Mama sedang merencanakan kehamilan ketika usia sudah menginjak kepala tiga? Atau belum berpikir hamil lagi?
Saat usia seorang perempuan sudah menginjak 35 tahun, kehamilan turut meningkatkan faktor risiko pada beberapa aspek kesehatan. Di usia yang tak lagi “muda”, menikmati masa mengandung senyaman mungkin adalah kunci terpenting.
Namun, Mama tetap perlu menyadari usaha untuk hamil di atas usia 35 tahun tidak selalu mudah. Lalu, langkah apa yang bisa Mama ambil?
Berikut hasil rangkuman Popmama.comseperti dilansir dari laman Verywellfamily.
1. Peluang hamil di atas 35 tahun sekitar 30 persen
Freepik
Benar bahwa banyak perempuan masih bisa mengandung walau usianya mendekati kepala 4 sekalipun. Namun, peluang perempuan usia 35-39 tahun untuk hamil hanya tak sampai 30%.
Bandingkan dengan mereka yang berusia 19-26 tahun (50%) dan 27-34 tahun (40%). Temuan itu didapat dari hasil studi pengukuran tingkat kehamilan bagi perempuan yang melakukan hubungan intim pada masa subur (Dunson dkk, 2004).
Dalam studi tersebut, tingkat keguguran tidak diukur. Namun, penelitian lain mengungkapkan, risiko keguguran pun meningkat seiring pertambahan usia perempuan. Begitu pula dengan risiko cacat lahir pada bayi.
Editors' Pick
2. Usia pasangan juga berperan penting
Freepik/prostooleh
Jika usia Papa lebih tua 5 tahun daripada Mama, dan Mama berusia di atas 35 tahun, peluang untuk kehamilan juga lebih kecil.
Hal ini dijelaskan dalam penelitian Leridon (2004). Perempuan usia 35-39 tahun dengan pasangan berusia sama, memiliki tingkat konsepsi sebesar 29 persen.
Jika para suami berusia lima tahun lebih tua, tingkat keberhasilan konsepsi justru turun menjadi 18%.
Meski penelitian tersebut tidak memperhitungkan peluang keguguran, poin penting yang harus digarisbawahi adalah usia suami juga berperan penting dalam meningkatkan peluang kehamilan.
3. Bagaimana jika tak kunjung hamil setelah 6 bulan?
Freepik
Waktu terus berjalan dan berpengaruh besar pada kehamilan di atas 35 tahun. Itulah mengapa, Mama tidak boleh menunda konsultasi ke dokter jika setelah 6 bulan mencoba tak kunjung hamil.
Bagaimanapun juga, pertambahan usia berdampak pada kesuburan perempuan dan laki-laki. Maka, sah-sah saja jika Mama dan Papa melakukan tes kesuburan setelah upaya tersebut belum berbuah manis.
Jika ada masalah pada kesuburan, dokter tentu bisa menangani lebih cepat. Biasanya, dokter akan melakukan tes darah, tes ultrasound, atau tes khusus lain. Bagi Papa, ada kemungkinan dilakukan analisis cairan semen untuk mengecek kualitas sperma.
Dari hasil beberapa tes tersebut, dokter baru bisa memutuskan langkah tepat apa yang harus dilakukan berikutnya dalam mengupayakan kehamilan.
4. Terapi fertilitas bukan penyembuh infertilitas akibat pertambahan usia
Freepik/Sanborr
Inilah alasan kuat mengapa Mama harus segera menemui dokter jika usaha pembuahan secara alami belum berhasil.
Tingkat kesuksesan terapi fertilitas menurun seiring pertambahan usia laki-laki dan perempuan.
Masih dari penelitian Leridon, mereka yang memulai terapi kesuburan pada usia di atas 35 tingkat keberhasilannya hanya setengah dari usia yang lebih muda.
Bagaimana dengan prosedur seperti IVF? Tetap, Ma, usia dan penyebab infertilitas itu penting.
Hasilnya pasti berbeda jika prosedur serupa diterapkan pada perempuan berusia 27 tahun, dibandingkan dengan perempuan usia 37 tahun.
5. Gaya hidup sehat punya peranan signifikan
Freepik/senivpetro
Pada akhirnya, kehamilan itu memang “rezeki” yang tidak bisa diketahui kapan akan Mama dapatkan. Apalagi, pada usia di atas 35 tahun. Namun, ada baiknya Mama tidak berasumsi bahwa usia 35 tahun menjadi satu-satunya penyebab mengapa kehamilan itu tidak kunjung datang.
Lebih baik, perhatikan beberapa hal yang bisa Mama kendalikan dalam upaya mencoba untuk hamil. Ya, inilah waktu mengevaluasi lagi sejauh mana gaya hidup sehat telah Mama jalani sehari-hari.
Mama bisa memulainya dari:
Berhenti merokok dan minum minuman alkohol
Kurangi konsumsi minuman berkafein
Pastikan berat badan stabil
Kurangi makanan berkandungan gula tinggi
Terapkan pola makan bergizi dan sehat
Olahraga rutin agar tubuh dan pikiran berjalan selaras
Jauhi stres.
Jadi, hamil pada usia lebih dari 35 tahun itu tentu bisa. Solusi Popmama.comadalah dengan menjalani gaya hidup sehat.
Selain meningkatkan keberhasilan proses pembuahan secara alami, ketika Mama dan Papa sama-sama menjalani terapi kesuburan, turut mendongkrak tingkat keberhasilan terapi tersebut.