Bisakah Perempuan Hamil setelah Menopause?
Cek faktanya di sini yuk, Ma!
7 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menopause merupakan kondisi di mana seorang perempuan secara alami telah mencapai batas akhir dari siklus menstruasi. Biasanya menopause terjadi ketika perempuan memasuki usia 40-55 tahun.
Seperti yang Mama tahu, salah satu tanda menopause yakni bila perempuan tidak lagi menstruasi selama berbulan-bulan.
Saat memasuki tahap ini dalam hidup, mungkin yang menjadi pertanyaan adalah apakah perempuan bisa hamil setelah mengalami menopause?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, melansir dari Healthline, berikut Popmama.com telah merangkum soal bisakah perempuan hamil setelah menopause untuk Mama. Yuk, kita simak bersama!
Menopause vs Perimenopause
Perlu Mama tahu gejala menopause ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut - turut dan tidak begitu saja terjadi dalam semalam.
Selama masa reproduksi, perempuan menghasilkan estrogen, progesteron, hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH). Di tengah siklus bulanan, LH, FSH, dan estrogen bekerja sama mendorong ovarium untuk melepaskan sel telur yang matang selama ovulasi.
Ovulasi tidak dapat terjadi kecuali kadar hormon seorang perempuan berada dalam kondisi optimal.
Namun, ada kondisi di mana ovarium mulai memproduksi lebih sedikit estrogen dan progesteron di saat perempuan memasuki usia lanjut. Kondisi ini dinamakan perimenopause atau bisa diartikan sebagai masa transisi.
Tingkat LH dan FSH mulai meningkat karena indung telur menjadi kurang responsif terhadapnya. Saat kadar hormon berfluktuasi, Mama mungkin mulai memperhatikan gejala seperti hot flashes atau sensasi panas dari tubuh yang datang secara tiba-tiba serta sering berkeringat di malam hari.
Di masa transisi ini, menstruasi akan semakin lama dan frekuensinya tidak teratur. Ovarium mungkin melepaskan sel telur beberapa bulan tetapi tidak di bulan berikutnya sehingga menstruasi pun tidak datang setiap bulan.
Fase ini dapat berlangsung selama beberapa tahun. Meski kesuburan menurun, Mama tetap bisa hamil. Jika Mama tidak ingin hamil, Mama perlu menggunakan alat kontrasepsi selama perimenopause.
Editors' Pick
Mengalami Menopause Pertanda Tidak Bisa Hamil Lagi?
Selama masa perimenopause, siklus menstruasi mungkin tampak berhenti tetapi kemudian muncul kembali. Kondisi ini bisa terjadi berkali-kali.
Karenanya, banyak perempuan yang salah paham dan mengira kalau dirinya telah mencapai menopause padahal belum.
Apabila sudah setahun penuh Mama tidak mengalami menstruasi lagi, kemungkinan Mama sudah mencapai menopause.
Setelah mencapai menopause, kadar LH dan FSH di tubuh akan tetap tinggi namun kadar estrogen dan progesteron mengalami penurunan. Di tahap ini, Mama tidak lagi berovulasi dan tidak dapat mengandung anak.
Lalu, di masa pascamenopause, kadar hormon di tubuh tidak akan pernah lagi berada dalam kisaran yang sesuai untuk ovulasi dan tidak akan terjadi kehamilan. Sehingga pemakaian kontrasepsi bisa dihentikan.
Bisakah Program Kehamilan Dilakukan setelah Menopause?
Telur yang dihasilkan pascamenopause sudah tidak lagi layak, tetapi kehamilan masih bisa terjadi dengan dua cara yang memanfaatkan bantuan IVF (Fertilisasi in vitro) atau bayi tabung.
Cara pertama, yakni dapat menggunakan sel telur yang telah dibekukan sebelumnya, atau cara kedua dengan menggunakan donor sel telur. Namun, di Indonesia sendiri cara kedua sebenarnya tidak diperbolehkan secara hukum.
Selain itu, perlu dilakukan terapi hormon untuk mempersiapkan kondisi rahim agar janin bisa tumbuh dengan baik.
Jika dibandingkan dengan perempuan yang mengalami masa pramenopause, perempuan yang sudah berada di masa pascamenopause lebih mungkin mengalami komplikasi kehamilan setelah IVF.
Tapi, hal ini tergantung pada kondisi kesehatan secara keseluruhan, IVF setelah menopause mungkin bukan pilihan yang tepat. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesuburan yang ahli dalam masalah ini.
Risiko Kehamilan setelah Menopause
Risiko kesehatan selama kehamilan akan meningkat seiring bertambahnya usia. Begitu pun pada perempuan yang melakukan proses IVF setelah menopause.
Beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi:
- Kehamilan ganda, terutama jika kehamilan terjadi melalui IVF,
- Diabetes gestasional,
- Tekanan darah tinggi,
- Plasenta previa,
- Kelahiran caesar,
- Berat badan lahir prematur atau rendah,
- Dapat mempersulit kehamilan dan persalinan karena masalah kesehatan yang terjadi pada ibu hamil di usia lanjut.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai bisakah perempuan hamil setelah menopouse. Saat ini, memang teknologi di bidang medis sudah sangat canggih sehingga memungkinkan seorang perempuan setelah menopause bisa hamil dengan bantuan IVF.
Tetapi perlu diingat, para calon orangtua juga harus memperhatikan kemukinan risiko yang bisa terjadi di kehamilan tersebut. Semoga artikel ini dapat membantu ya, Ma!
Baca juga :
- Nyeri pada Puting Payudara Merupakan Tanda Hamil, Benarkah?
7 Faktor yang Bisa Meningkatkan Peluang Hamil, Jangan Diremehkan!
Benarkah Mandi Air Panas setelah Berhubungan dapat Mencegah Kehamilan?