Tiap orang punya timing-nya masing-masing dalam hidup dan tidak bisa disamakan 'keberuntungan' maupun 'kemalangan'-nya. Termasuk soal menimang Buah Hati.
Banyak orang yang berpendapat bahwa hamil di usia di atas 35 tahun sangat berisiko, baik itu untuk sang Mama maupun bayinya. Tetapi faktanya banyak mama yang memiliki bayinya di usia 40-an dengan sehat dan bahagia. Bahkan, penelitian di tahun 2018 menemukan bahwa perempuan berusia antara 40 sampai 45 tahun melahirkan bayi mereka, dengan tingkat kelahiran sebanyak 11,8 bayi untuk setiap 1.000 perempuan.
Lalu, bagaimana mewujudkan kehamilan yang sehat dan bahagia di usia 40-an? Kali ini Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Very Well Family:
Menilik Tingkat Kesuburan di Usia 40-an
Freepik/freepik
Salah satu hambatan terbesar dari program hamil di usia 40-an adalah menyangkut kesuburan. Secara statistik, kesuburan perempuan akan terus mengalami penurunan di usia 30 hingga 40 tahun-an. Di usia-usia ini mereka yang melakukan program kehamilan mungkin lebih membutuhkan bantuan perawatan kesuburan ketimbang mereka yang melakukannya di usia 20-an. Tetapi, bukan tidak mungkin lho, Ma!
Peluang mama untuk hamil dalam satu tahun tanpa bantuan kesuburan di usia akhir 30-an adalah sekitar 60 persen. Persentase ini setara dengan 13,2 persen kemungkinan hamil dalam satu siklus untuk perempuan usia 38 hingga 39 tahun dan 6,6 persen untuk mereka yang berusia hingga 44 tahun.
Peluang tersebut menurun menjadi 50 persen di usia awal 40-an dan turun 1 hingga 2 persen pada saat Mama berusia 43 tahun.
Editors' Pick
Perawatan Kesuburan di Usia 40-an
Freepik
Perawatan kesuburan yang dikaitkan dengan program kehamilan bisa memiliki perjalanan yang berbeda-beda pada setiap orang. Mulai dari minum obat oral, suntik hormon, melakukan hubungan intim secara teratur, hingga metode IVF atau fertilisasi in vitro.
Sekitar sepertiga perempuan di atas 35 tahun akan mendapatkan bantuan dari spesialis kesuburan, dan jumlah itu meningkat seiring bertambahnya usia. Setengah dari perempuan yang mencoba hamil di awal usia 40-an melakukan perawatan tersebut. Penting juga untuk dicatat bahwa jika pasangan mama juga berusia di atas 40 tahun maka hal ini juga akan memengaruhi kesehatan kehamilan mama.
Satu hal yang menarik adalah pasokan dan kualitas telur mama. Jumlah telur dan kualitasnya terus berkurang seiring bertambahnya usia mama. Ada beberapa tes yang bisa dilakukan dokter untuk memperkirakan seberapa baik telur mama bertahan, dan ini akan menjadi bagian dari tes kesuburan mama.
Risiko Hamil di Usia 40-an
Freepik/freepic.diller
Setiap kehamilan membawa risiko keguguran, dan risiko tersebut ternyata meningkat seiring bertambahnya usia mama. Termasuk risiko menderita kehamilan dengan kondisi kronis ketimbang kelompok usia sebelumnya.
Kondisi-kondisi kronis yang mengintai kehamilan di usia 40-an antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit tiroid. Penyakit-penyakit ini dapat menyulitkan perjalanan kehamilan dan berpotensi meningkatkan risiko keguguran, termasuk lahir mati. Inilah salah satu alasan mengapa perawatan prakonsepsi sangat penting.
Vitalitas dan Kebugaran Tubuh saat Hamil di Usia 40-an
Freepik/freepik
Kehamilan pasti mengubah tubuh kita. Kehamilan di usia 40-an seringkali lebih menantang secara fisik daripada ketika Mama hamil di usia 20-an atau 30-an. Salah satu risiko terbesar bagi kenyamanan tubuh adalah tingkat kebugaran. Bagi Mama yang hamil di usia 40-an dan dalam kesehariannya cukup aktif serta jarang mengalami sakit dan nyeri, secara umum memiliki perjalanan kehamilan yang normal dan minim keluhan fisik.
Sebaliknya, bagi Mama yang sering mengalami sakit dan nyeri yang terkait dengan usia paruh baya, Mama mungkin akan merasakan beberapa gejala fisik akibat kehamilan yang lebih terasa.
Kelas senam prenatal dan olahraga ringan harian dapat membantu Mama lebih bugar dan menjalani kehamilan yang aman dan mudah. Berenang, berjalan kaki, dan yoga adalah tiga hal yang direkomendasikan oleh banyak praktisi kepada ibu hamil yang jarang berolahraga sebelum kehamilan atau untuk mereka yang jadwal olahraganya tidak lagi intens.
Perubahan Emosional selama Kehamilan di Usia 40-an
Freepik/ronnachaipark
Selain perubahan tubuh, kehamilan turut mengubah emosi mama karena perubahan hormon. Perubahan suasana hati yang menyertai kehamilan sudah diketahui secara luas. Seharusnya di usia berapa pun Mama mengandung, hal ini tidak memberikan perbedaan yang signifikan.
Di usia ini, Mama mungkin memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh mereka yang lebih muda yaitu kemampuan untuk mengatasi perubahan ini dengan lebih efektif.
Masalah keuangan dan hubungan dengan pasangan maupun keluarga dapat menyebabkan gesekan yang memicu emosi selama kehamilan. Meskipun usia jelas bukanlah satu-satunya penentu, tetapi seiring bertambahnya usia, di usia 40-an biasanya seseorang sudah mulai menapaki sejumlah stabilitas, baik itu dalam hal keuangan, pekerjaan, atau pun relasi.
Ini mungkin berarti bahwa beberapa stres yang dirasakan ibu hamil yang lebih muda tentang mencari rumah atau pekerjaan yang stabil adalah sesuatu yang mungkin lebih bisa Mama jalani pada tahap ini.
Itulah informasi mengenai menjalani kehamilan di usia 40 tahun. Meskipun pasti ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di usia 40-an dalam hal hamil dan memiliki bayi, Mama tidak sendirian kok. Jumlah perempuan yang melahirkan pada usia ini semakin meningkat. Dengan perawatan prenatal yang tepat, peluang mama memiliki bayi yang sehat masih besar. Ingatlah hal itu dan nikmati kehamilan dengan sebahagia yang Mama bisa.