Keuntungan Hamil di Usia 20 Tahun
Menurut ahli, usia 20-an adalah masa puncak kesuburan perempuan
13 Juni 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau saat ini kamu berusia 20 tahunan dan kamu mulai memikirkan ingin menikah, sebenarnya ini wajar nggak ya? Kapan sih usia ideal untuk punya anak? Bagus nggak ya, kalau kita menikah di usia 20-an? Apakah kita sudah siap hamil di usia yang masih muda?
Pada usia berapa pun kehamilan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi, kalau saat ini kamu sudah berusia 20 tahun, ini adalah waktu yang tepat untuk merencanakan kehamilan.
Kalau kamu berencana untuk hamil di usia 20 tahunan, ternyata ini banyak manfaatnya. Para ahli mengatakan, secara biologis puncak kesuburan perempuan rata-rata ada di awal 20-an.
Pada masa pubertas, jumlah sel telur perempuan berjumlah sekitar 300.000 sampai 500.000 dan saat memasuki masa reproduksi, tubuh kamu akan melepaskan 300 sel telur.
Editors' Pick
1. Peluang untuk hamil berdasarkan usia
Menurut statistik, perempuan berusia 20-an, memiliki kemungkinan untuk hamil sebesar 33 persen jika berhubungan seks satu atau dua hari sebelum ovulasi. Bagi kamu yang berusia 30-an, kesempatan punya momongan sekitar 20 persen.
Hanya sebagian kecil perempuan berusia 20 tahun yang berjuang melawan ketidaksuburan. Kemungkinan tidak bisa hamil hanya sebesar 6 persen. Masalah ketidaksuburan umumnya dialami 2/3 perempuan diatas 40 tahun dengan persentase ketidaksuburan sebesar 64 persen.
2. Hamil di usia 20-an lebih aman untuk kesehatan
Membahas risiko keguguran pada kehamilan usia 20 tahun, angkanya pun cukup rendah yaitu hanya 10 persen, sementara perempuan berusia 30 tahun mencapai 12 persen.
Bagi kamu yang berusia 35 sampai 39 ada risiko keguguran 18 persen. Risiko keguguran melonjak saat usia menginjak 40-an sebanyak 34 persen dan di usia 45 tahun mencapai 53 persen.
Secara fisik perempuan usia 20 tahunan memiliki risiko komplikasi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes yang cukup rendah. Begitu juga dengan masalah ginekologi, seperti fibroid uterus, sehingga kemungkinan melahirkan bayi prematur sangat kecil.
Setelah melahirkan, beruntunglah kamu menjadi mama di usia 20 tahunan. Fisik yang kuat dan prima sangat membantu saat si kecil mulai begadang.
Fyi Ma, perempuan di Amerika ternyata rata-rata memiliki anak pertama saat usia sekitar 26 tahun. Saat si kecil besar dan juga memiliki anak, mama akan jadi oma muda yang masih energik dan pasti masih aktif banget untuk bermain bareng cucu.
“Memiliki buah hati di usia 20-an, memiliki pengaruh yang baik dalam pernikahan untuk bertransisi menjadi orangtua," kata Susan Heitler, seorang terapis keluarga dan perkawinan di Denver, Colorado. Saat dua orang menikah, banyak yang masih memiliki egoisme yang tinggi. Bukan memaknai pernikahan sebagai "jalan kita", seringkali menjadi "jalan aku" dan "jalan kamu" yang akan membuat kehidupan pernikahan menjadi sulit.
Tidak ada masalah dengan hamil di usia 20 tahun, baik bagi kesehatan atau lingkungan sosial kamu. Semua akan baik-baik saja, selama kamu bisa menjadi perempuan dewasa yang siap berkeluarga.
3. Risiko kehamilan di usia lanjut
Seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel telur kamu perlahan memburuk di usia lanjut. Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor adanya kemungkinan melahirkan anak dengan kelainan genetik seperti diantaranya down syndrome dan cacat lahir.
Bagi perempuan yang hamil di usia 40 tahun kemungkinan melahirkan anak dengan kondisi down syndrome, perbandingannya 1:100, sementara usia 30 memiliki perbandingan 1:900, dan untuk usia 20 hanya 1:2000.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui terkait dengan keuntungan hamil di usia 20-an. Bukan berarti nikah muda nggak perlu persiapan lho. Tanyakan kembali ke diri kamu, mengenai kesiapan kamu untuk menjadi seorang Mama.
Baca Juga: Begini Dampaknya, Jika Nikah Muda Namun Belum Siap Mental