Stres di Masa Kehamilan Turut Menentukan Jenis Kelamin Janin
Inilah alasan mengapa bayi perempuan dianggap lebih kuat ketimbang bayi laki-laki
24 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semakin kompleks kehidupan kita, sangat rentan tekanan dari berbagai pihak yang membuat kita menjadi stres. Ya, stres tidak bisa dihindari, tetapi tentu saja bisa dikelola.
Stres merupakan salah satu penyebab munculnya berbagai penyakit. Berawal dari keresahan pikiran, stres bisa bermanifestasi menjadi berbagai gejala penyakit yang menyerang fisik. Bagi ibu hamil, stres ternyata tak hanya melelahkan secara fisik dan psikologis, melainkan berdampak besar pada janin.
Kok bisa ya stres turut menentukan jenis kelamin janin? Yuk simak ulasannya dalam artikel Popmama.com berikut ini.
Manifestasi Stres di Masa Kehamilan
Dilansir dari Science Daily, sebuah penelitian yang dipublikasikan secara online di jurnal PNAS menemukan bahwa stres yang dialami ibu hamil bermanifestasi dalam berbagai cara, baik sebagai pengalaman subyektif dan dalam pengukuran fisik dan gaya hidup.
Sekitar 17 persen ibu hamil mengalami stres psikologis, dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang bermakna secara klinis. 16 persen lainnya mengalami stres fisik, dengan tekanan darah harian yang relatif lebih tinggi dan asupan kalori yang lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil sehat lainnya.
Stres dapat berdampak besar terhadap perkembangan janin karena rahim adalah rumah pertama yang berpengaruh penting karena di sinilah tempat seorang anak dibesarkan.
Editors' Pick
Ibu Hamil yang Stres Lebih Berpeluang Mengandung Bayi Perempuan
Sebuah penelitian menarik dilakukan oleh Columbia University. Dari penelitian terhadap sejumlah ibu hamil ditemukan bahwa mereka yang mengalami stres secara psikis di masa kehamilan memiliki peluang lebih besar melahirkan bayi perempuan ketimbang laki-laki.
Umumnya, ada 105 kelahiran bayi laki-laki untuk tiap 100 kelahiran perempuan, menurut WHO. Tetapi penelitian di tahun 2012 menemukan hal yang unik bahwa selama gempa bumi yang cukup sering terjadi di Chile, serangan teroris di New York pasca tragedi 9/11, lebih banyak bayi perempuan yang lahir ketimbang bayi laki-laki.
Bayi Perempuan Lebih Kuat Bertahan Menghadapi Stres
Selama ini mungkin masyarakat berpendapat bahwa laki-laki lebih kuat dan tangguh menghadapi situasi yang sulit dan tidak nyaman. Tetapi, penelitian justru menemukan hal yang kontradiktif.
Dilansir dari Fatherly, lebih banyak bayi perempuan yang dilahirkan daripada bayi laki-laki oleh ibu yang mengalami stres. Para peneliti beranggapan bahwa tingkat stres sebelum pembuahan juga dapat menurunkan jumlah bayi laki-laki yang dilahirkan. Penentuan jenis kelamin bayi dipercaya merupakan hasil dari respons stres calon janin terhadap lingkungan rahim sang Mama.
Janin laki-laki merespons stres secara berbeda dari janin perempuan. Janin laki-laki lebih rentan terhadap pengaruh buruk di lingkungan rahim, sehingga janin perempuan lah yang lebih kuat menghadapi kondisi rahim ibu yang mengalami stres.
Dampak Lain Stres bagi Janin
Stres di masa kehamilan secara perlahan-lahan mengubah banyak hal di dalam rahim mama dan janin yang sedang dikandung. Selain jenis kelamin bayi yang berubah menyesuaikan kondisi lingkungan rahim, stres di masa kehamilan juga dapat berdampak, antara lain:
- Ibu hamil yang mengalami stres secara fisik, dengan tekanan darah dan asupan kalori yang lebih tinggi, lebih mungkin melahirkan prematur daripada ibu yang tidak stres.
- Saat Mama mengalami stres, janin secara otomatis mengurangi gerakan detak jantungnya. Sementara detak jantung adalah indikator penting perkembangan sistem saraf pusat.
- Ibu yang stres secara psikologis mengalami lebih banyak komplikasi kelahiran daripada ibu yang stres secara fisik.
Pentingnya Support System di Masa Kehamilan
Kehamilan itu menegangkan dan menimbulkan kekhawatiran yang dapat membuat calon Mama stres. Dukungan dari lingkungan terdekat sangat membantu ibu hamil dalam mengelola dan melepaskan stres yang dirasakan.
Mungkin ada banyak kekhawatiran yang Mama pikirkan, kesiapan diri, atau pun tantangan menghadapi suasana hati yang berubah-ubah secara hormonal, di masa kehamilan ini. Keberadaan support system bagi ibu hamil penting sekali lho, Ma. Penting memiliki orang yang dapat diajak berbicara dari hati ke hati dan membantu menyelesaikan tugas-tugas.
Itulah informasi mengenai stres saat hamil turut menentukan jenis kelamin janin Selama kita hidup, kita tidak dapat benar-benar 100 persen menghindari stres. Kuncinya adalah menjaga stres berada pada tingkat yang dapat dikelola dan tahu kapan harus meminta bantuan orang lain, entah itu pasangan, orangtua, saudara, teman, atau pun bantuan profesional jika Mama merasa kewalahan.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- Demi Kesehatan, Ini 7 Makanan Pereda Stres untuk Ibu Hamil
- 6 Cara Mengatasi Stres Kerja selama Hamil Tua
- Mama Wajib Tahu, Kata-kata Afirmasi Dapat Mengurangi Stres saat Hamil