Jangan Tergoda Label Alami, Teh Herbal Dapat Berisiko Picu Keguguran
Tak semua yang alami itu baik untuk kesehatan apabil dikonsumsi tanpa pengawasan ahlinya
15 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demi menjaga kesehatan selama kehamilan, Mama mungkin jadi lebih cermat dalam memerhatikan segala makanan dan minuman yang dikonsumsi. Mengurangi konsumsi makanan kemasan dan yang berbahan kimiawi sintetis, kemudian beralih ke pilihan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah alternatif untuk mendukung kesehatan selama kehamilan.
Salah satu perubahan gaya hidup yang banyak dilakukan adalah mengurangi konsumsi kopi dan beralih ke teh herbal. Kita sering melihat teh herbal yang dipromosikan sebagai pilihan pengganti kopi bagi para ibu hamil. Teh herbal memang tidak mengandung kafein yang jumlah konsumsinya harus dibatasi saat hamil. Tetapi teh herbal bukan berarti aman 100 persen lho, Ma.
Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi teh herbal yang harus Mama ketahui serta dampaknya bagi kehamilan, dilansir dari Livestrong:
Jumlah dan Bahan Pembuat Teh Herbal
Embel-embel kata 'herbal' memang tampak menggoda, karena selama ini kita tahu bahan dari alam dianggap lebih menyehatkan ketimbang bahan kimia sintetis. Tetapi Mama perlu tahu, teh herbal biasanya tidak hanya mengandung satu bahan herbal saja, melainkan merupakan paduan komposisi dari beberapa bahan yang berbeda.
Sebagian besar teh herbal yang diproduksi secara komersial dianggap lebih aman untuk konsumsi wanita hamil. Namun yang perlu lebih dicermati adalah teh herbal yang dijual non-komersial atau diracik tanpa pengawasan BPOM. Di dalamnya mungkin mengandung ramuan yang dosisnya masih belum teruji secara klinis, baik itu dari segi dosis jumlahnya atau pun kandungan bahannya.
Editors' Pick
Efek Samping Mengonsumsi Teh Herbal
Bila diminum di awal-awal kehamilan, teh herbal dapat menyebabkan kontraksi rahim yang berisiko keguguran.
Para peneliti dari University of Toronto menerbitkan sebuah artikel di "Canadian Journal of Clinical Pharmacology" pada tahun 2008 tentang potensi efek berbahaya tanaman cohosh biru, salah satu bahan yang sering dicampurkan dalam teh herbal.
Di Amerika, cohosh biru diberikan oleh 64 persen bidan selama persalinan. Artikel tersebut mengulas tujuh database elektronik dan menemukan tiga kasus dalam literatur yang menghubungkan penggunaan cohosh biru dengan stroke perinatal, serangan jantung dan kegagalan organ multi-sistem yang terkait dengan kekurangan oksigen.