubah-ubah wujud dan menyerupai gejala penyakit lain.
Selain orang lanjut usia dan mereka yang mengidap penyakit kronis sebelumnya, Covid-19 ini juga berisiko tinggi menular pada bayi dan ibu hamil. Dua dari lima PDP Covid-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meninggal dunia. Padahal kedua PDP tersebut sedang hamil.
Hasil Laboratorium Belum Keluar
Freepik
Bupati Banyumas, Achmad Husein, menyatakan bahwa hasil tes laboratorium kelima PDP tersebut belum keluar hingga kini. Namun, diduga dua PDP yang sedang hamil tersebut tertular dari tamu luar daerah.
"PDP yang meninggal sampai hari ini ada lima, tetapi yang meninggal dunia itu belum tentu karena Covid-19, sebab tes swab belum keluar dari laboratorium di Yogyakarta," ujar Husein.
Dua ibu hamil yang menjadi PDP tersebut berasal dari Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor dan Desa Cikembulan, Kecamatan Pekuncen. PDP dari Desa Pekaja berusia 26 tahun dan meninggal tanggal 3 April, sedangkan PDP dari Desa Cikembulan berusia 31 tahun dan meninggal tanggal 4 April.
Mama tidak perlu panik, Mama bisa menghadapi wabah Covid-19 ini dengan baik asalkan mengetahui langkah apa yang harus Mama lakukan.
BerikutPopmama.comtelah merangkum apa saja yang bisa Mama lakukan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Editors' Pick
Ibu Hamil Lebih Rentan Terpapar Covid-19
Pixabay/geralt
Dilansir dari siaran pers yang diterima Popmama (17/3) dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI JAYA), ibu hamil lebih rentan terpapar virus Corona ini.
"Ibu hamil dan ibu menyusui rentan dengan berbagai penyakit akibat perubahan hormonal, sehingga secara otomatis daya tahan tubuh mereka lebih rendah," ujar dr. Ulul Albab, SpOG, Sekjen POGI Jaya.
Dilansir dari health.harvard.edu, studi terhadap sembilan ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan tidak adanya pengaruh virus ini terhadap janin. Virus Corona tidak terlihat pada air ketuban, tenggorokan bayi, atau pun ASI sang Ibu. Akan tetapi, WHO menyatakan bahwa masih belum bisa dipastikan apakah Covid-19 dapat menular dari ibu ke janin, ketika sebelum, saat kelahiran atau transmisi vertikal.
Karantina di rumah, apa yang harus dilakukan?
Freepik
Ibu hamil dengan dugaan atau terkonfirmasi infeksi Covid-19 harus segera diobati dan melakukan karantina agar penyebarannya tidak semakin meluas.
Jika merasakan gejala flu atau gejala sakit yang serupa dengan Covid-19, dan pernah melakukan kontak dengan pasien Covid-19, sebaiknya Mama sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter. Apalagi jika Mama sempat berkegiatan di luar rumah dan bersentuhan dengan banyak orang.
Selain itu, dengan kesadaran diri sendiri agar melakukan karantina di rumah, minimal 14 hari. Beristirahat penuh dan pastikan tetap mengonsumsi makanan bergizi agar daya tahan tubuh tidak menurun yang bisa mengakibatkan penyakit menjadi semakin parah.
Bebaskan pikiran dari hal-hal negatif dan kekhawatiran berlebih agar proses penyembuhan bisa lebih baik.
Lakukan kegiatan yang menghibur selama menjalani masa karantina, misalnya dengan membaca buku, menonton film, atau pun ngobrol dengan kerabat melalui video call. Walau harus menghindari interaksi tatap muka langsung, dengan bantuan teknologi Mama tetap bisa menjalin komunikasi dengan orang terdekat kok.
Diperlukan pula dukungan dari orang-orang terdekat agar sang tetap memiliki semangat untuk melewati ini semua dengan baik.
Tips Mencegah Risiko Paparan Covid-19 untuk Ibu Hamil
Ibu hamil harus lebih disiplin dalam mengikuti protokoler pencegahan terhadap risiko paparan Covid-19 ini. Berikut Popmama.com melansir panduan pencegahannya, dilansir dari Public Health England:
Hindari kontak langsung dengan seseorang yang menunjukkan gejala Covid-19, seperti suhu badan tinggi, batuk terus-menerus, atau pun baru bepergian dari luar kota atau luar negeri.
Hindari penggunaan angkutan umum atau jangan bepergian jika tidak terlalu penting.
Jika masih bekerja, bekerjalah dari rumah. Mintalah dukungan dari atasan Mama untuk mengizinkan bekerja dari rumah selama masa pandemi ini.
Hindari pertemuan besar dan kecil di ruang publik karena virus dapat menyebar dengan mudah di ruang tertutup dengan banyak orang.
Batasi kunjungan keluarga dan teman. Interaksi tetap bisa dilakukan melalui media teknologi, seperti text messaging, social media, dan video call
Ibu hamil yang menginjak trimester ketiga harus lebih ketat menjaga diri, mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menerapkan physical distancing.
Masa-masa ini memang masa yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus bagi kita, para Mama yang sedang mengandung. Jangan lupa untuk senantiasa menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan, memakai masker, dan mengganti pakaian setiap kali sehabis beraktivitas di luar rumah.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan agar kuat menghadapi pandemi Covid-19 ini ya, Ma.