Mengapa Nafsu Makan Ibu Hamil Menurun di Trimester Awal?
Lihat makanan kesukaan rasanya jadi hambar saja. Duh, kenapa ya?
17 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan membawa perubahan besar pada tubuh seorang perempuan. Kadar hormon yang meningkat, bentuk dan ukuran tubuh yang berubah, berat badan bertambah, volume darah meningkat, dan semua sistem organ tubuh yang bekerja lebih keras dari sebelumnya. Semua ini terjadi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi sang Janin dalam kandungan.
Berbagai perubahan ini terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman. Gejalanya pun bermacam-macam, salah satunya adalah kehilangan nafsu makan. Banyak ibu hamil merasakan dirinya tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu bahkan semua makanan dari waktu ke waktu selama kehamilan.
Berikut Popmama.com merangkum hal-hal penyebab menurunnya nafsu makan saat hamil, dilansir dari livestrong.com:
1. Kehilangan nafsu makan pada trimester pertama
Kehilangan nafsu makan dapat terjadi kapan saja pada ibu hamil. Tetapi cenderung lebih sering muncul pada trimester pertama, sebagai gejala paling awal dari kehamilan. Beberapa ibu hamil mengalami gejala-gejala ini sejak minggu keempat kehamilan.
Sebagian besar mama mungkin merasa kehilangan ketertarikan untuk makan, bahkan oleh makanan yang dulunya merupakan makanan favorit. Selain itu, banyak ibu hamil juga mengalami morning sickness yang memicu mual dan muntah sehingga nafsu makan pun menurun.
Editors' Pick
2. Fluktuasi nafsu makan di trimester kedua
Setelah melalui fase kehilangan nafsu makan di trimester pertama, di trimester kedua biasanya nafsu makan mulai kembali membaik. Beberapa mama menemukan bahwa nafsu makan mereka meningkat selama trimester kedua.
Namun, setelah menjalani masa-masa kejayaan segala makanan terasa begitu nikmat di trimester kedua, bersiaplah mengalami penurunan nafsu makan lagi di trimester ketiga. Ini dikarenakan bayi yang semakin besar, mendorong organ perut dan mengurangi kapasitasnya. Hal ini membuat Mama sulit untuk makan lebih dari beberapa gigitan pada suatu waktu.
3. Faktor lain penyebab penurunan nafsu makan ketika hamil
Hormon dan ukuran bayi yang semakin membesar bukan alasan utama penurunan selera makan selama kehamilan. Kehamilan turut mengubah metabolisme dan pencernaan mama, karena semua sistem cerna menjadi lebih lambat dari sebelumnya. Perut pun terasa penuh dan buncit karena kandungan gas di dalam saluran cerna.
Asam lambung yang meningkat juga merupakan keluhan umum yang sering terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Mengonsumsi makanan turut memperburuk ketidaknyamanan asam lambung ini, sehingga ibu hamil cenderung tidak ingin makan agar gejalanya tidak makin buruk dan membuat tak nyaman.
4. Bagaimana cara mengatasinya?
Meski perut terasa tak nyaman, bagaimana pun juga tubuh mama dan janin dalam kandungan membutuhkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup. Dr. Miriam Stoppard, penulis buku "Conception, Pregnancy and Birth" menganjurkan agar Mama mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
Cara ini dapat menjaga perut dari rasa terlalu penuh, membantu mencegah mual, dan mengurangi refluks asam lambung. Mengonsumsi minuman yang mengandung jahe juga dapat membantu mengurangi gejala tidak nyaman dan mengembalikan nafsu makan.
Periksakan diri mama apabila Mama merasakan penurunan nafsu makan sehingga menyulitkan Mama untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Untuk ibu hamil yang kehilangan nafsu makan parah, dokter akan meresepkan vitamin untuk mencegah defisiensi nutrisi.
Terlepas dari selera, pastikan Mama tetap minum banyak air untuk menghidrasi tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat membahayakan nyawa mama dan si Kecil.
Itulah penjelasan mengenai penyebab menurunnya nafsu makan saat hamil dan cara mengatasinya.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 10 Makanan Untuk Menambah Berat Badan Janin Selama Kehamilan
- Waspada, Dehidrasi Selama Kehamilan Dapat Berpengaruh Buruk pada Janin
- 5 Jenis Makanan Kaya Yodium yang Baik untuk Perkembangan Otak Janin