Menstruasi Nggak Lancar, Ketahui Efeknya pada Kehamilan
Menstruasi yang teratur adalah tolak ukur seorang perempuan subur
22 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkinkah hamil, saat kamu nggak mendapatkan mensturasi selama berbulan-bulan? Ya, bisa saja, tapi mungkin juga tidak. Saat kamu mengalami masalah ‘tamu’ bulanan yang nggak teratur, segera temui dokter kandungan dan membicarakannya.
Sebab, ini akan berdampak buruk dengan aktivtas hormonal yang penting untuk kesuburan perempuan.
Menstruasi yang tidak lancar membuat sulit untuk mengetahui masa subur atau saat ovulasi. Sehingga kehamilan pun sulit didapatkan.
Seperti apa informasi selengkapnya? Cek yuk, di Popmama.com:
Editors' Pick
1. Apa kaitan menstruasi dan kehamilan?
Mengapa penting untuk menjaga produksi hormon yang didapatkan melalui menstruasi yang teratur setiap bulan?
Alasannya, pada awal periode ini salah satu hormon perempuan yaitu Palutein akan menghasilkan sel telur dan menciptakan ovulasi. Sel telur bernama Oosit yang belum matang ini disimpan dalam folikel. Folikel pun butuh hormon perangsang Gonadotrhopin untuk menyalurkan nutrisi demi menjaga kelangsungan hidup sel telur.
Proses menghasilkan telur ini terjadi sekitar 12-14 hari sampai folikel mencapai puncak kematangan kemudian pecah sebagai tanda dari ovulasi.
Ketahui cara menghitung waktu ovulasi dengan Popmama.com Tools, Ovulation Calculator.
Periode ini juga disebut sebagai masa subur, telur kemudian lepas dan bersarang di ovarium yang hanya bertahan 12-24 jam, selebihnya sel telur akan mati.
Lantas mungkinkah hamil saat sedang menstruasi?
2. Mungkinkah hamil saat menstruasi?
Hamil saat menstruasi? Mungkin saja.
Berhubungan seks tepat saat ovulasi ataupun beberapa hari setelahnya tetap memungkinkan terjadi pembuahan.
Sebab sel sperma dapat bertahan hidup selama 5 hari di dalam sistem reproduksi wanita. Usia hidup sel telur memang tidak lama, namun jika sel sperma tetap berhasil membuahi sel telur sekalipun saat ovulasi, kehamilan pun tidak dapat dihindari.
Setelah ovulasi terjadi, hormon Progesteron memerintahkan dinding rahim (endometrium) mempersiapkan tempat untuk pembuahan sehingga menghasilkan embrio. Perlu waktu 10 -15 hari pada proses ini agar embrio ‘nyaman’ berkembang pada dinding rahim.
Saat ini juga beberapa hormon lainnya yang penting untuk perempuan di produksi agar tubuh mampu menjaga kehamilan.
Sementara jika tidak terjadi pembuahan, hormon progesteron akan menurun dan hilang yang ditandai dengan keluarnya darah melalui vagina dan disebut menstruasi. Sejumlah hormon lainnya juga dilepaskan guna mempersiapkan siklus ovulasi di bulan berikutnya (pada menstruasi yang teratur).
Jadi, menstruasi sebenarnya adalah fase terakhir dari rangkaian ovulasi. Saat kamu mendapatkan menstruasi, kemungkinan besar proses ovulasi sudah terjadi dua minggu sebelumnya, itulah saat terbaik untuk hamil. Perlu diingat bahwa siklus ini penting untuk terjadinya suatu kehamilan.
3. Apakah ovulasi terjadi saat menstruasi terganggu?
- Jika menstruasi kamu nggak teratur, kemungkinan besar siklus ovulasi kamu akan terganggu. Sebab terjadi atau tidaknya ovulasi hanya dapat diketahui melalui menstruasi. Dengan kata lain, saat kamu nggak mendapatkan menstruasi, berarti ovulasi pun tidak terjadi. Banyak penyebab menstruasi kamu nggak terjadi, antara lain;
- Kehamilan, ini terjadi pada perempuan dengan menstruasi teratur di setiap bulannya. Jika kamu nggak mestruasi tapi hasil tes kehamilan negatif, segera periksakan ke obgyn.
- Menyusui, saat menyusui di awal-awal pasca kelahiran, kamu juga bisa nggak mendapatkan menstruasi. Berapa lama? Itu tergantung dari seberapa sering kamu menyusui langsung dan kondisi biologis tubuh kamu.
- Pemilihan alat kontrasepsi juga bisa mengacaukan siklus menstruasi, seperti KB suntik.
- Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat stres, kemoterapi, dan alergi.
- Berat badan nggak ideal, bisa obesitas atau berat badan rendah juga jadi salah satu penyebab utama menstruasi kamu nggak teratur.
- Level stres yang tinggi juga menghambat atau mematikan produksi hormon yang mendukung proses ovulasi.
- Mengalami PCOS (Sindrom ovarium polikistik) yaitu penyebab umum infertilitas (ketidaksuburan) pada perempuan. Salah satu gejala utamanya adalah menstruasi yang nggak teratur, atu sama sekali tidak mendapatkannya.
- Ovarium prematur (POI), sering juga disebut early menopause. Seorang perempuan bisa saja nggak mendapatkan menstruasi selama berbulan-bulan bahkan tahunan saat mengalami ini. Tapi masih mungkin untuk mendapatkan menstruasi kembali.
- Ketidakseimbangan fungsi dan produksi hormon juga menyebabkan ‘absennya’ menstruasi seperti gangguan hormon tiroid, endometriosis atau kondisi medis yang tidak diobati (seperti diabetes), dan hiperprolaktinemia.
- Struktur rahim yang bermasalah, seperti adanya jaringan parut pada rahim yang bisa menyebabkan menstruasi gagal terjadi.
- Menopause, siklus haid berhenti karena faktor umur atau hormonal.
Itulah beberapa hal yang mempengaruhi siklus menstruasi perempuan.
Baca juga:
- Siklus Haid Dua Kali dalam Sebulan, Indikasi Ada Masalah Kesehatan
- 5 Cara Jitu Mengembalikan Siklus Haid yang Tidak Teratur
- Jangan Didiamkan, Ini 7 Penyakit dengan Gejala Terlambat Haid