Sedih! Embrio Tertukar Saat IVF, Perempuan Ini Hamil Anak Orang Lain
Awalnya senang bukan main, namun kini kekecewaan besar menyelimuti pasangan ini
10 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap pasangan suami istri yang sudah menikah tentu ingin bisa segera memiliki momongan. Namun ada kalanya masalah kesehatan muncul sampai cara lain harus ditempuh demi bisa mendapatkan keturunan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan program bayi tabung seperti IVF alias in vitro fertilization. Setelah melewati berbagai pemeriksaan dan tindakan, hasil positif tentu akan membuat setiap pasangan suami istri yang melakukannya bahagia.
Hal serupa awalnya juga dialami oleh pasangan suami istri yang berdomisili di Queens, New York. Setelah berjuang menjalani program bayi tabung sampai dua kali, akhirnya sang istri dinyatakan hamil.
Namun yang terjadi kemudian sungguh mengejutkan sekaligus menyedihkan, Ma. Berikut Popmama.com rangkum informasinya seperti dilansir Insider:
1. Menanti kabar kehamilan sejak menikah di tahun 2012
Pasangan suami istri yang tak disebutkan namanya ini disebutkan sudah menikah sejak tahun 2012. Tak kunjung mendapatkan kabar bahagia tentang kehamilan sang istri, keduanya pun kemudian memutuskan untuk menjalani program bayi tabung.
Mereka memiliki CHA Fertility Center yang berlokasi di Los Angeles. Untuk bisa menjalani program bayi tabung di sana, pasutri ini harus merogoh kocek hingga $100.000 alias mencapai Rp 1 miliar lebih.
Meski harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang tak sedikit, pasutri ini tetap optimistis bisa memiliki anak melalui program bayi tabung di klinik ini.
Editors' Pick
2. Bahagia dikabarkan hamil setelah percobaan bayi tabung kedua
Sayangnya, meski sudah membayar mahal, namun kali pertama percobaan pada program bayi tabung tersebut rupanya gagal. Pasutri ini harus melakukan program kali kedua dan akhirnya dinyatakan berhasil pada Agustus 2018 yang lalu.
Mereka pun menjalani kehamilan yang disebut dengan janin kembar tersebut dengan penuh suka cita. Bulan demi bulan dijalani, sampai tiba waktunya persalinan.
Namun demikian, setelah bayi mereka lahir, keduanya justru terheran-heran dan seakan tak percaya dengan yang terjadi. Pasutri ini dikejutkan dengan kehadiran bayi laki-laki kembar yang ternyata memiliki ras berbeda. Mereka memiliki ras Asia, sementara sang putra tidak tampak seperti orang Asia.
Sejak pemeriksaan ultrasound di bulan ketiga dan kelima, mereka sempat curiga karena dokter yang memeriksa menyebutkan bahwa jenis kelamin bayi yang dikandung adalah laki-laki. Sementara pihak klinik sebelumnya menyatakan mereka menanamkan embrio dengan jenis kelamin perempuan.
Namun saat mereka mencari konfirmasi kala itu, klinik menyebutkan bahwa pemeriksaan ultrasound bisa saja keliru dan tidak perlu khawatir. Mereka pun lantas memutuskan untuk tidak mempermasalahkan perbedaan jenis kelamin tersebut.
Benar saja, setelah dilakukan tes DNA ditemukan bukti pasutri ini tidak memiliki hubungan genetik sama sekali dengan sang bayi.
3. Pasutri ini akan menuntut klinik fertilitas tersebut
Terkejut bukan main, pasangan suami istri yang marah ini pun lantas berniat menggugat klinik fertilitas tersebut untuk ganti rugi. Mereka tak cuma merasa dirugikan secara materi, tetapi juga secara mental dan emosional.
Bagaimana tidak, setelah menikah di tahun 2012 dan sangat menanti momen untuk bisa memiliki anak, mereka justru harus menelan pil pahit akibat kekeliruan dari embrio yang tertukar dari pihak klinik.
Bayi kembar yang baru saja dilahirkan tersebut pun akhirnya mereka relakan untuk diberikan pada orang tua biologis yang sesungguhnya.
Sampai saat ini, pihak CHA Fertility Center belum mau memberikan konfirmasi tentang berita yang beredar.
4. Seluk-beluk prosedur program bayi tabung secara umum
Sebenarnya seperti apa ya prosedur IVF dilakukan? Setiap klinik fertilitas mungkin memiliki kebijakan yang berbeda-beda, Ma. Namun secara garis besar, prosedur IVF dilakukan dengan tahapan berikut, seperti dilansir National Health Services UK:
- Langkah 1: Menekan siklus haid alami
Calon Mama akan diberi obat untuk menekan siklus haid alami. Langkah ini dilakukan supaya obat-obatan yang digunakan pada tahap perawatan selanjutnya bisa bekerja lebih efektif.
- Langkah 2: Meningkatkan jumlah sel telur
Setelah siklus haid alami ditekan, Mama akan diberi tambahan hormon kesuburan yang disebut follicle stimulating hormone (FSH). Biasanya hormon diberikan dalam bentuk suntikan harian, selama periode 10 hingga 12 hari. Tambahan FSH dapat meningkatkan jumlah sel telur yang diproduksi ovarium. Ini berarti akan lebih banyak sel telur dapat dikumpulkan dan dibuahi. Dengan lebih banyak sel telur yang dibuahi, klinik memiliki pilihan embrio yang lebih banyak untuk digunakan dalam perawatan selanjutnya.
- Langkah 3: Mengamati secara berkala
Klinik akan mengawasi kondisi kesehatan Mama selama periode perawatan. Mama juga akan melakukan pemindaian ultrasound vagina untuk memantau indung telur dan mungkin diperlukan tes darah dalam beberapa kasus. Sekitar 34 hingga 38 jam sebelum sel telur dikumpulkan, Mama akan mendapatkan suntikan hormon terakhir yang membantu mematangkan sel telur.
- Langkah 4: Proses pengumpulan sel telur
Melalui proses anestesi, sel telur akan dikumpulkan menggunakan jarum yang melewati vagina dan masuk ke setiap indung telur di melalui pengamatan ultrasound. Prosedur ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.
- Langkah 5: Sel telur dibuahi
Sel telur yang dikumpulkan kemudian akan disatukan dengan sperma di laboratorium. Setelah 16 hingga 20 jam, komponen ini akan diperiksa lebih lanjut secara berkala. Sel telur yang dibuahi (embrio) akan terus tumbuh di laboratorium hingga 6 hari sebelum akhirnya dipindahkan ke dalam rahim. Nantinya, sekitar satu atau dua embrio terbaik akan dipilih untuk ditransfer. Setelah pengumpulan telur, Mama akan diberikan obat hormon untuk membantu mempersiapkan lapisan rahim guna menerima embrio.
- Langkah 6: Proses transfer embrio
Beberapa hari setelah sel telur dikumpulkan, embrio ditransfer ke dalam rahim. Proses ini dilakukan dengan menggunakan tabung tipis yang disebut kateter, yang masuk ke dalam vagina. Prosedur ini mirip dengan tes skrining serviks, jadi Mama biasanya tidak perlu anestesi.
Nah, demikian informasi tentang proses IVF. Jangan lupa untuk selalu bertanya dan berdiskusi dengan dokter saat melakukan tindakan apapun selama program ini ya, Ma. Ini untuk menghindari adanya kekeliruan seperti yang terjadi dalam kasus di atas.
Baca juga:
- 5 Hal yang Perlu Diketahui Ketika Ingin Program IVF di Malaysia
- 3 Fakta Tentang Morula IVF yang Berhasil Membuat 5 Artis Ini Hamil!
- Penelitian Terbaru Menyoroti Dampak Akupuntur Pada Keberhasilah IVF