Jangan Abai! Tanda dan Gejala Sifilis saat Hamil yang Harus Diwaspadai
Sifilis yang diderita saat hamil bisa berakibat fatal pada janin yang dikandung
23 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap mama yang sedang mengandung pasti mengidamkan kehamilan yang sehat. Memang, di masa-masa kehamilan ini sangatlah krusial bagi Mama maupun sang Janin sehingga serangan penyakit sekecil apapun dapat memengaruhi kondisi kesehatan.
Salah satu penyakit yang rentan dialami ibu hamil adalah sifilis. Sifilis adalah infeksi yang sebetulnya bisa dihindari. Lalu, apakah sifilis berbahaya? Berikut Popmama.com merangkum informasi yang perlu Mama ketahui mengenai penyakit sifilis saat hamil, dilansir dari March of Dimes:
Apa Itu Sifilis?
Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang terjadi karena perilaku hubungan intim yang tidak terlindungi atau pernah terpapar kontak dengan seseorang yang mengidapnya.
Sifilis dapat terjadi dengan berciuman atau menyentuh bagian tubuh penderita yang terluka. Luka tersebut biasanya terdapat pada bagian organ seksual, atau pada vagina, anus, atau rektum. Selain itu, luka juga bisa terdapat di bibir dan mulut penderita sifilis.
Editors' Pick
Sifilis pada Kehamilan
Penderita sifilis yang sedang hamil dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat menularkan infeksi yang dideritanya kepada sang Bayi. Dua dari lima bayi yang lahir dari ibu dengan sifilis yang tidak ditangani, meninggal karena infeksi.
Kebanyakan kasus yang terjadi, sifilis menular dari ibu ke bayinya selama kehamilan. Tetapi, penularan juga bisa terjadi saat proses persalinan normal, di mana bayi terpapar kontak langsung dengan luka sifilis.
Bayi yang dilahirkan dan mengidap sifilis sejak lahir disebut dengan sifilis kongenital.
Dampak Sifilis terhadap Janin
Sifilis dapat berdampak fatal pada janin yang sedang dikandung, antara lain:
- Keguguran
- Kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu
- Hambatan pertumbuhan janin dan berat badan lahir yang rendah
- Masalah dengan plasenta dan tali pusat
- Kelahiran mati (bayi meninggal dalam rahim setelah 20 minggu kehamilan)
Menderita sifilis selama kehamilan juga dapat menyebabkan masalah bagi bayi setelah ia lahir. Termasuk kematian neonatal dan kondisi kesehatan serius seumur hidup yang akan ditanggung bayi mama. Kematian neonatal adalah saat bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya.
Tanda-Tanda Sifilis
Tanda dan gejala sifilis tergantung pada seberapa lama penderitanya terinfeksi dan kapan gejala tersebut ditangani. Meski tanda dan gejalanya tampak membaik atau bahkan menghilang dengan sendirinya, infeksi tersebut bisa saja semakin memburuk.
Ada empat tahapan penyakit sifilis, yaitu:
Sifilis primer
Tanda pertama sifilis yang ditunjukkan dengan luka yang kecil, keras, dan tidak terasa sakit. Luka ini muncul di area vagina, bisa berupa satu atau lebih luka yang muncul. Luka ini akan menetap hingga sekitar enam minggu, meski sudah mendapatkan penanganan
Sifilis sekunder
Tahapan kedua perkembangan sifilis ini akan muncul luka atau iritasi di tangan atau telapak kaki diiringi dengan gejala lain seperti:
- Demam,
- kelenjar getah bening membengkak,
- sakit tenggorokan,
- rambut rontok,
- sakit kepala,
- penurunan berat badan,
- nyeri otot dan kelelahan,
- merasa hanya punya sedikit energi untuk beraktivitas.
Sifilis laten
Pada tahapan ini, penderitanya merasakan tanda dan gejala yang sudah hilang, tetapi faktanya infeksi sifilis masih ada dalam tubuh hingga bertahun-tahun.
Sifilis lanjutan
Jika sifilis tidak mendapatkan pengobatan, tanda dan gejala lain akan muncul di kemudian hari, termasuk:
- Masalah penglihatan (kebutaan, misalnya).
- kerusakan organ dalam (termasuk jantung),
- masalah neurologis yang memengaruhi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf di seluruh tubuh.
Mencegah Sifilis yang Berdampak pada Kehamilan
Banyak kasus sifilis yang terjadi pada perempuan yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan rutin. Pada pemeriksaan kehamilan rutin, dokter akan mengajukan pertanyaan dan tes bila perlu untuk melihat kemungkinan apabila adanya risiko sifilis atau infeksi lain yang dapat berdampak pada kehamilan.
Selain wajib rutin memeriksakan kehamilan, yang tak kalah pentingnya adalah hindari hubungan seks yang tidak aman. Dengan bergonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, misalnya.
Jika sebelumnya Mama pernah menderita sifilis kemudian dinyatakan sembuh, apabila kembali berhubungan seks dengan pasangan yang menderita sifilis, Mama juga bisa tertular kembali atau yang disebut reinfeksi. Mintalah pasangan untuk menjalani tes dan melakukan hubungan seks yang aman untuk melindungi diri sendiri dan juga Mama sebagai pasanganya.
Demikian informasi mengenai gejala sifilis saat hamil yang harus Mama waspadai. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- Waspada Infeksi Streptokokus Grup B pada Ibu Hamil, Cek Faktanya!
- Bisa Sebabkan Infeksi, Ini Bahaya Mengenakan Pakaian Ketat saat Hamil
- Macam-Macam Infeksi saat Hamil yang Bisa Membahayakan Bayi