Waspada Kram Perut saat Hamil, Jangan Anggap Sepele!
Rasa nyeri atau sakit yang menusuk bikin tak nyaman dan mengkhawatirkan
28 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kram perut yang terjadi saat hamil menimbulkan rasa tidak nyaman. Bukan hanya itu, tetapi juga menakutkan karena rasa sakit di daerah perut seringkali dihubungkan dengan gejala pada kondisi medis yang berbahaya. Tetapi, pada kenyataannya, kram perut cukup sering terjadi saat hamil.
Bagi Mama yang mengalaminya, terutama yang terjadi pada kehamilan pertama, berikut ini Popmama.com merangkum hal-hal penting yang perlu Mama ketahui seputar kram perut saat hamil, dilansir dari Today's Parent:
Penyebab Kram Perut saat Hamil
Kram perut saat hamil biasanya terjadi karena otot-otot rahim yang berkontraksi. Pada trimester pertama, kram bisa terjadi dari sel telur yang dibuahi yang sedang bertumbuh di rahim. Namun, jika kram disertai dengan perdarahan, bisa jadi itu adalah tanda keguguran.
Pada usia kehamilan yang lebih tua, kram perut juga bisa menjadi tanda persalinan prematur.
Editors' Pick
Kontraksi Braxton Hicks
Kram perut yang terjadi bisa jadi adalah kontraksi Braxton Hicks atau yang juga dikenal sebagai kontraksi palsu. Kontraksi ini umumnya terjadi sejak trimester kedua. Braxton Hicks terjadi saat otot-otot rahim mengencang selama kurang lebih 30 hingga 60 detik.
Intensitas Braxton Hicks cenderung tidak teratur, tidak terduga, dan terasa menyakitkan. Rasa sakitnya seperti menusuk lalu berhenti sama sekali. Tetapi kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.
Nyeri pada Ligamen Perut
Ibu hamil terkadang mengalami rasa nyeri yang tajam di area perut atau selangkangan. Rasa nyeri ini biasanya terjadi di satu sisi. Ini bukanlah kram, melainkan peregangan pada ligamen yang mengelilingi perut mama. Mungkin rasanya tidak nyaman, tetapi biasanya nyeri ini hanya berlangsung beberapa detik saja dan tidak berbahaya.
Kram setelah Berhubungan Seks
Beberapa ibu hamil mengalami kram perut atau kontraksi rahim setelah orgasme. Meskipun hal ini tidak sepenuhnya berbahaya, banyak ibu hamil yang bertanya-tanya apakah mereka harus berhenti berhubungan seks saat hamil karena alasan tersebut.
Jawabannya adalah tidak. Kram yang terjadi setelah berhubungan seks ini biasanya tidak berlangsung lama. Tetapi, jika seks menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, Mama harus segera menghentikannya dan berkonsultasi ke dokter atau bidan.
Kapankah Harus Menghubungi Dokter atau Bidan?
Walaupun kram umumnya tidak menjadi masalah, Mama harus menghubungi dokter atau bidan jika menemukan tanda-tanda berikut ini:
- Perdarahan,
- ada cairan encer yang merembes,
- frekuensi atau rasa sakit yang meningkat.
Segeralah duduk atau berbaring dan beristirahat apabila kondisi mama tidak segera membaik dan ambil tindakan dengan memeriksakan kondisi kesehatan mama ke IGD untuk mencegah hal-hal berbahaya yang terjadi.
Nah itulah beberapa informasi penting seputar kram perut saat hamil. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Jangan Panik! Ini 5 Cara untuk Mengembalikan Posisi Bayi Sungsang
- Kapankah Boleh Hamil Lagi setelah Operasi Caesar? Ini Panduannya!
- Lahir sebelum HPL, Apakah Aman Melahirkan di Usia Kehamilan 37 Minggu?