Ada Perdarahan Abnormal, Cek Kondisi Rahim dengan Histeroskopi
Seperti apa metode dan risiko yang mungkin terjadi dengan tindakan ini?
2 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kerap mengalami perdarahan berat yang abnormal alias kelainan haid, Ma? Jika tak menemukan gejala spesifik seperti nyeri, lebih baik lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Salah satu tindakan pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui pemicu masalah pada rahim adalah histeroskopi. Tindakan ini dilakukan untuk melihat bagian dalam rahim dengan menggunakan teleskop kecil.
Histereskopi bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya perdarahan pada rahim, terutama pada periode haid yang tidak teratur.
Selain itu, histereskopi juga bisa dilakukan untuk mengetahui apakah Mama mungkin memiliki masalah pada organ reproduksi, termasuk masalah polip, masalah pada bentuk rahim atau fibroid.
Dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber, berikut informasi tentang histeroskopi yang penting Mama ketahui:
1. Apa itu histeroskopi?
Dikutip dari Parenting First Cry, histeroskopi adalah prosedur medis pemeriksaan rahim dan leher rahim dengan memanfaatkan alat medis yang disebut histeroskop. Alat teropong kecil ini akan dimasukkan ke dalam vagina.
Prosedur ini tidak hanya membantu dalam mendiagnosis berbagai komplikasi rahim, tetapi juga membantu menemukan solusi perawatan yang tepat.
Ada beberapa situasi di mana dokter dapat merekomendasikan prosedur ini, baik untuk tujuan bedah atau diagnostik, di antaranya untuk mengonfirmasi adanya fibroid pada rahim, masalah pada letak rahim, polip, riwayat keguguran lebih dari sekali dan adanya perdarahan berlebih setelah menopause.
Editors' Pick
2. Benarkah histereskopi bisa meningkatkan peluang hamil?
Histeroskopi disebut-sebut bisa membantu meningkatka peluang kehamilan pada perempuan, namun sebenarnya hal ini tidak berkaitan secara langsung, Ma. Seperti disebutkan sebelumnya, histereskopi sebenarnya adalah tindakan yang dilakukan kebanyakan untuk tujuan diagnostik.
Dengan dilakukan tindakan ini, diharapkan penyebab sulit hamil terutama yang terjadi di area rahim bisa terdiagnosis dengan tepat dan ditemukan perawatannya yang tepat.
3. Persiapan dan prosedur histeroskopi
Jika Mama dipertimbangkan akan melakukan histeroskopi, pastikan Mama menyampaikan obat-obatan apa yang sedang dikonsumsi. Ungkapkan juga pada dokter jika Mama memiliki riwayat alergi terhadap jenis obat tertentu, atau sedang memiliki gangguan pendarahan.
Dokter kemudian akan memutuskan apakah saat ini Mama sudah benar-benar siap melakukan tindakan ini. Sebagai proses persiapan, ikuti anjuran dokter jika Mama diminta untuk berhenti makan atau minum selama beberapa waktu sebelum tindakan.
Dikutip dari Healthline, prosedur bisa dilakukan dengan bius lokal atau general, sesuai dengan kebutuhan. Biasanya prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit saja.
Dokter akan memasangkan histeroskop melalui vagina, serviks, hingga sampai ke rahim. Rahim kemudian akan dipompa dengan gas atau cairan salin untuk mempermudah pemeriksaan.
4. Kondisi yang mungkin dialami setelah tindakan histeroskopi
Setelah tindakan selesai dilakukan, Mama mungkin akan diberi waktu untuk istirahat sejenak dan boleh pulang di hari yang sama atau keesokan harinya. Namun jika Mama diberikan anestesi general, dokter mungkin akan mengawasi Mama selama beberapa waktu dan akan memantau detak jantung serta tekanan darah Mama.
Selama beberapa hari setelah dilakukan histeroskopi, Mama mungkin akan mengalami kram ringan atau pendarahan. Selain itu, Mama kemungkinan juga akan merasa kembung selama 1-2 hari ke depan.
Untuk bisa kembali melakukan hubungan intim, berikan jeda bagi tubuh untuk kembali pulih setidaknya selama 1-2 minggu ya, Ma. Jika ragu, konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter.
5. Komplikasi yang bisa terjadi setelah histeroskopi
Meskipun histeroskopi sebenarnya adalah prosedur yang aman, terkadang komplikasi juga dapat muncul. Beberapa komplikasi yang mungkin timbul di antaranya:
- Infeksi
Prosedur histeroskopi memasukkan alat berupa teropong kecil (hiteroskop) melalui vagina, yang jika tidak steril bisa mengakibatkan masuknya bakteri. Nah, bakteri yang masuk dari vagina ke rahim dapat menyebabkan infeksi. Demikian dilansir Web MD.
- Pendarahan berlebihan
Histeroskopi termasuk salah satu prosedur invasif dan karena itu kadang-kadang tindakan ini juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan.
- Masalah pada organ internal
Saat histeroskopi dilakukan, masalah seperti perforasi rahim atau muncul lubang di rahim dapat terjadi meskipun kasusnya sangat jarang. Jika kondisi ini sampai terjadi, seringkali dapat berujung pada masalah di organ internal lainnya. Jika tetap tidak terdeteksi, hal ini juga bisa menyebabkan pendarahan internal. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan yang menyeluruh oleh dokter.
Demikian informasi tentang histeroskopi yang penting Mama ketahui. Jangan ragu untuk selalu berkonsultasi dengan dokter saat hendak melakukan prosedur ini ya, Ma.
Baca juga:
- Agar Cepat Hamil, Begini Cara Melakukan Tes Pemeriksaan Sperma
- 5 Pemeriksaan yang Wajib Dilakukan saat Mama Hamil Tua
- Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan X-Ray?